Siapa yang tidak
tahu brownies? Kue coklat bantat asal Amerika Serikat ini ternyata bisa dibuat
dengan kental manis, lho. Brownies saat ini telah menjadi salah satu jenis kue
basah kesukaan banyak orang. Baik itu brownies kukus simple maupun brownies
kukus premium dengan citarasa dark chocolate yang lezat dan menggugah selera.
Nggak heran ya kalau brownies sudah banyak dijual secara online karena sudah
memiliki banyak peminat serta fans sendiri.
Pertengahan tahun 2019 saya pergi ke kota Bandung
dalam rangka kegiatan studi banding di kantor. Di Kota Kembang ini kami
mengunjungi 3 perpustakaan perguruan tinggi yaitu ITB, UNPAD dan UPI. Setelah
melakukan kegiatan studi banding kami diberi kesempatan untuk eksplorasi
beberapa objek wisata di Bandung antara lain Orchid Forest Cikole, The Lodge
Maribaya, Pasar Baru Bandung dll. Tak ketinggalan juga kami mencoba beberapa
kuliner khas Bandung.
Setiap kota pasti
memiliki kawasan heritage, begitu juga dengan Kota Malang. Kawasan heritage
memiliki nilai sejarah yang tinggi dan dapat dinikmati hingga saat ini. Nilai
sejarah yang terkandung merupakan sebuah keunikan dan karakter khas pada
kawasan heritage. Keunikan dan karakter kawasan heritage tersebut berkaitan
dengan sejarah perkembangan fisik sebuah kota.
Selama dua hari kemarin, warga kota Malang dan sekitarnya dimanjakan
dengan sebuah festival kuliner terbesar di Malang yang bertajuk Pucuk Coolinary
Festival. Acara yang diadakan di Lapangan Rampal ini melibatkan lebih dari 100
tenant kuliner yang merupakan persembahan dari Teh Pucuk Harum.
Pada bulan
November 2017 yang lalu, Keluarga Biru melebarkan jangkauan travelling ke
Provinsi Jawa Barat yaitu tepatnya ke kota Cirebon. Kebetulan Mama Ivon
mengikuti sebuah komunitas baking yang rutin mengadakan acara gathering setiap
tahun, nah pada tahun 2017 kota Cirebon dipilih sebagai lokasi gathering.
Hayaku Steamboat & Yakiniku
Malang, Menikmati Kuliner Ala Jepang Bersama Keluarga. Saat ini kuliner di
Malang makin beragam, salah satunya kuliner ala Jepang. Kalau sebelumnya sudah
hadir semacam Hoka-Hoka Bento, kini kuliner ala Jepang makin berkembang yaitu
steamboat dan yakiniku.
Memiliki pasangan yang selera makannya berbeda, jelas memiliki tantangan
tersendiri. Suami dan anak lelaki saya termasuk yang pemilih jenis makanan,
sehingga saya tidak bisa leluasa kuliner semaunya. Pemilih makanan itulah
kendala utama kalau saya hendak kulineran ke restoran atau kedai baru yang
sedang hitz di Malang.
Namun hal tersebut beberapa kali bisa saya atasi dengan bujukan maut
hahaha. Yah, setidaknya saya memberinya pengertian, kalau gak dicoba dulu
bagaimana tahu rasa makanan tersebut. Tak ayal satu dua kali makanan yang
menurut suami atau anak saya terasa asing, ternyata bisa diterima oleh indra
pengecap alias lidahnya.
Menikmati Kuliner Ala Jepang Di Hayaku Steamboat &
Yakiniku
Beberapa waktu lalu sempat wira-wiri mengenai kedai kuliner ala Jepang
yang baru buka di Malang, yaitu Hayaku
Steamboat & Yakiniku. Saya pun jadi penasaran dan kepengen ngajak suami
ke sana. Sebenarnya menu ala Jepang ini sudah pernah kami coba di salah atu
restoran yang menyediakan menu serupa, sayangnya harganya bikin isi dompet atau
ATM jebol. Suami mau nurutin ke sana itupun karena saya sedang ngidam sewaktu
hamil hahaha, kalau gak, mana mau dia makan menu yang segelintir tapi bisa buat
belanja dua minggu. Lol
Diperkuat dengan penampakan menu di Hayaku Steamboat & Yakiniku yang
menggoda, saya pun berhasil membujuk suami buat kulineran ke sana bersama
keluarga kecil kami. Hayaku Steamboat & Yakiniku letak kedai-nya pun tak terlalu jauh dari rumah. Naik kendaraan
bermotor kurleb 15 menit sampai tanpa macet karena bisa mengambil jalur
alternatif.
