Tips Mengatasi Anak Rewel Saat Traveling







Liburan atau traveling bersama buah hati memang seru dan menyenangkan. Selain untuk refreshing keluarga, liburan bersama anak juga bisa semakin meningkatan kedekatan kita dengan mereka. Tapiii, adakalanya traveling bersama buah hati menjadi terganggu karena dia mendadak rewel. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab beberapa orang masih berpikir ulang untuk mengajak serta buah hatinya saat traveling.

Nah kali ini Keluarga Biru akan berbagi tips mengatasi anak rewel saat traveling yang kami dapatkan dari beberapa kenalan family travel blogger. Mereka ini terbiasa membawa buah hati mereka traveling, baik itu di dalam negeri atau luar negeri. Mereka antara lain Mbak Tesya Sophianti, Mas Ari Murdiyanto, Teh Lina W.Sasmita dan Dia Radiata.
Mbak Tesya menuturkan jika dia sering mengalami kejadian anak rewel saat traveling: “Saya menyebutnya dengan istilah "drama" dan kebetulan Kiddos#2 (maksudnya anak yang nomer dua) adalah our drama king!”
Oke tak perlu berlama-lama kita simak yuk cerita mereka berikut ini:

Penyebab Anak Rewel Saat Traveling

Dari hasil sharing kami, setidaknya ada lima hal yang biasanya membuat anak rewel saat traveling antara lain: bosan, capek, lapar/haus, gerah dan tidak suka keramaian.
Namanya anak-anak biasanya memang mudah bosan dam gerah karena mayoritas mereka itu aktif dan tidak bisa diam, apalagi jika menempuh perjalanan yang lama baik itu di bus, kereta atau pesawat. Mas Ari pernah mengalami hal ini, waktu itu anak-anaknya rewel ketika diajak menempuh perjalanan menggunakan Trans Semarang dari Terminal Terboyo menuju ke Bandara Achmad Yani.
“Di awal perjalanan, anaknya cukup anteng. Namun ketika bus mulai ramai, dia pun mulai agak rewel. Penyebabnya karena AC dalam bus kurang berfungsi dengan baik sehingga udara dalam bus jadi sumuk (panas). Ditambah lagi bus melaju pelan sekali  karena terhambat macet.”
 Tangis anak Mas Ari pun mulai kencang. Sampai-sampai mereka bertiga menjadi pusat perhatian semua penumpang bus. Karena rewelnya sudah tidak terkendali, akhirnya mereka turun di halte terdekat dan melanjutkan perjalanan naik taksi.

 
Mas Ari dan keluarga selfie di kereta
Pernah juga anak Mas Ari rewel ketika diajak ke Bogor naik KRL dari Jakarta. Ketika berangkat tidak ada masalah karena kereta relatif sepi dan nyaman. Bahkan, saat mereka naik angkot yg berjubel di Kota Bogor, anaknya tetap anteng. Masalah baru terjadi saat perjalanan pulang, yaitu ketika sampai di  Stasiun Tanahabang. Peron 5 & 6 tempat KRL menuju Serpong penuh dengan penumpang dan harus menunggu lama.
Nah saat kereta datang para penumpang menjadi beringas dan main dorong-dorongan. Bisa ditebak deh, anak Mas Ari jadi rewel apalagi saat sudah di duduk di dalam kereta baru ketauan kalau sepatu anaknya terlepas 1 dan hilang entah kemana. Akibatnya, sepanjang perjalanan Stasiun Tanahabang - Jurangmangu si anak menangis.





Fisik anak-anak yang tidak sekuat orang dewasa kerap kali menyebabkan mereka mudah capek, haus bahkan kelaparan saat traveling. Mbak Tesya menceritakan pengalaman travelingnya ke Jepang bersama keluarga, dimana Kiddos#2 mengeluh kecapekan karena di sana mereka banyak menempuh perjalanan dengan jalan kaki. Kiddos#2 termasuk anak yang males jika diajak jalan kaki jauh.

