Hai Hallo jumpa lagi dengan Keluarga
Biru, kali ini saya mau cerita short trip
kami menjelajahi Pantai Serang. Pertama kali mendengar namanya, saya langsung
teringat dengan kota Serang, ibukota provinsi Banten. Tapi pantai yang dikenal
memiliki hamparan pasir putih yang indah dan ombak yang cukup dahsyat ini
lokasinya ada di Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, Jawa
Timur. Kalau di pusat kota Blitar jaraknya sekitar 45 km ke arah barat daya.
Kami mengawali perjalanan dari
Wlingi pukul sembilan pagi menuju Blitar. Cukup mudah untuk menemukan papan
penunjuk ke arah Pantai Serang di daerah Lodoyo, Blitar. Tapi saat masuk di
kawasan pedesaan kami harus bertanya-tanya ke penduduk setempat arah menuju
Pantai Serang ini. Medan menuju Pantai Serang mulai berat ketika kami sampai di
kawasan Panggungrejo dimana kami harus melewati perbukitan dengan jalan yang
menanjak dan bergelombang. Hamparan sawah dan kebun yang menghijau berganti
dengan hutan jati dengan pohonnya yang meranggas.
Bahkan di beberapa tempat ada
yang tampak baru saja ditebangi dan dibakar, mungkin pohon jatinya baru saja
dipanen dan lahannya mau dimanfaatkan sebagai ladang. Ditambah lagi sekarang
sedang musim pancaroba, teriknya sinar matahari makin membuat jelajah Pantai
Serang ini terasa jauh lebih berat dari jelajah kami ke Pantai Tambakrejo.
Saya mengira setelah berhasil
melalui perbukitan jati yang tandus itu, perjuangan kami akan terbayar dengan
segera melihat pemandangan pantai yang indah. Tapi dugaan saya salah besar!
Karena itu baru separuh perjalanan. Masih ada satu desa yang harus kami lalui
dengan keadaan jalan yang bervariasi, ada yang mulus, bergelombang bahkan masih
harus melewati jalan yang menanjak dan menurun sekali lagi. Anda benar-benar
harus mempersiapkan stamina yang prima, kesabaran dan keteguhan hati untuk
melanjutkan perjalanan. Mungkin terdengar lebay tapi itulah yang saya rasakan
saat itu. Rasanya pengin nyerah aja deh sebab hidung saya sama sekali tidak
mencium bau air laut yang khas. Itu kan tandanya masih jauh pantainya.
Untunglah, kami akhirnya menemukan
gapura yang menjadi pintu masuk ke kawasan wisata Pantai Serang. Para
pengunjung dikenakan tiket masuk Rp.3000 untuk dewasa, Rp.2000 untuk anak-anak.
Karena kami bawa motor hanya kena ongkos parker Rp.1000 saja. Sangat murah
sekali ya, oke mari kita lihat apa yang bisa kita dapatkan di Pantai Serang
ini.
Jalan setelah gapura masuk Pantai
Serang kondisinya jauh lebih baik, mulus dan tebal aspalnya bikin saya jadi
semangat lagi memacu Vega Biru kesayangan kami. Ketika sudah sampai di
pantainya kami melihat banner bertuliskan Serang Festival 2015. Acara ini
diadakan oleh Pemkab Blitar yang mana banyak sekali rangkain acaranya, mulai
dari Kenduri Sedekah Bumi, Lomba Layang-Layang, Volly Competition,
Bazzar/Pameran Batu Akik, pengajian dan pertunjukkan wayang dan puncaknya
adalah pada tanggal 14 Oktober yaitu Upacara Larung Sesaji 1 Suro. Acara puncak
ini bertepatan dengan Tahun Baru Islam. Di pantai dan gunung memang biasanya
mengadakan acara sejenis itu untuk merayakan Tahun Baru Islam seperti di Pantai
Balekambang, Gunung Kawi dan Bromo.
Nah saat kami datang waktunya
bersamaan dengan Volley Competition sehingga kami bisa menyaksikan para atlet
bola volly putri sedang bertanding. Dengan kaos warna-warni
mereka beraksi dengan penuh semangat, tak peduli dengan sinar matahari yang
membakar kulitnya.
Sayang penontonnya hanya sedikit, mungkin karena promosinya
kurang gencar. Coba kalau Pemkab Blitar mau menggandeng para blogger, pasti
jauh lebih ramai deh he he he.
