BAPER's Talk: Manajemen Waktu Keluarga dan Pekerjaan




Manajemen Waktu antara Keluarga dan Pekerjaan



Sebagai seorang pria yang sudah berkeluarga, saya mempunyai dua sisi utama dalam hidup saya saat ini yaitu keluarga dan pekerjaan. Keduanya sama-sama penting posisinya. Tanpa keluarga apalah artinya saya bekerja dan tanpa pekerjaan maka saya tak bisa menghidupi keluarga dengan baik. Itulah sebabnya saya harus bisa memiliki manajemen waktu yang baik agar keduanya bisa berjalan beriringan, seiya sekata dan tidak ada yang merasa dikesampingkan.





Dalam kolaborasi perdana bersama 2 Bapak Blogger dalam BAPER’S Talk kami akan membahas tentang Manajemen Waktu antara Keluarga dan Pekerjaan.




Manajemen berasal dari kata to manage yg artinya mengatur maka kita para suami harus bisa mengatur waktu agar urusan di kantor dan di ranjang rumah beres sehingga kita disayang sama bos dan keluarga.

Kebetulan sejak awal masuk kerja di Perpustakaan hingga setahun yang lalu saya ditempatkan di Bagian Pelayanan dimana saya bekerja jika ada user yang minta untuk dipuaskan dilayani. Dilayani ini misalnya ketika bertugas di Bagian Sirkulasi maka tugas saya melayani peminjaman dan pengembalian buku. Otomatis nggak ada ceritanya saya sampai membawa pekerjaan ke rumah. Masa iya saya melayani peminjaman dan pengembalian buku di rumah?

Nah sekarang saya sudah pindah ke Bagian Publikasi dan Social Media, di bagian ini pun saya tidak pernah membawa pekerjaan ke rumah. Tugas utama saya adalah mendokumentasikan acara atau kegiatan di Perpus UB, menulis berita di website. Ehm pernah sih saya upload foto-foto di IG Perpus UB saat di rumah namun itu nggak sampai menyita waktu bersama keluarga.

Lembur: Antara Butuh dan Menyita Waktu Keluarga

Yang biasanya menyita waktu kebersamaan bersama keluarga adalah jika saya mendapatkan tugas lembur di luar jam kerja. Jam operasional Perpus UB secara resmi adalah Senin-Jumat, dari pukul 08.00 sampai dengan 16.00 WIB. Nah karena kebutuhan mahasiswa yang tinggi akan bahan literasi maka Perpustakaan dituntut untuk menambah jam operasionalnya hingga jam 10 malam bahkan Sabtu dan Minggu pun tetap buka. Saya termasuk salah satu staf yang mendapatkan tugas lembur di luar jam dan hari kerja tersebut.

Adakalanya Mama Ivon komplain jika saya mendapatkan tugas lembur di saat kami sudah ada rencana mau pulang kampung ke Blitar atau bersamaan dengan event yang akan diikutinya. Kalau sudah begitu maka solusi pertama yang saya ambil adalah berusaha kasih pengertian padanya kalau saya lembur itu juga demi keluarga. Untuk agenda pulkam kan bisa diatur ulang. Sambil lalu dijanjiin kalau nanti uang lemburnya bisa buat jajan. Biasanya sih ini berhasil.
Tapi jika dia sudah keburu daftar event apalagi eventnya penting maka saya deh yang ngalah dengan menukarkan jadwal lembur saya dengan teman kerja. So far selama ini nggak nemuin kesulitan berarti, kalau mentok nggak ada teman kerja yang bisa diajak tukeran maka saya akan berikan saja pada yang bisa. Pernah juga sih kejadian pas saya lembur, eh mendadak Mama Ivon wasap kalau kangen salah satu Duo Ai sakit dan nggak ada yang bantuin merawat maka saya akan tukerin atau berikan pada yang bisa. Nanti pasti diganti rejeki lainnya sama Allah, di saat genting seperti itu yang terpenting adalah keluarga.

Seperti kalian tahu (songong amat, kayak udah terkenal saja) selain bekerja di Perpus UB, saya juga ngeblog di kantor. Maka manajemen waktunya harus lebih terampil lagi. Untungnya pekerjaan saya itu masih berhubungan dengan internet sehingga saya bisa menjalankan pekerjaan dan ngeblog secara bersamaan. 



Lain ceritanya jika sudah berada di rumah lalu ada lomba atau job review yang harus segera dikerjakan, maka mau nggak mau saya harus mengerjakannya. Untungnya sih Mama Ivon juga seorang blogger sehingga dia bisa memaklumi. 