Desain Ala Kedai Jepang
Kedai Hayaku Steamboat & Yakiniku Malang, berada di kanan jalan kalau
dari arah perempatan ITN. Menempati sebuah ruko yang disulap menjadi kedai la
Jepang. Ruangannya cukup minimalis, terdapat beberapa kursi kayu ala kedai
dengan deretan meja yang sudah dilengkapi dengan dua tungku, satu untuk
steamboat dan satunya untuk yakiniku atau ngegril. Di atasnya terdapat alat
penghisap asap sehingga tetap nyaman menikmati sajian steamboat maupun yakiniku
dan terlihat bersih. Ruangan terbagi menjadi dua, indoor dan out door yang ada
atapnya fiber glass.
Meskipun kedainya tidak menyediakan spot khusus buat foto-foto, namun
dinding ruangan cukup instagramable dengan adanya tulisan Hayaku dan gambar aneka
bahan menu-menu di sana. Sementara di dinding sisinya terpampang gambar menu
yang diabadikan dengan kamera dan menarik juga buat spot foto-foto lho.
Aneka Paket Menu Steamboat & Yakiniku
Saat saya sampai di sana, kondisi kedai agak sepi namun tak berapa lama
mulai berdatangan satu persatu bergantian. Di Hayaku Steamboat & Yakiniku
Malang memyediakan beragam paket hemat yang pastinya gak bikin jebol isi dompet
maupun ATM-mu. Saya saja pas membacanya lumayan takjub dan happy pastinya.
Usai mempertimbangkan bersama, saya memilih paket Big Meal terdiri dari 1 porsi steamboat, 1 porsi yakiniku dan
snack set. Untuk paket menu ini bisa dinikmati bersama empat orang. Kalau tidak
ingin mengambil paket big meal, masih ada paket single lainnya. Bahkan yang
ingin nambah isian steamboat atau yakiniku pun tersedia.
Sementara untuk pilihan minumannya pun beragam, mulai dari es teh,
milkshake hingga minuman kekinian macam mojito. Saya dan suami memilih mojito,
sementara milkshake buat anak-anak. Pesenan kamipun tak berapa lama tiba, untuk
kuah steamboatnya saya memilih yang kaldu, lebih bisa diterima lidah suami dan
anak-anak. Varian kuahnya ada dua macam, kaldu dan tom yum.
Seporsi steamboat terdiri dari aneka bakso seafood, udang segar, tofu
seafood, irisan daging, ayam, dua macam sayur yaitu sawi hijau & putih dan
bihun putih. Sementara untuk yakinikunya, terdiri irisan daging, ayam, sosis,
dan udang yang sudah dibumbui dan ditaburi irisan bawang bombay dan wijen.
Suami dan anak-anak nampak menikmati menunya, untuk kuah steamboat
rasanya segar dan pas dilidah saya mapun suami. Sementara untuk yakinikunya
enak, dagingnya empuk yang dicocol dengan saus asem pedas gitu, enak banget dan
cocok deh.
Harganya Ramah Isi Dompet Atau ATM
Selain rasanya yang enak, steamboat dan yakiniku di Hayaku Malang
harganya tergolong ramah kantong termasuk buat para mahasiswa. Untuk menu
makanannya mulai harga Rp. 16.000 – Rp. 99.000 ribu. Sedangkan minumannya mulai
Rp. 6000 – Rp. 12.000,-
Kalau sedang tidak ingin paket menu big meal, bisa memilih paket regular yang
sama terjangkaunya. Bahkan ada juga paket bowl alias single sebesar rp.
