Masjid Agung Jami' Malang yang Mustajabah

Berikut adalah artikel saya tentang Masjid Agung Jami Malang yang dimuat di harian Kedaulatan Rakyat. Saya upload versi aslinya sebelum diedit oleh redaksi.



Masjid Agung Jami' Malang


Deretan sepeda motor dan mobil berjajar rapi di sepanjang Jalan Merdeka Barat, Malang. Para pria, remaja dan anak laki-laki tampak menyemut menuju satu titik. Dengan pakaian muslim terbaik yang dimiliki dan minya wangi yang menyelimuti badan mereka bergegas melaksanakan kewajiban sebagai muslim. Itulah pemandangan yang selalu terjadi pada hari Jumat di depan Masjid Agung Jami Malang.

Hari itu saya sengaja tidak sholat Jumat di rumah seperti biasanya, ada kerinduan yang menggerakkan hati ini untuk menunaikan sholat Jumat di Masjid Agung Jami’ Malang. Masjid yang berdiri tahun 1890 Masehi ini memang mempunyai magnet yang luar biasa, tidak hanya bagi warga Malang namun juga luar kota Malang. Masjid ini dipercaya sebagai satu dari 3 masjid tua di Propinsi Jawa Timur yang dianggap sebagai tempat Mustajabah yaitu tempat dimana doa doa dari hamba-hamba yang beriman akan dikabulkan oleh Allah Subhanahuwata’ala. Dua masjid lainnya adalah Masjid Ampel Surabaya dan Masjid Jami’ Pasuruan.

Masjid Agung Jami' Malang



Menurut prasasti kuno yang ada, Masjid Agung Jami’ dibangun dalam dua tahap. Tahap pertama dibangun tahun 1890 M, kemudian tahap kedua dimulai pada 15 Maret 1903 dan akhirnya selesai pada 13 September 1903. Masjid Jami’ Malang memiliki dua gaya arsitektur yaitu Arsitektur Jawa dan Arsitektur Arab. Gaya Arsitektur Jawa terlihat pada bangunan asli masjid yang berbentuk bujur sangkar, berstruktur baja dengan atap tajug tumpang dua. Atap tajugnya ditopang oleh tiang berjumlah 20 buah sebagai simbol 20 sifat wajib Allah Subhanallahu wa ta’ala dan 4 tiang besar di depan sebagai simbol 4 sifat Nabi Muhammad. Sedangkan gaya Arsitektur Arab bisa kita lihat dari bentuk kubah pada menara masjid dan juga konstruksi lengkung pada bidang-bidang bukaan pintu dan jendela. Selain itu terdapat kaligrafi yang bertuliskan nama para sahabat nabi dan khalifahnya.



Renovasi

Seiring dengan berkembangnya zaman dan makin membludaknya jumlah jamaah, Masjid Agung Jami’ Malang mengalami renovasi beberapa kali. Renovasi pertama terjadi pada tahun 1947 dimana perubahan yang sangat besar terjadi pada bentuk fasade-nya (tampilan depan). Serambi masjid yang semula terbuka kemudian ditutup dengan dibangun tembok pembatas yang tidak tinggi dengan bukaan yang terbentuk dari lengkungan setengah lingkaran yang ditopang oleh kolom-kolom kecil dan semakin rapat. Lalu pada tahun 1950 terjadi bencana alam yaitu meletusnya gunung Agung di Bali yang mengakibatkan terjadinya gempa yang cukup besar dan menyebabkan kerusakan pada bagian masjid. Adapun renovasinya dilakukan pada bagian serambi lagi, peil lantai ditinggikan, bangunan tambahan di serambi diubah detail relief dindingnya, ditambahkan lengkung/arch yang hampir meruncing di bagian depan sebagai gerbang masuk dan seluruh kubah diganti dengan kubah alumunium/logam yang dipesan dari kota Yogyakarta, pada periode ini juga dilakukan perluasan dengan dibangunnya tempat wudhu di bagian selatan masjid, ruang pertemuan serta ruang administrasi masjid di lantai atasnya.

