Sensasi Kuliner Oriental di Noodle House & Kitchen Malang




Noodle House & Kitchen Malang

Siang itu saya membaca sebuah kuis yang diadakan oleh Noodle House & Kitchen Malang di grup Malang Kuliner.  Hadiah kuisnya adalah voucher sebesar Rp.100.000. Kuisnya gampang sekali, para anggota MaKul diminta menjawab pertanyaan dari NHK Malang berikut ini:

1.Kalo makulers mau cari tempat untuk makan yang diutamakan suasananya atau rasa makanannya? jangan lupa berikan alasannya yaa
2.Siapa yang makulers ajak untuk makan di Noodle House & Kitchen kalau menang kuis ini? berikan alasannya

Saya kemudian iseng ikutan kuisnya. Nothing to loose sih, hanya pengin ngeramein saja. Namun sengaja saya mencantumkan nama blog Keluarga Biru agar berbeda dari jawaban peserta yang lain, siapa tahu bisa menarik perhatian admin he he he modus.com

Kuis Noodle House & Kitchen Malang


Sore harinya saya iseng ngecek thread kuis tersebut, eh ternyata sudah ada pengumuman pemenangnya. Dan saya membaca nama saya di situ, Alhamdulillah.
Sesuai instruksi di pengumuman pemenang, saya lalu mengkirimkan data diri ke Admin NHK yaitu Mas Dendy. Yang dikasihkan adalah nama lengkap dan nomer identitas yang masih berlaku. Untuk vouchernya harus dipakai untuk makan di tempat dan dikasih waktu seminggu untuk mempergunakannya.

Naah, hari Selasa tanggal 2 Juni 2015 itu kan tanggal merah, Mama Ivon pas nggak masak. Saat malam hari dia bilang mau masakin mie saja untuk makan malam. Trus saya teringat dengan voucher tersebut. 

“Ngapain rempong masak malam-malam, mending kita pakai saja voucher itu sekarang.”
“Oh iya-iya, oke sip!”

Kami bertiga lalu segera bersiap-siap dan segera meluncur ke Noodle House & Kitchen Malang. Salah satu barang yang kami bawa adalah kamera prosumer, senjata utama kami jika sedang wisata keluarga atau pun wisata kuliner. Sebagai sepasang food blogger dan travel blogger wannabe, kehadiran kamera adalah hal mutlak yang tidak boleh ditinggalkan. Kami bisa mati gaya atau galau deh kalau sampai tidak bawa kamera, apalagi saya sudah berjanji pada Mas Dendy kalau akan mereview NHK Malang jadi foto-fotonya harus cakep dong.

Noodle House & Kitchen Malang


Noodle House & Kitchen Malang terletak di Jalan Raya Langsep No.28, hanya lima menit dari rumah kami. Kami sering melewatinya jika bepergian namun belum ada niatan untuk wiskul di sana. Mama Ivon yang biasanya paling semangat ngajak wiskul juga adem-ayem saja. Selidik punya selidik ternyata Mama Ivon pernah melihat di fanpage NHK Malang ada menu yang menggunakan bahan non halal.

Setelah saya sharing kebahagiaan saya dapat voucher dari Noodle House di sosmed, ada salah satu teman saya yang inbox. Dia sebenarnya tertarik untuk wiskul di sana namun ragu dengan status kehalalan makanannya. Dia lalu minta tolong untuk menanyakan hal itu jika kami akan wiskul ke sana.
Saya segera menanyakan hal itu kepada Mas Dendy. Beliau menjawab jika di NHK Malang memang ada menu yang non halal namun bagi pengunjung muslim bisa memesan menu yang halal. Saat akan memesan bisa bilang kepada pramusaji agar menunjukkan menu apa saja yang halal.