#ModusBanget
Ombak di Pantai Serang ini memang
dahsyat sehingga para pengunjung dilarang untuk berenang di pantainya. Itulah
sebabnya kenapa sebagian besar pengunjung memilih duduk-duduk menggelar tikar
di bawah deretan pohon cemara yang rindang. Ada yang datang serombongan
keluarga besar menaiki mobil, tak lupa membawa bekal dari rumah, amboy sedap
benar makan di pantai. Tapi banyak juga yang datang berdua atau bertiga saja
seperti kami. Setelah menemukan tempat yang masih kosong, kami melepas jaket
dan sepatu kami.
Karena haus sehabis menempuh
perjalanan yang jauh dan kondisi yang panas, saya langsung memesan es degan di
salah satu warung yang tak jauh dari situ. Penyajian es degannya unik yaitu
disajikan langsung di kelapanya jadi tampak lebih menggoda iman dan rasanya, so
pasti lebih segar. Cuman kita harus telaten mengerok sendiri jika ingin memakan
daging degannya.
Sementara Aim lagi asyik naik
odong-odong yang kebetulan ada di sana. Tarifnya Rp.5000 bisa bermain
sepuasnya. Tapi Aim nggak lama main odong-odongnya sebab sudah ngebet pengin
bermain mobil mainannya di atas hamparan pasir yang lembut.
Tidak seperti di Pantai Tambakrejo
dimana ada penjual lalapan ikan tuna asap yang lezat, di sini kami hanya makan
bakso. Iya bakso lagi, bakso lagi. Ada sih penjual ikan asap tapi untuk dibawa
pulang. Ya udah nggak apa-apa makan bakso mulu, yang penting perut nggak
keroncongan. Pas ke toilet bersama Aim, saya melihat ternyata ada warung yang
menjual menu ikan bakar tapi letaknya jauh dari pantai.
Baca juga: Mbolang ke Pantai Tambakrejo
Baca juga: Mbolang ke Pantai Tambakrejo
Meski sudah ada larangan mandi di
pantai namun ada satu dua pengunjung yang nekat melanggar larangan itu.
Beberapa kali terdengar suara petugas penyelamat pantai menghimbau para
pengunjung yang sedang mandi di pantai untuk naik. Emang sih, kalau ke pantai
tapi nggak main air atau mandi di pantainya itu seperti sayur tanpa garam,
nggak asyik! Biar nggak garing kami pun akhirnya memilih berfoto-foto di
pinggir pantai. Dan inilah parade foto narsis Keluarga Biru di Pantai Serang.
Pukul dua siang kami putuskan untuk
cabut dari Pantai Serang. Tak lupa kami membeli ikan di salah satu nelayan
untuk oleh-oleh buat kerabat dan dimasak sendiri di rumah. Bagi Anda yang ingin
ke Pantai Serang kami sarankan berangkat lebih pagi agar tidak kepanasan di
jalan. Lebih seru jika datang ramai-ramai dan bawa bekal makanan dari rumah
sebab tidak ada kuliner khas yang bisa kita nikmati di sana.
Om, itu ombak dahsyatnya kok gak kelihatan yaak, ihh dedek lucuunyaa. Hahahha adanya cuma bakso, coba ada lalapan pasti wisatawan anteng di situ yak :))
ReplyDeleteMotretnya kurang pas Mbak, tapi emang nggak ada yang mandi.
DeleteIya pastinya lebih betah kalo ada kuliner yang khas.
berapa jam perjalanan wan naik motor ?
ReplyDeleteHmm kurang lebih 3 jam.
Deleteaiiimmmmmm, tante kangen niii,,,,,
ReplyDeleteAyoo main ke Malang lagi Tante.
DeleteTernyata blitar, aku pikir beneran serang banten haha
ReplyDeleteYuk main ke sini Om, bebas deh berkancut ria :-D
DeleteAku pernah ke pantai iniiiii.... dulu, sekitar tahun 2003 :D Diajak ama temenku yang asli Blitar...
ReplyDeleteKayaknya hampir semua tempat yang aku tulis pasti udah pernah kamu datangi ya Dee. Tahun 2003 medannya gimana tuh?
DeleteAku pernah ke pantai iniiiii.... dulu, sekitar tahun 2003 :D Diajak ama temenku yang asli Blitar...
ReplyDeleteBlitar punya banyak pantai cakep juga ya... Pantai di malang kayaknya lebih banyak dan cakep2
ReplyDeleteNanti giliran explore pantai-pantai di Malang, dulu udah pernah sih Mbak tapi pas masih bujang :D
Delete