 
Mbak Tesya dan keluarga saat liburan ke Jepang
“Digendong pun udah enggak sanggup, 35kg! Pake stroller? Kami enggak punya, lagian udah enggak pantes kali Hehehe. Jadi dia bisa tuh mogok, jongkok aja di jalan, saat kami masih harus jalan kaki.”
Lain lagi pengalaman Teh Lina bersama putri satu-satunya Chila yang sudah diajak naik gunung sejak kecil. Chila pernah rewel saat traveling karena terlambat makan.
“Saat jam makan kami masih dalam kendaraan dan ketika Chila disuruh makan dalam kendaraan dia menolak karena tidak biasa dan tidak nyaman. Akibatnya saat mulai jalan Chila ngambek, rewel, dan mogok ngapa-ngapain.”
Kalau Keluarga Biru pernah ngalamin juga saat liburan di Semarang. Waktu itu kami seharian sudah mengunjungi objek-objek wisata di Semarang. Nah saat muter-muter hendak makan malam, Aiman kehausan sementara persediaan air di botol sudah habis. Di dalam mobil Dian yang kami tumpangi saat itu juga tidak ada air. Aiman memang suka sekali minum air putih dan kalau sudah haus tidak bisa ditawar-tawar lagi. Apalagi malam itu lalu-lintas di Semarang sedang macet, akibatnya Aiman menangis sepanjang perjalanan mencari tempat makan.
Yang paling beruntung tuh Dian Radiata karena putrinya Lala nggak pernah rewel parah saat traveling.
“Anakku justru selalu menikmati dan enjoy kalo diajak traveling. Bisa ditanyakan langsung ama temen-temen yang pernah traveling bareng aku hehehehe. Lala sering rewelnya itu justru kalo lagi di rumah hahahaha. Ini kode supaya emaknya ngajak traveling ya.”

Mengatasi Anak Rewel Saat Traveling

Anak rewel saat traveling memang sudah resiko ya, namanya juga anak-anak. Jangankan saat traveling, ketika di rumah saja bisa rewel apalagi ketika kita mengajaknya menempuh perjalanan yang jauh dan mendatangi tempat yang asing baginya. Kerewelan anak jangan sampai membuat nyali kita ciut mengajaknya traveling.
Nah kita simak yuk apa saja sih yang dilakukan oleh para travel family blogger ini ketika buah hatinya rewel saat traveling?
Mbak Tesya menuturkan satu bulan sebelum traveling ke Jepang, dia rajin mengajak anaknya latihan jalan kaki. Benar-benar family travel blogger sejati neh Mbak Tesya, mau traveling atau liburan ada latihannya juga.
“Satu bulan sebelum berangkat, kami latihan jalan kaki setiap hari Sabtu dan Minggu. Sama aja sih, waktu latihan itu dia mogok, nggak mau jalan. Nelepon Ayahnya, minta dijemput pake mobil. Halah. Tapi seminggu sebelum berangkat, McD di dekat rumah kami buka, nah dia bisa tuh jalan kaki 2 km an, demi makan di McD yang baru buka itu.”
Berdasarkan pengalaman saat latihan, ketika sudah di Jepang dan si Kiddos#2 mogok jalan maka mereka akan mampir dulu dulu ke Family Mart terdekat. Anaknya hanya minta satu coklat kecil yang murah, kemudian dia akan jalan lagi dengan happy.
“Things that I learned is, latihan memang diperlukan. Even latihan untuk liburan, supaya anak-anak kebayang akan seperti apa nanti pas liburan. Dan kami sebagai orangtua pun dari latihan belajar, bagaimana membuat moodnya kembali lagi.”

Oke, catatan pertama: Kalau berencana liburan ke tempat yang memiliki medan yang berat maka kita perlu melatih anak kita untuk mempersiapkan fisik dan mentalnya. Dari latihan itu kita bisa belajar bagaimana mengatasi kerewelan yang akan timbul nantinya.

Ada juga tips tambahan dari Dia Radiata: “Selama ini biasanya sebelum traveling, aku suka kasih liat foto-foto tempat atau lokasi yang mau kita tuju.. dari situ dia pasti excited dan gak sabar. Kadang rewelnya justru di bagian ini, rewel pengen buru-buru pergi hahahaha.


 
Dian dan Lala di Pulau Mubut Darat
Mas Ari Murdiyanto menambahkan bahwa sebagai orang tua kita harus lebih aware dengan mood anak, waktu traveling, serta situasi dan kondisi moda transportasi yg kita pakai.
“Karena karakter anak saya tidak suka kehebohan, tidak suka hawa sumuk (panas sampe berkeringat), dan mudah bosan. Jadinya ya pinter-pinternya kami cari akal untuk menghindarkan hal-hal yang bisa bikin anak cranky selama perjalanan.”

Catatan kedua: Kita harus memperhatikan apa saja yang tidak disukai oleh anak kita dan sebisa mungkin tidak memilih moda transportasi atau mendatangi objek wisata yang beresiko bikin anak rewel. Misalnya anaknya suka mabuk perjalanan saat naik bus maka bisa diganti dengan naik kereta, atau jika tetap harus naik bus maka kita beri dia obat anti mabuk atau bikin perjalanan senyaman mungkin sehingga dia bisa menikmati. Tapi biasanya sih anak-anak suka tidur kok kalau dalam perjalanan.