Saat kami tiba di Noodle House hanya ada satu mobil di area parkirnya. Biasanya jika kami lewat area parkirnya selalu dipenuhi mobil-mobil, apalagi jika malam minggu. Pihak NHK bahkan menyediakan layanan free valet parking demi kenyamanan para pengunjungnya.
Kami berjalan menuju meja kasir dan memberitahukan kepada mbak kasir jika saya adalah pemenang kuis NHK. Kasir yang melayani kami malam itu adalah Mbak Devi, kami diminta menunggu sebentar untuk proses administrasinya. Sambil menunggu, saya melihat-lihat interior Noodle House. Dominasi warna putih dan warna hijau mudah memberikan kesan simple dan elegan. Pemilihan meja dan kursinya semakin menguatkan kesan tersebut.

Noodle House & Kitchen Malang


Noodle House & Kitchen menerapkan konsep open kitchen sehingga pengunjung bisa memastikan bahwa bahan makanan yang dipesan masih segar dan bisa melihat langsung proses memasaknya. Untuk itu dapur diletakkan tepat di samping kasir, berada tak jauh dari pintu masuk. Agar lebih menarik, di atas dapur dipasang foto-foto makanan yang mengundang selera. 


Open Kitchen di Noodle House & Kitchen Malang


Perhatian saya tertuju pada hiasan berupa gambar kambing di dinding, kalau tidak salah menurut penanggalan Cina, tahun 2015 ini adalah Tahun Kambing Kayu. Nuansa oriental makin kental dengan adanya pajangan pohon yang dilengkapi dengan angpau di depan pintu masuk. 

Noodle House & Kitchen Malang


Mbak Devi sempat keliru mengira kami akan mengambil voucher berupa uang cash, lalu kami beritahu jika akan mempergunakan voucher itu untuk makan di situ. Salah satu pramusaji lalu mengantarkan kami menuju bagian dalam restoran.
Bagian dalam restoran masih senada dengan bagian depan, hanya saja areanya lebih luas dan lapang. Waktu itu ada satu keluarga besar yang sedang bersantap malam, sedangkan di sudut ruangan ada keluarga kecil seperti kami yang menunggu pesanan. Kami lalu mengambil tempat duduk di tengah-tengah, di kursi empuk yang melekat di dinding.


Noodle House & Kitchen Malang

Noodle House & Kitchen Malang


Pramusaji memberikan buku menu pada kami. Tak lupa kami bilang untuk dipilihkan menu yang halal. Pramusaji memberikan beberapa altrenatif menu, setelah memilih dan memilah kami pun memesan menu Yammie Ayam Jamur dan Baby Kailan Cah Sapi plus dua porsi nasi putih. Untuk minumnya kami pesan dua lemon tea saja.


Noodle House & Kitchen Malang

Tak butuh waktu lama untuk menikmati pesanan kami. Sajian menu yang menggoda membuat kami segera memulai santap malam kami. Yammie Ayam Jamur menjadi sasaran pertama lidah saya. Mienya dimasak dengan bumbu yang lezat dan pas banget. Tekstur mienya juga pas, tidak sampai under cook apalagi over cook. Yang paling saya suka adalah jamurnya, rasanya gurih. Aim suka sekali dengan mienya, sambil bermain-main dia menyantap mie dari suapan tangan saya.

Yammie Ayam Jamur


Beralih ke Baby Kailan Cah Sapi. Dagingnya sapinya looks delicious, terasa lezat dan empuk ketika saya menggigitnya. Lagi-lagi saya suka dengan cara memasak sayurnya, tampilan kailannya masih segar namun ketika digigit terasa renyah, kres-kres, sukaa deh. Mama Ivon setuju dengan pendapat saya, dia bilang kailan yang dipakai pasti kailan yang berkualitas bagus sebab beda sekali rasanya dengan kailan yang selama ini dia beli. Untuk minumannya nggak perlu komen lagi, cocok untuk menggelontor minyak dan lemak yang ada di lidah dan tenggorokan kami.

Baby Kailan Cah Sapi

Baby Kailan Cah Sapi

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, tanda bagi kami untuk menyudahi acara makan malam kami yang berkesan di Noodle House & Kitchen. Maklum, Mama Ivon besok masih ada pesanan kue jadi tidak bisa keluar lama-lama. Setelah mengemasi semua barang kami pun menuju ke meja kasir untuk mengucapkan terimakasih dan berpamitan pada Mbak Devi. 

