Bertemu Dee di Festival Buku Saya Suka Baca



Festival Buku Saya Suka Baca
Festival Buku Saya Suka Baca UB Press 2015

Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis UB yang ke 51, UB Press mengadakan event bertajuk Festival Buku Saya Suka Baca. Rangkaian agenda yang dihelat dalam event yang keren ini antara lain lomba UB Digital Ambassador Contest, Lomba Essay tentang UB dalam bahasa Indonesia dan Inggris, launching kerjasama UB Press dengan moco.co.id dan talkshow literasi dengan bintang tamu Dewi Dee Lestari.

 
Sebagai seorang staff yang gaul, fungkeh dan berdedikasi (pembaca langsung muntah berjamaah) saya pun tergerak untuk mengikuti event keren tersebut. Selain itu juga hadiahnya bikin mupeng banget, tab dan smartphone! Dua lomba yang saya ikuti yaitu UB Digital Ambassador Contest dan Lomba Essay UB dalam bahasa Indonesia. Untuk lomba pertama para peserta diharuskan sharing content di akun-akun social media tentang UB dengan tema-tema tertentu tiap minggunya. Semacam social media campaign-nya UB gitu deh. Sayang saya kurang beruntung karena hanya bisa bertahan sampai babak 15 besar. Tahu diri juga sih karena saya tidak intens posting konten setiap hari dan setiap menit seperti peserta lainnya. Selain sibuk dengan urusan kerjaan (pencitraan detected) saya juga sungkan sama teman-teman di FB jika saya banjiri dengan postingan tentang UB mulu.
Gagal di UB Digital Ambassador Contets tak membuat saya patah semangat, saya segera menulis untuk diikutkan dalam lomba essay. Tema yang diberikan panitia adalah: “Kiprah UB Menuju Daya Saing Asia.”  Saya memutuskan untuk menuliskan tentang gebrakan UB yang memberikan kesempatan bagi para remaja difabel untuk belajar di UB dengan judul: Mewujudkan Difabel Corner di Perpus UB. Saya baru kali itu menulis essay, apalagi yang temanya berat dan non popular sehingga agak kesulitan menyelesaikannya. Tapi Alhamdulillah saya berhasil merampungkan essay tersebut dan menyetorkan ke panitia sehari sebelum deadline. Ikhtiar sudah dilakukan, sekarang tinggal berdoa dan menunggu pengumuman pemenangnya pada tanggal 28 April 2015.

Hari H yang Mendebarkan


Begitu tahu kalau yang menjadi bintang tamu dalam talkshow Festival Saya Suka Baca adalah Dewi Dee Lestari saya langsung excited, apalagi sebelumnya sempat membaca postingan Mbak Dewi Rieka saat mengikuti coaching clinic with Dee sukses bikin saya mupeng. Jauh-jauh hari saya sudah mengambil tiketnya di kantor UB Press biar tidak lupa. Pun saya juga sudah menyiapkan buku terbaru Dee yaitu Supernova Gelombang untuk saya mintakan tanda tangan padanya. Dasar pikun, pas hari H saya malah lupa dimana menyimpan tiketnya, untung deh saya kenal baik dengan para staff UB Press sehingga dikasih tiket lagi he he he.
Saya datang ke acara Festiva Saya Suka Baca dengan teman-teman kantor. Saya sempat mengernyitkan dahi ketika melihat penyambutan di pintu masuk yang begitu formal seperti acara-acara resmi UB, maklum sih karena Pak Rektor juga hadir dalam acara ini. Untung deh keformalan itu sedikit terkurangi oleh adanya photo booth yang disediakn khusus buat para peserta yang suka selfie atau grufie seperti yang menulis artikel ini :P


Festival Buku Saya Suka Baca UB Press 2015

Festival Buku Saya Suka Baca UB Press 2015

Festival Buku Saya Suka Baca UB Press 2015

Sayang keinginan saya untuk mendapatkan tanda tangan Dee harus sirna karena pihak panitia mengatakan bahwa pada acara talkshow nanti tidak ada sesi book sign apalagi foto bareng Dee. Bagi yang menginginkan tanda tangan di buku-buku Dee harus menyetorkan bukunya tiga hari sebelum hari H. Oalah ternyata saya yang kudet sehingga harus gigit jari.
Seperti acara-acara formal di kampus, Festival Saya Suka Baca dibuka dengan sambutan Pak Rektor lalu setelah itu diselingi dengan tarian-tarian oleh Budi Ayuga Dancer. Karena keasyikan grufie kami nggak kebagian tempat duduk di depan, tapi untung masih bisa tertolong dengan big screen yang dipasang di sisi kanan dan kiri panggung meski gambarnya kurang bagus juga sih *ngritik mulu dari tadi kerjaan lo Wan*
Acara yang ditunggu-tunggu pun tiba yaitu pengumuman pemenang lomba-lomba yang diadakan UB Press. Satu per satu nama pemenang dipanggil dan yaa saya harus legowo karena sampai pemenang tiga lomba diumumin nama saya tidak dipanggil sama sekali wekekeke. Mungkin essay saya kurang cocok dengan temanya. Yang beruntung tuh temen kenalan dari rektorat yang duduk di sebelah saya yaitu Alvan, dia menang juara ke 3 dan pemenang favorit Digital Ambassador Contest.

