Naik Dokar Keliling Malioboro



Jika Anda pergi jalan-jalan ke kawasan Malioboro maka akan melihat banyak kusir yang mangkal di sana bersama dokarnya. Ya iyalah mangkal sama dokarnya, masa mau ngantar wisatawan keliling Malioboro dengan digendong. Para kusir dokar itu rata-rata memakai pakaian adat Jawa lengkap yaitu baju beskap dan belangkonnya. Tentu hal ini sangat menarik para wisatawan, terutama yang berasal dari luar Jawa apalagi luar negeri. Naik dokar dengan kusir berpakaian adat Jawa lengkap serasa dibawa kembali ke jaman dahulu kala.



Nah saat kami main ke Yogyakarta minggu lalu, kami menyempatkan diri untuk naik dokar mengelililingi Malioboro. Apalagi Aiman setiap kali melihat dokar di jalan atau melintas depan hotel dia selalu merengek minta naik. Ya udah akhirnya di hari kedua kami mengabulkan keinginannya.




Dokar yang kami naiki malam itu milik seorang pemuda asli Yogyakarta bernama Mamin. Mas Mamin ini sudah enam tahun menjalani profesi sebagai kusir dokar di Malioboro. Setiap hari dia menawarkan jasa keliling dokarnya itu mulai dari siang hingga tengah malam. Harga yang ditawarkan untuk naik dokar mengelilingi Malioboro adalah Rp.50.000. Sempat saya mencoba menawarnya namun Mas Mamin tak mengabulkannya, akhirnya daripada Aim merengek terus saya setujui saja.



Dokar yang kami naiki berjalan menyusuri sepanjang Jalan Malioboro yang padat dengan para wisatawan baik itu domestik maupun mancanegara. Mas Mamin beberapa kali membunyikan loncengnya setiap kali ada wisatawan yang menghalangi jalannya dokar. Beberapa wisatawan yang tidak mendengar suara lonceng biasanya akan terkejut-kejut manakala menoleh ke belakang tahu-tahu sudah ada moncong kuda dokar kami.




Dari Malioboro, dokar berjalan terus melewati Benteng Van De Berg. Ada patung-patung unik di pinggiran jalan yang menarik perhatian. Salah satunya adalah patung dua gajah ini. Kami juga melihat gedung-gedung tua yang masih terjaga kondisinya. Mas Mamin menerangkan kalau akan mengajak kami melihat juga kawasan Keraton namun hanya melewati saja karena sudah tutup di malam hari.



Sambil menikmati suasana malam di sepanjang Jalan Malioboro, saya mengajak Mas Mamin ngobrol. Oh iya, kuda yang menjalankan dokarnya punya nama yang cantik lho, yaitu Intan Purnama. Yang bikin kami terkejut adalah Intan sedang dalam kondisi mengandung.
“Lho Mas, kalau Intan mengandung kenapa tetap diajak narik dokar?”
“Biar nanti lahirannya lancar Mas. Tinggal beberapa hari lagi kok.”
Haduuh jadi nggak tega deh tapi mau turun juga nanggung sudah separuh perjalanan. Saya hanya bisa berdoa semoga Intan nggak kenapa-kenapa, bias gawat kalau lagi menarik dokar tahu-tahu calon anaknya mbrojol di tengah jalan.
Selain Keraton Yogyakarta, kami juga diajak mengunjungi pusat penjualan kaos Dagadu yang sudah femes itu. Wiih dari tahun ke tahun harganya semakin mihiil aja book, mending uangnya buat oleh-oleh yang lain saja bisa dapat banyak. #perhitunganbanget
Kami juga mampir ke toko penjual kue enak khas Yogyakarta yaitu bakpia, di toko itu kami membeli beberapa kardus bakpia keluarga dan teman kantor saya. Sayang saya nggak bisa memotret di dalam toko secara jelas sebab sama kasirnya tidak diizinkan jika fotonya dipublikasikan ke internet. Lha kok aneh banget, bukannya enak nanti bisa kami promosiin.




Dokar kami terus menyusuri jalanan di Yogyakarta yang tidak begitu ramai malam itu. Aim sangat senang sekali akhirnya bisa merasakan naik dokar keliling Malioboro dan sekitarnya, mana pake acara nggak mau diajak turun segala lagi. Untung deh kami bisa membujuknya. Setelah membayar ongkos dokar tak lupa saya meminta Mas Mamin berdiri di depan dokarnya untuk saya potret. Makasih ya Mas Mamin sudah mengantarkan kami dan semoga Intan nanti bisa melahirkan anaknya dengan selamat, aamiin.




8 comments

  1. Kami kemaren di Jogja juga sempat naik dokar rame2 keliling Malioboro, Wan... bocah-bocah pada seneng...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba kita bisa barengan pasti seru tuuh Aim ketemu Lala.

      Delete
  2. Saya malah belum pernah naik dokar di Malioboro :D biasanya milih naik becak atau jalan kaki saja :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini buat ngobatin rasa kepengin Aiman kok Mas. Kalau kemana-mana kami juga jalan kaki kalo dekat.

      Delete
  3. Aku yo belum pernah naik dokar itu mas meskipun udah ping suwidak rolas ke Jogja hahahaa.. *kekep dompet

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wekekeke demi anak Mbak, kasian kalo nggak diturutin.

      Delete
  4. Pernah naik dokar keliling pusat kota dan seru banget.

    Ke Jogja harus bgt beli bakpia :)

    ReplyDelete

Popular Posts