Mungkin yang agak susah diberi pengertian itu Mas Aiman. Jika saya di rumah maka dia tuh menuntut saya untuk 100 % berada di sampingnya. Paling banyak sih nemenin main. Jika dia melihat saya nyalain laptop maka dia akan ikut nimbrung karena yang ada di pikirannya adalah ketika saya nyalain laptop maka itu artinya saya sedang melihat video atau ngenet. Adakalanya bisa diberi pengertian namun adakalanya tetep ngeyel pengin nimbrung juga.



Saya mau sedikit sharing neh bagi para suami yang mungkin masih kesulitan mengatur waktu antara keluarga dan pekerjaan. Ini bukan berarti saya sudah jago ya, masih terus belajar kok.

1.       Keluarga dan Pekerjaan itu sama pentingnya. Pakailah skala prioritas, adakalanya kita harus mendahulukan salah satunya dan mengesampingkan yang lain. Yang penting kita bisa memberikan pengertian kenapa kita melakukannya dan menebusnya di lain waktu. Misalnya kita mendadak harus pulang telat karena ada rapat atau proyek yang urgent maka beri pengertian kepada keluarga di rumah bahwa jika rapat atau proyek ini penting bagi kemajuan perusahaan dan karir kita juga. Trus kita tebus dengan membelikan oleh-oleh atau mengajak jalan-jalan besok harinya.
2.       Kalau terpaksa harus membawa pekerjaan ke rumah maka pilihlah waktu yang tepat untuk mengerjakannya. Misalnya saat anak-anak sudah tidur atau suruh istri ajak anak-anak jalan keluar gitu, jangan lupa kasih uang saku. Pengorbanan dikit laah.
3.       Jangan lupa istirahat. Ingat Anda bukan Superman atau Robocop yang bisa bekerja secara non stop. Sesibuk apapun kita jangan lupa untuk meluangkan waktu untuk istirahat atau tidur yang berkualitas agar tubuh tetap fit dan prima. Sebagai kepala keluarga kita memiliki tanggung jawab yang besar, kalau kita sampai sakit malah tidak bisa melakukan apapun.

Itu dulu sharing saya tentang Manajemen Waktu Keluarga dan Pekerjaan, semoga tulisan saya yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi Anda. Monggo yang mau ikutan sharing, tuliskan saja di hatiku kolom komentar.


14 comments

  1. tulisan menarik. cocok buat sarapan bergizi. thanks udah sharing

    ReplyDelete
  2. tulisannya menarik... padat dan jelas..
    saya juga kuliah di UB mas, hehe jurusan TIP

    ReplyDelete
  3. Podo ak. Ak klo mpe rumah pasti jd rebutan fahri faiz g boleh ngapa2in selain nemenin mereka. Eh btw itu dua kata yg dicoret malah tak waca n eling2 terus sih hahaha

    ReplyDelete
  4. Aduh itu kasian Aiman penyet. Wkwkwk. Kalo aku tiap Minggu wes kudu khusus buat keluarga mas :)

    ReplyDelete
  5. Gimana mas, di Indonesia msh banyak perusahaan yg hanya memberi libur pegawai hanya satu kali dlm satu minggu. Alasannya ingin meningkatkan kualitas, tetapi banyak perusahaan dunia yg hanya memberi karyawan libur minimal dua hr seminggu. Apa di Indonesia tdk bs menerapkan hal ini?

    ReplyDelete
  6. Itu Aiman sampai duduk dipunggung gitu hehehe
    Apapun itu keluarga memang yang utama, tinggal pinter2nya membagi waktu aja

    ReplyDelete
  7. Kalau anak2 masih melek saya tetep ga bisa nulis mas, ga konsensus, laptop diganggu, ya mending nonton tipi

    ReplyDelete
  8. Sama nih, kalau di rumah mesti diganggu anak2. Jadi mesti nunggu semua tidur dulu baru bisa ngeblog tenang.. :)

    ReplyDelete
  9. Mama Ivon pengertian ya hihihihi. Kalau aku, lebih bisa manage waktu untuk keluarga dan pekerjaan malah setelah ... LDR hahahaha.

    ReplyDelete
  10. Samaaa, Maxy malah udah bia bilang: Bunda ini mainan leptop terus -_-"

    ReplyDelete
  11. kalau saya sendiri sih dijadwalin, misalkan kalo pagi sampai 9, nah jam 9 itu kita fokus ke pekerjaan sampai jam 3 ashar (kalo saya) di kamar tanpa gangguan dari sikecil.

    salam semangat :D

    ReplyDelete
  12. Manajemen waktu memang sangat penting, kalau kita sebagai kepala keluarga nggak bisa mengatur dengan tepat, misalnya telalu sibuk dengan pekerjaan, bisa menjadi masalah dalam hidup berumah tangga. Jadi harus pintar-pintar mencari selah hehe

    ReplyDelete

Popular Posts