 
Festival Buku Saya Suka Baca UB Press 2015
Alfan, sebelah kiri, berhasil jadi Juara 3 dan Favorit
Setelah pengumuman pemenang lomba, acara dilanjutkan dengan talkshow. Yang pertama adalah talkshow tentang kerjasama UB Press dengan moco.co.id. Moco ini adalah sebuah aplikasi social media berbasis buku, dimana para penggunanya bisa berinteraksi dengan orang-orang yang membaca buku yang sama dengannya atau bisa saling bertukar informasi tentang buku-buku terbaru. Penggunan juga bisa mendowload e-book di aplikasi moco ini. Bagi yang tertarik bisa mendownload aplikasi moco di Google Play.

Sempat galau juga karena talkshow bersama Dee nggak kunjung dimulai sementara jam sudah menunjukkan pukul satu siang, saya nggak enak sama rekan kerja yang saya tinggalkan di kantor. Untungnya kegalaun saya langsung sirna ketika melihat Ibu Suri muncul dari balik panggung, lebay banget yak.
Seperti biasa, Dee tampil penuh kharisma dan menawan hati para audience. Nilai plus yang tidak pernah lepas dari Dee adalah meski statusnya sebagai penulis best seller, singer dan seleb namun penampilan Dee tidak menor atau berlebihan. Ibu Suri berdandan secukupnya, mengikat rambut sebahunya ke samping namun tetap cantik dan keluar inner beauty-nya.

Dewi "Dee" Lestari

Dewi "Dee" Lestari

Dewi "Dee" Lestari
Di awal talkshow Dee mengatakan mengunjungi kota Malang seperti datang ke kampung halamannya, Bandung. Banyak kesamaan antara dua kota ini di mata Dee, sebagai kera ngalam saya bangga dengernya. 


Talkshow Dee Festival Saya Suka Baca


Talkshow yang dipandu sepasang moderator ini berlangsung dengan akrab dan informatif, mereka pandai mengoreki ilmu tentang dunia kepenulisan melalui pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada Dee. Meski hanya setengah jam namun banyak sekali ilmu yang bisa didapat. Berikut saya rangkumin tips menulis dari Dewi “Dee” Lestari sebatas yang saya dengar ya.
  • Dee suka menulis sejak kelas 5 SD dan pernah mengirimkan cerpen ke majalah namun ditolak. Jadi karier menulis Dee tidak dimulai dadakan, menulis Supernova trus jadi best seller. Semua penulis itu melalui proses, mereka yang mau disiplin dan tak mengenal menyerahlah yang akan sukses. *selfreminder*
  • ·         Dalam membuat nama untuk para tokoh Dee punya rule: harus dipikirkan benar-benar apa artinya dan sesuai dengan konsep cerita. Saya akui nama-nama tokoh dalam novel Dee itu tidak hanya bagus namun unik dan bermakna, misal dalam Supernova Akar tokoh utamanya adalah Bodhi, sesuai dengan latar belakang tokohnya yang dibesarkan di sebuah vihara. Dalam Supernova Petir nama tokoh utamanya Elektra yang punya kekuatan elektris.
  • ·         Menulis itu seperti melatih otot, semakin sering dilatih maka otot kita akan semakin kuat dan besar. Begitu juga dengan menulis, jika tidak pernah dilatih maka akan semakin lemah. Dee yang notabene penulis best seller tidak gengsi ikutan workshop menulis lho trus dia juga tidak keburu merasa puas dengan pencapaiannya. Nggak heran ya jika makin hari karya-karya Dee makin berbobot dan semakin banyak yang difilmkan.
  • ·         Tulislah apa yang menggelitik pikiran kita dengan begitu kita akan mempunyai passion dan semangat untuk observasi dalam rangka memperkuat bobot tulisan kita. Tulislah apa yang ingin kalian baca, jika kalian tidak menemukan buku yang sesuai selera kita maka itu menjadi tugas kita untuk menulisnya. Supernova lahir dari kegelisahan spiritualitas yang Dee rasakan, pertanyaan-pertanyaan Dee terwakili melalui tokoh Dimas dan Ruben.
  • ·         Menulis novel membutuhkan strategi dan deadline yang pasti, pergunakan teknik mind maping dan pecah-pecah menjadi target yang pendek. Sehingga perjalanan panjang dalam menulis novel tidak akan terasa menjemukan dan melelahkan. Deadline itu sebenarnya berkah buat penulis, jika tidak ada deadline maka suatu karya tidak akan pernah selesai. Apalagi jika penulisnya seorang yang perfeksionis maka dia akan terus-menerus mengedit karyanya.
  • ·         Pemilihan kata itu kembali pada gaya masing-masing penulis. Kebetulan Dee basic-nya adalah musik sehingga dia selalu berusaha menyusun kalimat yang berirama. Dee punya kebiasaan membaca naskahnya dengan bersuara (tidak dalam hati maksudnya) sehingga bisa mengetahui apakah kalimat yang ditulisnya itu apakah kepanjangan atau sudah enak didengar dan wajar.
  • ·         Menulis itu seperti menggalih diri sendiri. Wajar jika kita pada awalnya terpengaruh style menulis penulis lain nanti seiring dengan bertambah jam terbang menulis maka kita akan menemukan style kita sendiri.