Bagaimana jika bentuk rewelnya itu mogok dan nggak mau ngapa-ngapain? Nggak lucu dong kalau kita sudah tiba di objek wisata tapi malah kita diem-dieman kayak patung.

 
Teh Lina sekeluarga di depan pintu masuk Gunung Bromo
Saat anaknya Chila mogok karena telat makan, Teh Lina mengatasinya dengan cara berbicara baik-baik, beristirahat dan menyuapinya makan.
“Saya membaluri perut dan punggungnya dengan minyak angin, dan memberinya pujian kalau dia hebat dan kuat. Dari itu dia termotivasi untuk lebih baik. Malah setelah itu dia yang paling bersemangat jalan. Saya ketinggalan jauh di belakang malah gak bisa nyusul hingga harus berlari mengejarnya.”

Catatan ketiga: Kita harus sabaarr saat anak rewel. Kerewelan anak tidak akan berhenti kalau kita malah memarahinya. Yang ada malah kacau acara liburan kita. Kita harus bisa menempatkan posisi sebagai anak-anak, mereka belum bisa mengatasi secara cepat ketidaknyamanan yang terjadi dalam perjalanan. Sudah tugas kita sebagai orang tua untuk membantu mengatasinya.

“Intinya sih buat anak merasa nyaman dan selalu hepi selama perjalanan. Percaya nggak, waktu di Bangka kemaren, aku ngajak Lala jalan kaki puluhan kilo dan masih ditambah naik tangga manual sampai 4 lantai di hotel dan Lala tetep enjoy,” ujar Dian berbagi tentang pengalamannya saat traveling ke Banka bareng Lala baru-baru ini.






Catatan keempat: Buat anak merasa nyaman dan happy dalam perjalanan. Saya sepakat dengan Dian, saat kami traveling tiga kota tahun lalu (Yogyakarta-Solo-Semarang) kami tidak lupa membawa mainan kesukaan Aiman. Mainan ini bisa jadi senjata untuk menghilangkan rasa bosan dan jenuh saat menempuh perjalanan di kereta api, bisa juga saat dia rewel kita keluarin deh mainannya pasti dia akan teralihkan perhatiannya.

Tapi adakalanya anak-anak juga suka geje sih rewelnya. Aim pernah nangis setelah tour kami di Lawang Sewu berakhir. Rupanya dia udah jatuh hati sama tour guide yang memandu kami mengelilingi Lawang Sewu. Nah Aim nggak memperbolehkan si bapak tour guide itu pergi dan akhirnya nangis hihihi. 




Yang saya lakukan saat itu berusaha memberinya pengertian dan mengalihkan perhatiannya dengan melihat kereta api lokomotif yang ada di sebelah Lawang Sewu dan berfoto di sana.

 

Demikianlah sharing Keluarga Biru bersama para family travel blogger tentang penyebab dan cara mengatasi anak rewel saat traveling. Semoga bermanfaat bagi para pembaca yang selama ini sering dibikin pusing dengan kerewelan anaknya saat traveling atau masih maju-mundur mengajak buah hati traveling. Moment-moment kebersamaan kita bersama buah hati saat traveling akan menjadi kenangan indah yang tidak akan terlupakan di hati mereka. Mungkin pembaca punya tips lain, monggo sharing juga di sini, terimakasih.




8 comments

  1. Wooow keren banget postingan ini, merangkum cerita perjalanan 4 keluarga.

    Thanks for compiling and sharing ya Mas. Mudah2an our travel plans will be crossed someday.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Mbak udah mau berbagi cerita dan tipsnya buat kami.
      Aamiin, saya mupeng liat foto-foto liburan Mbak sekeluarga ke LN, kapan ya kami bisa kayak gitu he3

      Delete
  2. Makanya sekarang kalau pergi2 yang tak utamain ya kenyamana anak mau gak mau biar moodnya apik juga selama perjalanan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener Mbak, kalau mood anaknya rusak liburan jadi ga asyik.

      Delete
  3. semoga keluarganya selalu harmonis ya mbak :)

    ReplyDelete
  4. Seneng ya bisa traveling sama anak2. Aku mungkin klo Dema dah lepas ASI jg kepengen deh bawa anak2 jalan. Moga2 gak pake reel tapinya hehe

    ReplyDelete
  5. Wah saya belum punya anak nih kang tapi boleh juga tips nya di simpan nih buat nanti kalau sudah menikah dan mempunyai anak yang rewel saat traveling :D

    ReplyDelete

Popular Posts