Tongue Tie Pada Bayi




Tongue Tie pada Bayi


Setiap anak memiliki ujian tersendiri, jika dulu Mas Aiman harus sunat di usia dua tahun karena penyakit Fimosis. Maka Baby Aira harus menjalani insisi di usia dua bulan karena tali lidah pendek atau dalam istilah medis dikenal dengan nama Tongue Tie. Nah kali ini Keluarga Biru akan sharing cerita bagaimana kami mengatasi masalah tongue tie pada bayi yang dialami oleh Baby Aira.

Apakah Tongue Tie atau Tali Lidah Pendek Itu?


Tongue Tie atau Ankyloglossia merupakan kelainan anatomi yang membuat lidah menjadi terganggu fungsinya sehingga sering disebut sebagai tongue-tie (TT). Setiap orang memiliki frenulum lingualis yang terletak di bawah lidah. Frenulum ini merupakan membrana mukosa yang menghubungkan antara lidah dengan lantai dasar rongga mulut. Frenulum ini merupakan sisa jaringan embrionik yang biasanya mengalami resesi mengecil di akhir trimester 1 kehamilan. (dikutip dari: https://duniasehat.net/)
Secara simplenya, Tongue Tie adalah kondisi dimana dasar lidah melekat pada dasar mulut melalui frenulum (tali lidah) yang tebal, kencang atau pendek.
Awalnya kami tidak menyadari jika Baby Aira mengalami masalah tongue tie meskipun dia kesulitan saat menyusu. Kami mengira hal itu wajar saja karena setiap bayi pasti butuh belajar untuk bisa menyusu dengan baik dan sempurna. Namun seiring berjalannya waktu, keluhan yang dihadapi semakin bertambah antara lain:

1.       Durasi menyusu Baby Aira pendek. Saya sering heran kenapa Baby Aira nyusu sebentar sekali, padahal sebelumnya nangis kejer minta minum atau sudah lama tidurnya. Kadang saya malah nuduh Mama Ivon yang agak malas menyusuinya hihihi
2.       Pertambahan berat badan Baby Aira lambat. Karena menyusunya sebentar maka tidak heran jika pertambahan berat badan Baby Aira sedikit sekali. Pernah dalam waktu 2 minggu, BB Baby Aira hanya nambah 100 gr. Apalagi jika melihat Mas Aiman yang dulu saat seusia Baby Aira sudah gemuk, mau nggak mau saya jadi membandingkan dan heran kenapa adiknya kurus padahal sumber ASI-nya juga sama.
3.       Mama Ivon mengalami keluhan pada payudaranya. Karena Baby Aira kurang bisa menyusu dengan baik (perlekatan lidah kurang sempurna) maka pelan tapi pasti mulai berimbas pada Mama Ivon. Payudaranya sering sakit, mulai dari peradangan (mastitis) hingga yang paling parah adalah sampai terluka hingga (maaf) putingnya seperti mau copot. Saya saja sampai ngeri melihatnya, tak heran jika moment menyusui Baby Aira menjadi drama yang menakutkan dan menyiksa baginya.






Setelah sharing dengan teman-teman Mama Ivon, kami curiga kalau keluhan yang terjadi di atas merupakan sebagian besar keluhan yang dialami oleh bayi dengan tali lidah pendek. Kebetulan salah satu teman Mama Ivon yaitu Mak Happy, anak keduanya juga tali lidahnya pendek sehingga kesulitan menyusu. Tapi sayang, mereka terlambat mengetahuinya. 

Tongue Tie pada Bayi


Nah, kami direkomendasikan untuk memeriksakan Baby Aira di RSIA Mardi Waloeja Kauman, Malang karena di sana ada DSA yang pro-ASI yaitu dr.Brigitta Ida R.V.C, Sp.A, M.Kes. Mengapa harus ke dsa yang pro-ASI? Karena kami berkomitmen untuk memberikan ASI eksklusif kepada Baby Aira sehingga dengan berkonsultasi ke dsa pro-ASI maka kami akan mendapatkan pencerahan atas masalah yang kami hadapi. Akan berbeda jika kami konsul ke DSA yang tidak pro-ASI, pasti nanti ujung-ujungnya akan disaranin memberikan susu formula saja jika Baby Aira tetap kesulitan menyusu.