Pada tahun 1984 masjid Jami’ diperluas kembali ke bagian utara dengan dibangunnya bangunan penunjang berlantai 4 termasuk 1 lantai semi basement untuk tempat wudhu wanita, tempat penitipan sepatu/sandal/tas, tempat KM/WC, ruang sholat dan kantor dan perpustakaan. Di belakang bangunan induk terdapat sebuah bangunan taman-kanak-kanak dan tempat KM/WC wanita.

Masjid Agung Jami' Malang



Perubahan luasan masjid yang besar terjadi pada renovasi tahun 1997, yaitu penambahan 2 lantai sepanjang serambi selatan timur dan utara dan koridor yang menghubungkan masjid dengan 2 bangunan penunjang di selatan dan utara. Pilar-pilar besar berdiameter 60 dimunculkan di serambi atas. Gedung penunjang di bagian selatan yang yang berfungsi sebagai tempat shalat dibangun 3 lantai keatas setinggi gedung penunjang di bagian utara untuk menjaga kesimetrisan bangunan. Dinding bagian fasade ditinggikan berikut ketinggian 2 menaranya. Material kubah diganti dengan beton dan diolah sehingga menimbulkan tekstur geometris. Warna dinding dan ornamen keseluruhan bangunan disamakan (monokrom hijau) sehingga menciptakan kesatuan di seluruh bagian bangunan. Menara semakin ditinggikan hingga mencapai 41 meter, dengan tiga balustade berwarna putih, dipadukan dengan pola geometris yang senada dengan pola dinding fasade dan kubah.

Masjid Agung Jami' Malang



Fasilitas 


Masjid Agung Jami' Malang


Wajah dan badan yang tadi terasa panas dan gerah karena sinar matahari kini telah terasa segar oleh air wudlu. Air yang dipergunakan di Masjid Agung Jami’ Malang ini berasal dari sebuah sumur bor artesis sedalam 205 meter. Sumur artesis tersebut sudah mengeluarkan air sendiri meski tanpa menggunakan pompa dengan debit mencapai 15 liter per detik. Berdasarkan hasil uji oleh PDAM kota Malang, air dari sumur artesis ini memenuhi syarat untuk langsung diminum. Air itu mengandung alkalinitas (Ph) 273.31, kandungan total dissolved water (TDS) mendekati kandungan TDS air zam-zam. TDS air artesis Masjid Jami’ sebesar 437 sedangkan air zam-zam 430 TDS. Selain untuk aktivitas di masjid, air artesis ini juga dikemas menjadi minuman mineral siap konsumsi dengan merk Q-Jami’. Q-Jami’  kini sudah dikonsumsi oleh warga Malang, baik untuk konsumsi pribadi maupun saat ada acara-acara penting.

Masjid Agung Jami' Malang


Sebagai sentra kegiatan spiritual di Malang dan destinasi wisata religi wisatawan dari luar Malang, Masjid Agung Jami’ Malang melengkapi diri dengan beberapa fasilitas. Di lantai dua gedung penunjang bagian utara terdapat perpustakaan masjid yang menyediakan kitab-kitan dan buku-buku Islami. Lalu untuk menunjang kegiatan dakwah Islam dan sumber informasi, Masjid Agung Jami’ Malang mendirikan sebuah stasiun radio bernama Madina FM 99.8. Bagi para pengunjung yang ingin mengamankan sepatu, tas dan barang-barang berharga saat sholat bisa menitipkannya di loker yang tersedia di bagian utara dan selatan. Bagian utara diperuntukkan bagi jamaah wanita sedangkan bagian selatan untuk jamaah pria. Untuk lahan parkir tidak disediakan area khusus, jamaah bisa memarkir kendaraannya di depan halaman masjid yaitu di sepanjang Jalan Merdeka Barat.



