Balada Food Blogger Ala-Ala


Food Blogger Ala-Ala


Saya pertama kali tahu tentang istilah food blogger dari Mama Ivon yang kebetulan join di website Indonesian Food Blogger (IDFB). Dalam pikiran saya saat itu Food Blogger adalah blogger yang membuat suatu masakan entah berdasarkan resep sendiri atau orang lain. Setelah masakannya jadi trus difoto-fiti yang bagus. Baru kemudian diposting di blog. Meskipun sebelum menikah kadang suka eksperimen di dapur namun saya tidak pede untuk mengikuti jejak Mama Ivon. Padahal dulu sewaktu masih ngeblog di MP saya pede banget menulis tentang masakan hasil eksperimen beserta fotonya juga.

Sampai kemudian saya mengikuti sebuah lomba blog yang diadakan oleh Agya yang bekerja sama dengan IDFB. Setiap peserta diharuskan mendaftar menjadi anggota IDFB dan memposting url blog juga. Dari situlah pemahaman saya tentang seorang Food Blogger mulai mendapatkan pencerahan. Ternyata arti Food Blogger tidak sesempit perkiraan saya. Sebutan Food Blogger tidak diperuntukkan bagi mereka yang bisa memasak saja namun juga para penikmat makanan. Dan ternyata apa yang saya lakukan selama ini sudah termasuk dalam kategori Food Blogger.

Emang apa sih yang sudah saya lakukan?

Selama ini setiap kali habis makan di luar, saya selalu menuliskan pengalaman kuliner tersebut di blog. Ini memang tidak lepas dari rutinitas bulanan kami yaitu pulang kampung ke Blitar, nah ketika dalam perjalanan biasanya kami beristirahat di warung atau rumah makan. Trus kalau pas Mama Ivon nggak masak, maka kalau dompet kesayangan masih tebel kami mencoba makan di café atau rumah makan yang belum pernah kami kunjungi. Tapi kalau dompet udah tipis ya beli lauk di warung lalapan deket rumah aja.


Keluarga Biru di Dusun Telaga

Menu Ikan Bakar di Pantai Tambakrejo, Blitar

Awalnya sih tulisan-tulisan pengalaman wiskul itu seperti tidak memberikan manfaat apa-apa bagi saya, hanya sebagai bahan tulisan agar blog tetap up-date. Walaupun begitu saya tetap saja menulis, apalagi ketika ada orang yang membaca, meninggalkan komentar bahkan jadi tertarik ingin mencobanya saya jadi merasa senang. Trus kalau pas iseng-iseng cek keyword apa yang nyantol di blog, rasanya senang ketika mengetahui ada orang di luar sana yang sedang mencari referensi kuliner terbantu dengan tulisan kita. Itu adalah suntikan semangat menulis yang efektif.

Gaul dengan blogger di IDFB memberikan wawasan baru lagi buat saya. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya keberadaan seorang Food Blogger sudah diperhitungkan. Mereka sering mendapatkan undangan dari rumah makan, restoran atau café yang baru saja launching atau memiliki menu baru. Para Food Blogger ini diundang untuk mencicipi berbagai makanan dan minuman secara gratis, kompensasinya adalah mereka mereview-nya di blog. Enaak bingiit yaaa, saya juga mau.
Daripada mupeng bin ngiler, saya kemudian mencoba peruntungan dengan mengajukan kerjasama review blogger ke restoran atau cafĂ© yang ada di Malang. Selain itu saya juga ‘memancing’ di grup Malang Kuliner. Alhamdulillah responnya cukup bagus, banyak pemilik usaha kuliner yang tertarik. Kebanyakan sih pertanyaan yang mereka ajukan adalah berapa biayanya. Dengan sabar saya jelaskan prosedur kerjasama review blogger.

Sampai hari ini saya baru mendapatkan 4 klien antara lain Dusun Telaga, De Pawon, Cissipizza dan D’Gejrot Kemek. Seru sekali mereview restoran dan cafĂ© yang saya sebutkan tadi, apalagi saya tidak mereview sendirian. Saya biasanya nego kepada pemiliknya apakah saya boleh mengajak teman blogger, nantinya mereka juga akan mereview di blog masing-masing. Alhamdulillah tidak ada yang keberatan. 