Pemeriksaan Bayi Tongue Tie (Tali Lidah Pendek)


Pada tanggal 16 Agustus 2016, kami bertiga berangkat menuju RSIA Mardi Waloeja Kauman. Meski sempat khawatir jika praktek dokternya tutup mengingat malam itu adalah malam 17an namun kami tetap saja pergi karena kondisi payudara Mama Ivon yang sudah sangat mengkhawatirkan.
Alhamdulillah ternyata dr. Brigitta tetap buka praktek malam itu. Saat kami datang hanya ada tiga pasien sehingga kami tak perlu lama-lama mengantri. Begitu kami masuk ke dalam ruang pemeriksaan, kami pung langsung menceritakan semuanya.
dr.Brigitta dengan sabar mendengarkan cerita dan keluhan kami, setelah itu barulah beliau menanyakan hal-hal yang diperlukan seperti riwayat kelahiran Baby Aira hingga pertambahan berat badannya.  dr.Brigitta langsung concern dengan pertambahan berat badan Baby Aira yang semakin sedikit, yang paling parah adalah dalam 2 minggu hanya nambah 100 gr.
Dr.Brigitta kemudian menyuruh kami menidurkan Baby Aira di ranjang pemeriksaan untuk dichek apakah benar dia mengalami gangguan Tongue Tie. Dengan menggunakan sarung tangan karet, dr.Brigitta memeriksa mulut dan lidah Baby Aira.

Tongue Tie pada Bayi



Cara pemeriksaannya adalah dr.Brigitta memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulut Baby Aira. Pemeriksaan pertama adalah melihat respon mulutnya apakah langsung menghisap ketika ada jari atau benda yang dimasukkan ke dalam mulut. Dari situ ketauan jika Baby Aira kurang merespon ketika ada jari atau benda yang masuk ke mulutnya atau jika menghisap kurang kuat. Hal ini bisa disebabkan oleh kondisi lidahnya yang kurang bagus.
dr.Brigitta kemudian mulai memeriksa lidah Baby Aira dengan cara meraba-raba bawah lidah hingga hampir ke bagian pangkal. Sesekali Baby Aira seperti tersedak bahkan dia sampai menangis ketika dr.Brigitta agak lama di bagian pangkal.


Tongue Tie pada Bayi


Bagi Anda yang ingin mengetahui apakah bayinya mengalami tongue tie bisa mencoba melakukan pemeriksaan sendiri sebagai berikut:

Pemeriksaan fisik:
Lihat kondisi mulut ketika bayi membuka mulutnya secara lebar dan sempit, apakah lidah bisa terlihat dan bagaimana posisinya dari gusi. Amati ketika lidah terangkat, apakah membentuk “U”, “V” dan apakah ada takik di ujung lidah. 

Evaluasi hisapan bayi:
Bayi yang normal akan menghisap dengan gerakan yang mengalir halus dan kedua sisi lidah mampu melingkupi jari pemeriksa. Bayi dengan tongue tie biasanya sering menggigit, sering tersedak, sering terasa sentuhan gusi bagian bawah, kurang kuat menghisap.

Evaluasi transfer ASI:
Bayi dengan tongue tie sering hanya menggigit saat melekat, sering tertidur saat menyusu, sering jeda istirahat antar-hisapan, pipi kempot, sering mengunyah, genggaman tangan dekat wajahnya, sering melepas payudara saat menyusu.

Bayi dengan tongue tie ketika menyusu sering terdengar bunyi “cup cup cup”, tersedak, menyedot udara akibat sekat bibir tidak bisa rapat. Sedotan udara ini menyebabkan aerofagia sehingga bayi “kembung” dan kolik. Tampak ASI sering bocor keluar dari sisi bibir atau hidung. Bayi menyusu lama.





4 Tipe Tongue Tie dan Gangguan Fungsionalnya


“Ini memang tongue tie. Letaknya ada di pangkal lidah yaitu Tipe 4 itu sebabnya tidak ketauan secara kasat mata. Harus diperiksa seperti tadi baru ketauan kalau tali lidah pendek.”
dr.Brigitta kemudian menjelaskan tentang 4 Tipe Tongue Tie yaitu antara lain:
    Tipe I     : Mild Ankyloglossia (12 – 16 mm)
    Tipe II   : Moderate (8 – 11 mm)
    Tipe III : Severe (3 – 7 mm)
    Tipe IV  : Complete (kurang dari 3 mm)
4 Tipe Tongue Tie yang dijelaskan oleh dr.Brigitta di atas menggunakan klasifikasi Kotlow (2011) berdasarkan jarak antara ujung lidah dengan perlekatan frenulum.