Nah kemarin, Mas Dendy mengirimkan pesan di FB. Dia menanyakan apakah saya sudah ke Noodle House & Kitchen apa belum. Mas Dendy bilang kalau sekarang Noodle House & Kicthen Malang sudah no pork alias tidak menggunakan bahan makanan yang mengandung babi. Hal ini dilakukan karena banyak permintaan untuk meniadakan menu babi sehingga warga Malang yang muslim tidak perlu ragu dan tenang jika bersantap di Noodle House & Kitchen Malang.

Saya sangat senang dan mengapreasiasi sekali langkah yang diambil manajemen Noodle House & Kitchen Malang ini, mengingat mayoritas warga Malang adalah muslim dan lokasi NHK Malang sendiri berseberangan dengan Masjid Al-Ikhlas, Raya Langsep. Semoga review saya ini bisa memberikan informasi yang positif bagi para pecinta wisata kuliner di Malang tentang alternatif wisata kuliner oriental yang halal di Malang.


20 comments

  1. Foto makanan dan restonya manaaa? :D Udah siap2 kanebo buat lap iler eh ga jadi :p

    Trims info kulinernya. Oh ya selamat ya menang dapat voucher :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe maaf upload belakangan Mbak, yang penting header udah ada dulu fotonya biar bisa ngeksis duluan :P
      Sama-sama Mbak, makasih.

      Delete
  2. Jadi pengen nge-mi niih... :)
    Alhamdulillah.. jadi lega ya, Wan kalo udah dipastiin halal gitu restonya. Hehehe..
    Aku kemana-mana juga selalu bawa kamera, yaaa namanya juga #travelerpemula :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo bikin mie sendiri aja Dee.
      Iya lega dan makannya juga nggak was-was lagi.
      Aah kamu terlalu merendah :P

      Delete
  3. Replies
    1. Monggo main ke Malang lagi Mbak, sekarang makin keren lho.

      Delete
  4. keren buanget reviewnya, lengkap-kap kap kap..... sukses terus keluarga biru

    ReplyDelete
  5. Kamera Memang penting, nggak sekedar narsis, juga menangkap moment penting. Kalau para blogger buat menunjang pekerjaan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali Mbak, untung dulu Mama Ivon ngebet pengin beli kamera prosumer buat nunjang aktivitas ngebaking n ngeblognya. Eh ternyata berguna saat wiskul n travelling.

      Delete
  6. Looksss Yummyyy... #kode lapar mata ,, mienya enaakk yaa sepertinyaaa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Enak Mbak, apalagi malam hari di Malang dingin jadi pas makan mie yang panas-panas.

      Delete
  7. Mienya bikin laper~~ salah nih baca tulisan ini jam 4 sore gini XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waktunya pulang dan makan masakan istri tercinta Mas Fahmi :-P

      Delete
  8. aku juga pake prosumer mas :D
    baby cailan adalah menu wajib untukku di resto china. sukaaaakkkk (pake k)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Enak ya pakai prosumer, pengoperasiannya kayak kamera digital tapi hasilnya mendekati DSLR.
      Aku dulu nggak tahu apa itu baby kailan, istriku yang mengenalkan sayuran enak itu.

      Delete
  9. Kemana2 memang rugi ya kalau gak bawa kamera... gak bisa dapet foto2 keren ketika sdg travelling...gak bisa mengambil momen seru yg akan menjadi kenangan sepanjang masa...

    ReplyDelete
  10. Padahal yg sedikit2 kecampur yg ngak halal itu enak banget lho rasa nya hua hua hua

    ReplyDelete
  11. Travel writer atau bloger memang harus bawa kamera kemana mana, Setiap saat setiap moment bisa kita tulis dalam blog kita. tentu saja yang memebawa manfaat bagi pembaca. Mau dong ditraktir disini.... :)

    ReplyDelete
  12. thanks keluarga biru untuk reviewnya. Saya sependapat... beberapa kali saya makan disana bersama keluarga. Mienya enak, overall saya suka makanannya, harganya pun pas di kantong... :)

    ReplyDelete

Popular Posts