18.000,- saja. Begitupun dengan menu snack time-nya.
Overall, menurut saya Hayaku
Steamboat & Yakiniku ini recommended banget buat yang mau makan kuliner
ala Jepang dengan harga yang ramah isi dompet maupun ATM. Saking ramahnya saya
sampai ketagihan dan sampai tulisan ini dibuat sudah tiga kali ke sini bareng
keluarga kecil kami. Kalau menurut pengalaman saya sewaktu bekerja di Hong
Kong, menikmati kuliner ala Jepang gini lebih pas sewaktu musim dingin.
Tentu saya pas banget dengan cuaca saat ini yang mulai masuk musim penghujan.
Yang mana cuacanya sedang dingin-dinginnya, makin nikmat makan steamboat dengan
kuah panas langsung dari panci saji. Buat yang ingin tahu lebih detail, bisa
langsung cuz ke lokasinya yang mudah dicari.
Oh iya, hampir kelupaan. Kalau lagi asyik-asyiknya menikmati dan masuk
waktu sholat, di Hayaku tersedia ruang mushola di lantai atas, lengkap dengan
tempat wudhu, sajadah maupun mukena yang tersimpan rapi dalam lemari kecil. Bisa
dibilang fasilitasnya lumayan juga, tersedia toilet dan tempat parkir luas.
Jangan lupa juga tonton vlog kuliner kami di Hayaku di bawah ini
Ivonie
Zahra
Hayaku Steamboat &
Yakiniku Malang
Jl. Bendungan
Sigura-gura Barat Raya No. 1 c Malang
Mie instant itu
memang bikin ketagihan, sejak remaja saya sering sekali makan mie instant.
Biasanya saya memasaknya standart banget layaknya petunjuk memasak di
kemasannya. Tapi lama-kelamaan bosan juga jika memakannya hanya direbus atau
digoreng.
Persaingan mall atau department store di Malang saat ini semakin
ketat, setiap hari ada saja event atau promosi yang diselenggarakan untuk
menarik minat para pembeli. Saat saya remaja dulu, pusat keramaian di Malang
terpusat di sekitar Alun-Alun Kota Malang karena di sana banyak sekali berdiri mall
dan departemen store, salah satunya Sarinah Plaza Malang. Lalu kemudian mulai
bermunculan mall atau departemen store di kawasan lain sehingga pusat keramaian
mulai bergeser dari kawasan yang merupakan jantung kota Malang tersebut.
Makan Nakam: Food Court dengan View Alun-Alun Kota
Malang
Sarinah sebagai pusat perbelanjaan modern pertama di Malang
menyadari akan persaingan yang semakin ketat ini. Itulah sebabnya Sarinah
berbenah diri untuk menampilkan Sarinah Wajah Baru yang lebih modern dan
kekinian, baik dari segi penampilan maupun fasilitas dan pelayananannya. Salah
satu fasilitas baru yang dihadirkan di Sarinah Malang adalah food court Makan
Nakam.
Makan Nakam terletak di lantai dua, tepatnya di sisi sebelah selatan.
Kata Nakam sebenarnya kebalikan dari kata Makan. Menurut Mas Dias Adi, Asisten
GM Aneka Usaha Divisi Retail, penamaan Makan Nakam diambil dari kultur budaya
Malang yaitu Boso Walikan. Hal ini memang sudah menjadi ciri khas dari Sarinah
untuk mengangkat kultur budaya setempat, sebagai contoh food court Sarinah
Semarang dinamakan Griya Dahar.
Keistimewaan Makan Nakam dari segi lokasi adalah food court pertama
dan satu-satunya di Malang yang memiliki balkon menghadap langsung ke Alun-Alun
Kota Malang. Tentunya ini menjadi nilai jual tersendiri di mata para penikmat
kuliner Malang yang tidak hanya berburu kelezatan makanan namun juga atmosfer
atau suasana yang unik dan berkesan.
Tak hanya view Alun-Alun Kota Malang, dari balkon Makan Nakam kita
juga bisa melihat view perempatan Jl. Jenderal Basuki Rahmad yang merupakan
jantung kota Malang dimana berdiri beberapa bangunan bersejarah seperti Masjid
Agung Jami’ Malang dan GBIP Imanuel.