Tongue Tie pada Bayi
sumber gambar: Detik Health


Tali lidah pendek harus segera dilakukan tindakan insisi (frenotomi) jika sudah menyebabkan problem menyusu yang mempengaruhi berat badan bayi dan menyebabkan payudara ibu sampai terluka. Berikut ini adalah gangguan secara fungsional yang dialami bayi dengan tongue tie:

·         Lidah tidak mampu menjulur melampaui gusi dan bibir bawah.
·         Gerakan lidah menjadi terbatas.
·         Lidah memblokade masuknya payudara sehingga bayi hanya melekat dangkal dan sekat bibir yang terbentuk tidak rapat.
·         Puting dan areola langsung “berhadapan” dengan gusi sehingga payudara atau puting mudah terluka.



Tongue Tie pada Bayi

Efek Negatif Tongue Tie pada Bayi
Sumber gambar: duniasehat.net/



Dengan melihat kondisi pertambahan berat badan Baby Aira yang lambat dan payudara Mama Ivon yang terluka parah maka kami pun memantapkan hati untuk melakukan tindakan insisi atau frenotomi pada Baby Aira. Menurut Holly Puckering, S.L.P: bayi sedang dalam fase oral dimana proses emosi juga neurologisnya diorganisasikan melalui proses menghisap. Ketika proses menghisap ini tidak baik, maka perkembangan otak, fisik, emosi dan pencernaannya tidak optimal. Jadi kami pun tidak mau menunda-nunda lagi untuk melakukan frenotomi agar Baby Aira mampu menghisap dengan baik sehingga perkembangan otak, fisik, emosi dan pencernaannya optimal.

Ketika mengalami kesulitan menyusui ibu sering disalahkan (puting terlalu besar atau puting terlalu kecil, kurang tabah, kurang sabar, dll) dan ini mempengaruhi kondisi kejiwaan ibu yang baru melahirkan. Saya pernah melakukan kesalahan tersebut, saya sampai menuduh Mama Ivon malas menyusui Baby Aira. Jadi buat Anda para suami, orang tua, mertua atau kerabat dari seorang ibu yang mengalami kesulitan menyusui, jangan terburu-buru menyalahkan mereka. Besarkan hatinya dan jika perlu bekonsultasi kepada DSA yang pro ASI agar bisa segera diketahui penyebabnya. Mungkin saja buah hati tercinta Anda mengalami gangguan Tongue Tie.

Itulah cerita Keluarga Biru tentang gangguan Tongue Tie atau Tali Lidah Pendek yang dialami oleh anak kedua kami Baby Aira. Lalu bagaimanakah proses insisi atau frenotomi bayi dengan tali lidah pendek itu dilakukan? Simak di postingan selanjutnya yaa.


39 comments

  1. Ah, saya pernah ngerasain kayak gitu karena cara menyusu nggak pas pada anak pertama, dan lebih sakit saat anak kedua sering menggigit. Kalau disuruh milih lebih baik sakit hati mas Ihwan. Hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahahahaha dilema ya Mbak, di satu sisi pengin memberikan ASI pada buah hati tercinta namun di sisi lain ga kuaaat sakitnyaa.

      Delete
  2. Wah lengkap banget ini, dulu jangan2 Najla juga tongue tie ya, cuma akunya pas belum ngeh dan dsa juga ga ngeh e

    ReplyDelete
    Replies
    1. Najla kesulitan menyusu juga kah Mbak? Kalau yang Tipe 4 memang susah ketauannya karena tongue tienya ada di pangkal lidah.

      Delete
  3. kalau misalnya telat tahunya efeknya bisa gimana, mas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tongue tie yang menyebabkan bayi kesulitan menyusu dengan baik dan benar maka akan berpengaruh pada berat badannya yang susah nambah, trus kelak bisa jadi cadel.
      Trus payudara ibu bisa rawan terluka kayak Ivon gitu.