Kegiatan Dakwah 


Masjid Agung Jami' Malang


Masjid yang berdiri megah dan mewah tidak akan ada artinya di hadapan Allah dan Rasul jika di dalamnya tidak ada kegiatan dakwah yang dijalankan. Hal ini disadari sepenuhnya oleh Takmir Masjid Agung Jami’ Malang, untuk itulah diselenggarakan pengajian umum secara rutin berupa kuliah subuh setiap hari dan pengajian ba’dal Magrib yang diisi oleh para kyai-kyai ternama kota Malang. Kegiatan remaja masjid di Masjid Agung Jami’ Malang ini juga cukup semarak, mulai dari TPA, perkumpulan shalawat Nabi hingga penyelenggaraan peringatan hari-hari besar Islam seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj dan Tahun Baru Islam.

Di bulan Ramadhan kegiatan dakwah di Masjid Agung Jami’ Malang semakin meningkat. Pengajian rutin berupa kuliah subuh setiap hari, pengajian ba’dal Maghrib dipindahkan ke Ba’dal Ashar (mendekati waktu berbuka), pelaksanaan sholat Tarawih, tadarus Al-Quran dan sholat Witir tengah malam yang banyak diikuti oleh warga Malang dan sekitarnya. Masjid Jami’ juga menyediakan makanan berbuka gratis bagi para jamaah selama bulan Ramadhan.



Sholat Jum’at pun telah usai, para jamaah pun beranjak meninggalkan masjid untuk kembali melakukan aktivitasnya. Ada yang pulang ke rumah atau kembali ke tempat kerja. Oh iya, ada yang khas di Masjid Agung Jami’ Malang setiap kali habis sholat Jum’at yaitu sebuah pasar dadakan yang diadakan di Alun-Alun Kota Malang yang berada di seberang jalan. Di sana banyak sekali pegadang berkumpul menjual barang-barang untuk para jamaah pria seperti baju taqwa (baju koko), sarung, kopiah, surban, minyak wangi. Ada juga yang menjual baju, sepatu, sandal hingga obat-obatan herbal khas pria. Sangat seru dan menyenangkan sekali berbelanja di pasar dadakan ini karena harganya bisa ditawar dan ramah di kantong. Sayang selama dua bulan ini pasar dadakan tersebut untuk sementara ditiadakan karena Alun-Alun Malang sedang direnovasi.


Penjual Batu Akik di Masjid Agung Jami' Malang



Namun siang itu saya masih melihat satu-dua pedagang yang mangkal di tempat parkir, salah satunya menjual barang yang sedang naik daun saat ini yaitu batu akik keramat. Beberapa jamaah nampak mengerubungi penjual batu akik tersebut, saya pun tergelitik untuk ikut melihat batu mulia yang dipajang sebuah kotak. Tak lama aksi tawar-menawar pun terjadi. Sebelum saya ikut hanyut dalam pesona batu akik tersebut, saya segera menuju motor dan kembali ke kantor.




10 comments

  1. Masjidnya cakep ya, Wan.. Aku belum pernah singgah di masjid ini.. Dirimu gak ikutan nawar akik juga? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekarang harus singgah kan bisa sambil main ke Alun-Akun yang habis direnovasi.
      Pas motret itu belum kepengin punya batu akik, sekarang udah mulai tertarik namun mau beli di pinggiran takut kena tipu.

      Delete
  2. Subhanallah masjidnya. Kalau ke Malang wajib mampir ke sini :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Monggo Mbak main ke Malang dan mampir di Masjid Agung-nya.

      Delete
  3. Kog jumatan biasanya di rumah?

    ReplyDelete
  4. wahh keren arsitektur masjidnya...

    VONNYDU

    ReplyDelete
  5. entar kalo main ke malang saya mampir dah ke masjid agung nya hehe

    ReplyDelete
  6. Dulu waktu masih jadi mahasiswa, sering mampir ke masjid agung jami ini :D

    ReplyDelete
  7. Kangen sama ini Masjid, dulu habis ngemall pasti shalatnya kesini.
    Pingin batu akik kramat itu biar tulisanku tambah cetar membahan badai :)

    ReplyDelete
  8. Dimana2 akik ya haha.
    Warna hijaunya bagus ya

    ReplyDelete

Popular Posts