Sejarah Sarinah di Masa Lalu
Sarinah Plaza Malang pada zaman dahulu merupakan rumah dinas Bupati
pertama Malang Raden Toemenggoeng Notodiningrat (1820-1839). Setelah itu,
dikuasai oleh Belanda dan dijadikan tempat berkumpul yang dikenal dengan nama
gedung Societiet Concordia. Kemudian pada periode 25 Februari-5 Maret 1947, gedung
ini menjadi tempat rapat akbar Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang
merupakan cikal bakal Dewan Permusyawaratan Rakyat. Saat itu banyak tokoh
bangsa mulai dari Soekarno-Hatta, Edward Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantara,
Dr.Soetomo hingga Jenderal Besar Soedirman dan Bung Tomo hadir di gedung ini.
Gedung ini terpaksa dibumi hanguskan pada tahun 1947 sebagai bagian
dari taktik gerilya. Barulah pada tahun 1970, di lokasi ini dibangun Sarinah
sebagai pusat perbelanjaan modern pertama di kota Malang. Jadi Sarinah memang
merupakan situs sejarah yang layak untuk dilestarikan.
Keistimewaan Desain dan Sajian Kuliner
Adapun keistimewaan Makan Nakam yang kedua adalah desain interior
dan eksteriornya yang cozzy dan elegan ala cafe. Hal ini senada dengan image yang
selama ini melekat pada Sarinah sebagai departemen store yang membidik kalangan
menengah ke atas. Namun Anda jangan khawatir meskipun tampilannya mewah namun harga
makanan yang dijual di Makan Nakam masih standart harga makanan foodcourt di
Malang yaitu berkisar antara Rp.5.000 hingga Rp.50.000. Jadi tak perlu takut
kantong jebol jika nakam-nakam di sini Ker.
Menu-menu yang ditawarkan di Makan Nakam juga tidak kalah istimewa
karena menghadirkan restaurant lokal dan waralaba terkemuka yang telah terjamin
kualitasnya. Beberapa di antaranya seperti: kafe milik Sarinah yaitu A Cup of
Java, Pempek Mang Jey, Faresh Sandwich, Bakso Damas, Ice Clemot, Warna-Warni
dan masih banyak lagi lainnya.
Khusus untuk Warna-Warni, semasa masih bujang saya beberapa kali makan
di Warna-Warni yang lokasinya dulu berada di sebelah Utara Stasiun Kota Baru
Malang. Warna-Warni terkenal dengan menu andalannya berupa es buah dan es krim.
Dengan hadirnya Warna-Warni di Sarinah, ini mengangkat namanya menjadi lebih
berkelas.
Di Sarinah sendiri, tidak hanya dijual produk-produk luar negeri
namun juga produk-produk karya anak bangsa. Produk-produk ini merupakan hasil
karya UMKM yang sudah terpilih dimana produknya memiliki kualitas yang bagus.
Ini menjadi bukti bahwa Sarinah Plaza Malang tidak ingin maju sendiri, dia mau
menggandeng para pelaku usaha kecil untuk berjalan bersama menuju kesuksesan.
Keluarga Biru di Makan Nakam
Malam itu Keluarga Biru hadir dengan formasi lengkap dan drescode
kompakan berwarna biru, ini semua demi menghadiri event istimewa Sarinah yang
bertajuk: Pembukaan Tampilan Baru Sarinah dan Food Court Makan Nakam. Terakhir
kali kami ke Sarinah adalah saat bulan Puasa yaitu saat Mama Ivon ingin membeli
sepatu baru.
Saat kembali ke Sarinah, saya cukup senang melihat tampilan baru
Sarinah yang lebih fresh dan kekinian. Begitu kita masuk di lantai satu maka
kita akan disambut dengan deretan produk-produk hasil karya UMKM lokal Malang
mulai dari kerajinan hingga fashion. Karena malam itu kami datang terlambat,
kami langsung naik ke lantai dua tempat Makan Nakam berada.