      Delete
  4. wah, berguna sekali ini. Ternyata ada beberapa tipe ya mas, tfs. Buat tambahan pengetahuan demi persiapan, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Mbak, saya juga baru tau ada tipe-tipenya setelah konsul sama dr.Brigitta.

      Delete
  5. Baru tahu tentang Tongue tie ini. Dan ada beberapa tipe juga.

    Informatif, biar nggak nyalahin Bundanya terus. Klo si kecil susah nyusu, berarti harus diperiksa kemungkinan Tongue Tie

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dulu pernah dengar dari temennya Ivon, eh ternyata anak sendiri ngalamin juga sekarang he3.
      Iya Mbak, semoga tulisan ini bermanfaat, aamiin.

      Delete
  6. Coba dek, lidahnya dijulurin dulu.... aaaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wekekeke mau merambah jadi dokter anak juga Koh? :D

      Delete
  7. Ternyata sampai gtu ga tongue tie.. semoga lekas pulih baby aira..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, efek negatifnya banyak baik bagi bayi atau ibu.

      Delete
  8. Aku jadi penasaran ma lidahnya Ilmi :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lha susah nyusu apa enggak? Kalau enggak, yo lidahnya baik-baik saja Nis.

      Delete
  9. Baru tahu ada tongue tie pada bayi. Mungkin ini kebanyakan yg dialami orang, tapi mereka gak tahu, dan menyalahkan ibunya. Ilmu baru nih, makasih infonya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sebenarnya sudah banyak info di internet tapi kan tidak semua orang baca blog. Sama-sama Mbak Eri.

      Delete
  10. wah nembe ngerti wan ada juga yang kayak gitu, tapi dipikir2 punya bayi, ilmune tambah okeh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Yo, mau-nggak mau kita jadi banyak belajar.

      Delete
  11. informasi baru, ilmu baru dan aku baru tahu soal Tongue Tie ini
    makasih mas ihwan, sharingnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Wit, moga nanti adiknya Juna ga kena tongue tie.

      Delete
  12. Tindakan insisinya seperti apa mas, saat melakukan insisi itu bagaimana dengan baby Ai?

    ReplyDelete
  13. Pernah baca sekilas tentang tongue tie ini. Baru tau ada level2nya

    Pasca "operasi" gimana perlekatan menyusuinya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah jadi lebih baik, cerita lengkapnya di tulisan berikut ya Mbak he3

      Delete
  14. Duh jadi sedih dengan kondisi baby aira, sekaligus mengingatkan pada kponakan saya notabene putranya adik kandung yang mau dioperasi lidahnya (dalam artian dibetulkan agar bisa bicara lancar) usia 2th lbih beberapa bulan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekarang sudah baik kok Mbak kondisi Baby Aira.
      Semoga operasi keponakannya berjalan lancar, memang lidahnya kenapa Mbak?

      Delete
  15. Duh jadi sedih dengan kondisi baby aira, sekaligus mengingatkan pada kponakan saya notabene putranya adik kandung yang mau dioperasi lidahnya (dalam artian dibetulkan agar bisa bicara lancar) usia 2th lbih beberapa bulan

    ReplyDelete
  16. Lengkap sekali informasinya, untung mas ihwan tanggap sejak dini ya, semoga sehat terus ya aira.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu berkat sharing ama temen-temennya Mama Ivon, aamiin makasih Onty doanya.

      Delete
  17. Dulu Maxy durasi menyusunya pendek tapi krn mulutnya kecil aja, jd gak perlu insisi. Moga setelah ini Aira lancar menyusu mpe dua tahun ya aamiin

    ReplyDelete
  18. Semoga setelah ini menyusunya lancar, ya? :)

    ReplyDelete
  19. Boleh tahu ga akhirnya baby Aira di operasi dimana?
    Karena baby saya juga seperti itu namun belum tahu rumah sakit mana yg bisa tindakan operasi itu.

    Saya sudah cari untuk artikel selanjutnya setelah ini namun tidak ketemu.
    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon maaf kami kelupaan menulis artikel selanjutnya, Aira dioperasi di RSIA Mardi Waloeja Kauman dan tetap ditangani Dr Brigitta. Operasinya termasuk operasi kecil dan singkat kok Mbak, nanti kami tulis ya cerita selengkapnya.

      Delete

Popular Posts