Blogger Kekinian review di De Pawon

Teman blogger di Malang yang sudah pernah saya ajak mereview antara lain Anis, Sandi dan Endang. Khusus D’Gejrot Kemek itu lokasinya di Yogyakarta, kebetulan kemarin ada acara kantor di Jawa Tengah. Nah saya ajak deh teman blogger saya di Yogyakarta untuk ikut ngereview sekalian kopdar yakni Mbak Ima, Priyo dan Mbak Rian.


Bersama blogger Yogyakarta di D'Gejrot Kemek

Bahagia rasanya bisa mengajak teman-teman blogger makan gratis sekalian mencari bahan tulisan di blog. Kemarin review Sandi tentang De Pawon berhasil masuk menjadi Blog of The Month di website IDFB, ikut senang dengernya.
Saat ulang tahun kemarin, Mama Ivon nodong traktiran di Bara-Bara. Nah pas ke sana saya bertemu dengan manajer operasionalnya yaitu Mas Gilang Pongsamma. Saya bercerita tentang aktivitas review kuliner yang saya lakukan bersama Mama Ivon. Eh nggak disangka, Mas Gilang menyuruh anak buahnya menghidangkan menu andalan Bara-Bara yaitu Ayam Kanton dan Mie Panjang Umur. Mungkin ini yang namanya barokah ngeblog, tanpa kita melamar sudah ada yang menawari kita, Alhamdulillah.


Makan Mie Panjang Umur

Oh iya, dari aktivitas ngereview kuliner ini saya juga bertemu temen-temen Food Blogger yang ada di Malang seperti Mbak Amma Mamo. Mungkin karena lingkup pergaulan kami yang berbeda sehingga baru ketemunya sekarang. Mbak Amma Mamo itu memiliki ribuan follower di instagram, foto-foto makanannya kecee badai. Nggak heran jika dia sering dapat job review kuliner, selain dapat makan gratis dia juga dapat honor dari setiap foto yang diupload di akun instagramnya. Wiih keren banget yak.

Sekarang saya jadi optimis bahwa meskipun tinggal di daerah, kita tetap bisa mengembangkan blog kita sesuai dengan impian kita. Kalau versi saya step-step yang harus dilakukan adalah dengan memperbanyak portofolio. Kalau sudah punya portofolio maka harus percaya diri melamar ke restoran/cafĂ© yang kita bidik. Ada pesan bagus dari sahabat saya Mbak Rien, seoran travel dan food blogger yang sudah sering dapat undangan dari hotel dan cafĂ© di ibukota: “Kita harus pede agar orang yang akan memakai jasa kita juga pede.”

Itulah cerita saya tentang aktivitas saya selama ini sebagai Food Blogger Ala-Ala. Bagaimana dengan Anda?


10 comments

  1. waaaa aku disebut di blog keluarga biru.. hihihi senang juga jumpa dengan kawan food blogger Malang.. Kapan-kapan kalau waktunya pas kita ngu-liner bareng ya mas sama teman-teman juga.. hehehehe yuhuuu ;D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah saya hanya food blogger ala-ala, belum pro kayak Mbak Amma. Okeey pasti seruuu tuh.

      Delete
  2. Gak rugi juga ya, suka ngajakin makan di luar hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya tapi jangan sering-sering Ma bisa jebol dompetnya he3. *bukakartu

      Delete
  3. Aku juga ngerasain hal yang sama, Wan.. Kalau kita nulis sesuatu yang kita senengin itu rasanya hepi-hepi aja walaupun tanpa imbalan apa-apa kan ya.. Kalau nanti ternyata berujung dapet tawaran job review gara-gara itu, menang lomba, dsb.. itu namanya rejeki :)

    ReplyDelete
  4. Kalau aku hobi makan diluar, ketemu suami juga suka kulineran diluar. makanya dapurku rapi, karena jarang masak.

    belum daftar jadi food blogger.

    ReplyDelete
  5. kalau hobi makan karena kebiasaan selama 10 tahun pacaran saatnya berkomunikasi di tempat makan, makanya gembul begini.. hehehehe.. asik ya rejeki blogger mas!

    ReplyDelete
  6. seru juga yaa jadi food blogger, perut kenyang, dapat bahan tulisan hehe...senang bisa berbagi info yang bermanfaat..

    ReplyDelete
  7. Asik ya mas. Sayanya masih belum berani explore sampai seperti itu. Eh mas. Itu linknya dompet ke blogger.com doang mas?

    ReplyDelete
  8. Nanti kalo aku punya restoran, blogger ala ala semua diundang deh hahaha

    ReplyDelete

Popular Posts