Adapun menu makanan yang kami pesan malam itu antara lain: Pempek
Mang Jey, Bakso Damas, Es Warna-Warni dan Es Clemot. Yang pesanan saya adalah
Bakso Damas, untuk rasa dan kualitasnya sudah tidak diragukan karena Bakso
Damas selama ini dikenal sebagai salah satu gerai bakso terkenal di Malang.
Bagi Keluarga Biru, kehadiran Makan Nakam bisa menjadi alternative
wisata kuliner baru saat kami ngemall di jantung Kota Malang. Jujur saja, kami
jarang sekali wiskul saat ngemall di jantung kota Malang karena pernah
dikecewakan saat makan di sebuah food court di salah satu mall di sana karena
harga makanannya tidak sebanding dengan rasa dan tempatnya yang kurang
memuaskan.
Dengan 3 keistimewaan di atas, maka tidak berlebihan rasanya jika
Makan Nakam saya sebut sebagai tongkrongan baru yang layak dicoba oleh para
kawula muda dan penikmat kuliner di Malang. Oh iya, di Makan Nakam ini sinyal wifinya kenceng juga lho, cocok buat Anda yang pengin selalu up-date. Jika Anda tidak percaya, silakan
datang dan buktikan sendiri.
Malang identik
dengan kuliner bakso. Di kota kelahiran saya ini Anda bisa menemukan berbagai
varian bakso, mulai dari bakso biasa, goreng hingga bakso bakar. Di setiap
penjuru kota Malang Anda bisa menemukan penjual bakso mulai dari abang gerobak
dorong hingga gerai bakso yang mewah. Nah kali ini Keluarga Biru akan mengajak
Anda wisata kuliner bakso di Malang Coret yaitu di Bakso Duro Kepanjen.
Congo Cafe and Galeri (sumber gambar: https://www.qraved.com)
Siapa
yang tidak mengenal kota Bandung? Kota yang selalu mencuri wisatawan karena
banyaknya tempat yang bisa dinikmati. Anda mungkin sudah
banyak mendengar tentang Dago? Kawasan di Bandung yang akan banyak diburu para
wisatawan karena kulinernya.
“Oke deh, kita
coba.” Dialog di atas adalah obrolan saya dengan Mama Ivon di sore hari yang biru karena Malang sedang diguyur gerimis. Untung saja malam harinya gerimis itu sudah sirna sehingga kami bisa berangkat ke Toast Story.
Setelah refreshing di Alun-Alun Kota Batu kami memutuskan untuk mencari
tempat makan yang oke di Batu. Namun sebelum itu Mama Ivon mengajak ke daerah
menuju Selecta untuk membeli tanaman kaktus, sayangnya toko bunganya sudah
tutup karena kami kesorean. Kami pun lalu muter-muter geje di sepanjang jalan
raya Kota Batu yang tidak begitu ramai senja itu.
3 Wisata Seru di Sumatera Selatan (sumber foto: www.jtravelclub.com)
Saya dan istri memiliki keinginan
untuk bisa mengelilingi Indonesia, mengunjungi objek-objek wisata yang menarik,
mencoba aneka kuliner nusantara dan mempelajari sejarah dan budaya di setiap
provinsi. Salah satu propinsi yang ingin kami kunjungi adalah Sumatera Selatan
yang memiliki ibukota Palembang.
Solo memiliki arti tersendiri bagi
Keluarga Biru. Ibu mertua adalah wanita asal Solo, Mama Ivon pernah tinggal di
rumah almarhumah Mbah Kinah, tepatnya di Desa Gugur, Matesih, Solo mulai dari
TK hingga kelas 1 SD. Saya tiga kali ke rumah mendiang Mbah Kinah, suasananya
yang berada di pedesaan yang masih alami dan asri membuat hati ini selalu
merindukannya. Kami pun juga jatuh hati pada kuliner khas Solo, salah satunya
Selat Solo. Rasa kuahnya yang segar dan khas itu membuat kami tak bosan
menyantapnya.
“Kan tadi siang Papa bilang pengin
makan nasi biryani?”