Sehabis talkshow ada game dari panitia acara yaitu di bawah salah satu kursi pengunjung terdapat satu buku Dee, siapa yang beruntung dia akan mendapatkan tanda tangan dari Dee. Pengunjung langsung heboh deh meraba-raba bagian bawah kursi masing-masing. Tak lama seorang cewek baju putih dan cewek jilbab hitam mengacungkan buku Dee, mereka berdua pun langsung disuruh naik ke panggung. Saya sempat ingin main curang dengan pura-pura dapat hadiah buku Dee namun urung saya lakukan karena tengsin jika nanti ketauan panitia. 


Talkshow Dee Festival Saya Suka Baca

Si cewek baju putih paling heboh deh, dia yang pertama naik ke panggung. Trus setelah bukunya ditanda tangani oleh Dee, dia minta tolong kepada moderator untuk memotretnya. Kontras banget dengan cewek jilbab hitam yang kalem di sebelahnya. 


Talkshow Dee Festival Saya Suka Baca


Belakangan saya tahu dari teman saya yang memotret jalannya acara dan panitia UB Press kalau si cewek baju putih nan heboh itu curang, buku yang dimintakan tanda tangan itu bukan hadiah game namun bukunya sendiri. Damn! Tau gitu saya ikutan maju deh kemarin he he he. Ya begitulah, seringkali fans bisa bertindak nekat demi sang idola.
Meskipun saya tidak beruntung dalam dua lomba UB Press dan tidak bisa mendapatkan tanda tangan serta foto bareng Dee namun saya tetap berikan apresiasi yang tinggi buat UB Press yang sudah mengadakan acara Festival Saya Suka Baca yang keren ini. Semoga ke depannya UB Press makin jaya dan sering-sering ngadain lomba menulis dan talkshow dengan bintang tamu penulis-penulis terkenal di Indonesia, aamiin.



NB:
Thanks to Anisti dan Christina yang sudah memberikan fotonya kepada saya untuk dipakai dalam blog ini.


16 comments

  1. Wah, untung mas Ihwan gak ikut-ikutan maju ke depan. Kebayang malunya, soalnya pasti ketauan kan? Lha pasti ketauan lah, panitianya cuma naroh 1 buku di satu kursi penonton, kok yang maju dua orang, apalagi kalau namah dirimu yang maju, kan jadi tiga, jangan-jangan malah jadi konyol di depan panggung, hahaa.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wakakakaka, saya dulu udah pernah foto bareng dan semua buku Dee udah ditandatangani olehnya sehingga kemarin itu saya masih bisa berpikir logis dan nggak nekat. Semoga next time ada jodoh untuk bertemu Dee lagi.

      Delete
  2. Mantap... bisa ketemu sama penulis buku yang sukses.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah Mas, semoga bisa ketularan suksesnya juga.

      Delete
  3. acaranya pasti seru ya mas? semangat terus ya :)

    ReplyDelete
  4. keren mas bisa punya kenalan dengan penulis gtu, langsung dapat tips-tipsnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau kenal secara personal enggak atau belum sih Mas, hanya dulu pernah interaksi di twitter he3

      Delete
  5. Yah si putih curang :(
    Zahra paling suka ini: menulislah yang ingin kita baca! :)

    Oya nama tokoh di supernova itu mewakili judulnya ya. Kaya di Petir, tokohnya elektra, di Partikel : Zarah, di Gelombang: Alfa.

    Ah Dee top banget. Aku juga pengeeen banget ketemu sama beliau. Tks infonya mas ihwan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak Zahra sendiri kalau jadi penulis buku mau nulis tentang apa neh?
      Iya bener, setiap tokoh utama punya nama yang bener-bener menggambarkan isi ceritanya.
      Semoga ada jodoh ya bertemu dan menimba ilmu dari beliau, aamiin.

      Delete
  6. Aku pernah beruntung menang undian gitu pas Trinity dan Ahmad Fuadi datang. Kalo yang dapetin buku + tanda tangan itu mas Fuadi, seneeeng :D

    Dee itu auranya emang beda banget. Cantik, ramah dan senyumnya sangat tulus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kamu beruntung Yan, aku tiap kali hadir di acara bedah buku atau book sign nggak pernah dapat, ya iya gimana mau dapat pas giliran tanya jawab masih bingung mau tanya apa saking terseponanya ketemu penulis idola :D
      Iyap, setuju. Beruntung banget deh itu Mas Indra Gunawan, eh siapa nama suaminya yang sekarang? Lupa aku :P

      Delete
  7. moderator ceweknya siapa ya? kayak pernah lihat
    cewek berjilbab hitam juga kaak pernah lihat..hmmmmm sepertinya teman fb

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku lupa Zen he he he
      Masa sih, dunia memang sempit.

      Delete

Popular Posts