“Ya nggak harus sekarang lah.”
“Yaa Papa, sekarang aja nggak
apa-apa. Kan sekalian, nanti habis pulang beli kado untuk bayinya Sugiantoro
kita mampir makan. Lagian sekarang kan malam minggu, masa ngendon di rumah
saja.” Sugiantoro itu teman kerja saya, dia baru saja dikaruniai seorang bayi
laki-laki bulan Desember kemarin.
“Minggu depan saja ah.”
“Minggu depan kita ada hajatan jadi
sudah nggak bisa keluar. Sekarang aja. Kalau Papa nggak mau, Papa beli kadonya
sendiri aja, Mama di rumah.”
Eaaaaa, sini yang pengin nasi
biryani kok malah situ yang ngambek. Daripada saya nanti kebingungan milih
kado, ya sudah deh. Gampangan banget ya saya? Saya mah gitu orangnya, apalagi
kalau sama keluarga tercinta.
Bagi Anda para pencinta kuliner Malang
kini telah hadir tempat wisata kuliner terbaru di Malang yaitu Roti Bunz
Bistro. Beralamat di Jl. Mundu No.8 Malang, Roti Bunz Bistro ini merupakan
pengembangan dari gerai Roti Bunz yang ada di Jl. Tangkuban Perahu No.7E
Malang. Ide pengembangan konsep yang lebih luas ini dikarenakan perilaku
konsumen yang lebih suka take away,
sehingga management Roti Bunz memutuskan membuka gerai baru dengan menu-menu
yang bisa menarik pengunjung untuk menikmati di tempat.
Annyeong Haseyo!
Mereview makanan bisa melalui berbagai macam media, salah satunya lewat video. Nah
di minggu yang lalu saya berkesempatan merasakan pengalaman baru membuat video
review kuliner bersama chanel Ayo Cobain, milik Mas Pranowo. Adapun restoran
yang kami review saat itu adalah Aventree BBQ and Homestay yang terletak di Jl.
Soekarno Hatta B4A, Malang. Kawasan Suhat memang dikenal sebagai kawasan yang
dipadati dengan berbagai macam pilihan kuliner yang memanjakan lidah.
Mie adalah salah satu makanan yang
sangat populer di Indonesia, di hampir semua daerah di Indonesia kita bisa
menemukan berbagai macam olahan mie. Tentang asal-usul mie hingga saat ini
masih menjadi perdebatan. Orang Tionghoa, Italia dan Arab masing-masing
mengklaim sebagai penemu pertama mie. Namun bukti otentik yang bisa dipercaya ditemukan pada
Oktober 2005 yaitu mie tertua yang usianya diperkirakan 4000 di Qinghai,
Tiongkok.
Saat studi
banding ke Semarang, selain mengunjungi beberapa objek wisata kami juga mencoba
kuliner yang ada di sana. Kami tiba di Semarang habis maghrib, dari Stasiun
Poncol kami langsung menuju Amaris Hotel Pemuda. Setelah istirahat dan mandi
kami keluar untuk makan malam. Bu Mamiek, ketua rombongan memutuskan untuk
mencari makan yang dekat dengan hotel sebab jika harus naik taksi atau menyewa
mobil dadakan mubazir banget. Saya pun langsung teringat deretan warung yang
ada di depan Mall Paragon. Dulu saya bersama keluarga sempat mencoba makan di
salah satu warungnya yaitu di Nasi Ayam Bu Pini.
Keluarga Biru memiliki beberapa kue favorit,
salah satunya adalah Martabak Manis atau dikenal juga dengan nama Terang Bulan.
Saya biasanya membeli martabak manis jika sedang lembur hingga jam 10 malam.
Aim sukaa bangett deh makan kue yang rasanya manis dan mengenyangkan ini. Ada
banyak sekali penjual martabak di Malang dengan kualitas dan rasa yang
berbeda-beda. Biasanya para penjual martabak manis ini juga menjual martabak
asin, tempat berjualannya di pinggiran jalan dengan menggunakan gerobak. Suhu
kota Malang yang dingin membuat kehadiran martabak manis laris-manis.