Selfie Pertama dan Terakhir di Segara Anakan


Selfie Pertama dan Terakhir di Segara Anakan


Foto selfie ini saya ambil pada tanggal 29 Maret 2009 di Segara Anakan, sebuah laguna nan indah yang berada di tengah-tengah Pulau Sempu. Bagi para traveller atau backpacker nama Pulau Sempu pasti sudah tidak asing lagi. Pulau yang berada di Pantai Sendang Biru ini terkenal dengan keindahan lagunanya. Bahkan banyak yang menyebutnya sebagai The Beachnya- Indonesia karena keindahan Segara Anakan mirip dengan laguna di Phi-Phi Island yang menjadi lokasi syuting film The Beach.

Pulau Sempu terletak di Dusun Sendang Biru, Desa Tambak Rejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Secara geografis terletak antara 112°40’45” Bujur Timur dan 8°24’54” Lintang Selatan. Perjalanan saya menjelajahi Pulau Sempu saat itu sangat menguji mental dan fisik karena begitu turun dari perahu yang menyeberangkan kami dari Sendang Biru, kami disambut dengan lebatnya belantara hutan yang ditumbuhi berbagai macam pepohonan. Tak cukup hanya itu, jalan setapak yang harus kami lalui keadaannya lumayan becek karena semalam sebelumnya baru saja turun hujan.
Sebenarnya waktu itu Ibu dan keluarga saya tidak mengizinkan saya pergi mbolang ke Pulau Sempu karena khawatir akan terjadi apa-apa dengan saya mengingat sebelumnya saya tidak pernah melakukan kegiatan travelling ke pulau terpencil. Maklum sebagai anak bungsu saya memang paling disayang dan dieman, namun saya merasakan sikap keluarga saya itu terlalu berlebihan dan lebih mirip sebagai pengekangan. Boleh jadi kenekatan saya pergi ke Pulau Sempu itu untuk menunjukkan kepada mereka bahwa saya bisa menjaga diri saya.
Saat kami menempuh perjalanan menyusuri Pulau Sempu ada kalanya saya menemukan sampah-sampah yang dibuang sembarangan di jalan. Memang sih, kalau lagi di alam bebas gitu seringkali kita berbuat semaunya dan pilih praktisnya saja. Contohnya sehabis minum air mineral botolnya dibuang sembarangan, sandal putus ditinggalin begitu saja di jalan, seenaknya menebang pohon buat api unggun dan masih banyak perbuatan kita yang terlihat remeh namun sebenarnya berpotensi merusak alam. Saya bukannya mau sok-sokan jadi aktivis peduli lingkungan dadakan, hanya ingin berpartisipasi saja menjaga keindahan dan kelestarian alam kita. Saat itu saya berpikir bagaimana rupa Pulau Sempu lima atau sepuluh tahun yang akan datang jika tiap orang yang ke sana meninggalkan sampah mereka begitu saja, bisa-bisa namanya ganti jadi Pulau Sampah.
Saya sangat menikmati moment-moment ketika berada di Pulau Sempu. Mulai dari ketika pertama kali melihat Segara Anakan yang indah, serunya bermalam dan membuat api unggun di tepian Segara Anakan. Apalagi sambil menikmati ikan bakar hasil tangkapan salah satu teman saya, benar-benar sebuah pengalaman yang takkan pernah saya lupakan.
Esoknya kami beramai-ramai bermain dan mandi di Segara Anakan yang indah itu, benar-benar seru dan menyenangkan sekali. Saya pun tak mau melewatkan moment seru itu begitu saja, beberapa kali saya mengabadikannya dengan hape jadul saya. Yang paling susah itu saat foto selfie karena hape saya tidak punya kamera depan seperti HP Smartfren sehingga harus memotret berulang kali agar wajah dan latar belakang Segara Anakan bisa terbidik dengan pas. Belum lagi rasa khawatir hape saya terkena air atau yang lebih parah lagi jatuh ke dalam laguna, benar-benar foto selfie yang penuh perjuangan.
Keindahan Pulau Sempu telah membuat saya jatuh cinta kepadanya, jauh di lubuk hati saya terbersit keinginan kelak bisa datang lagi ke sini. Entah bersama siapa, mau sama teman boleh atau dengan orang tercinta saya pasti sangat romantis berpetualang berdua di Pulau Sempu.


Kira-kira setahun yang lalu atau lima tahun setelah saya pergi ke Sempu, saya membaca sebuah berita dari kalangan pecinta alam dan backpacker yang sedang gencar melakukan gerakan stop mengunjungi dan mempublikasikan Sempu terutama di internet. Hal ini mereka lakukan karena melihat kondisi Sempu yang dari hari ke hari semakin memprihatinkan, semakin banyak sampah-sampah peninggalan para pengunjung dan mulai rusaknya ekosistem di Pulau Sempu. Padahal sejak jaman penjajahan Belanda (melalui Besluit van den Gouverneur Generaal van Nederlandsch Indie No : 69 dan No.46 tanggal 15 Maret 1928) hingga Indonesia merdeka sudah banyak peraturan pemerintah yang menetapkan Pulau Sempu sebagai Kawasan Cagar Alam yang seharusnya tidak boleh dikunjungi oleh manusia. Saya sendiri baru mengetahui status Sempu tersebut setelah membaca blog para backpacker yang menggalang tanda tangan untuk petisi online Sempu.
Ironisnya pemerintah sendiri melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf a.k.a @indtravel) turut mempromosikan Pulau Sempu sebagai destinasi wisata, bukan cagar alam. Padahal menurut Pasal 19 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya menyatakan bahwa “Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan kawasan suaka alam.”
Dari situ akhirnya saya sadar dan mengubur dalam-dalam keinginan saya untuk datang lagi ke Pulau Sempu. Biarlah foto selfie saya yang dulu itu menjadi foto selfie pertama dan terakhir diSegara Anakan. Dan saya menghimbau pada siapa saja yang ingin mengunjungi Pulau Sempu untuk memikirkan ulang niatnya. Kalau kedatangan kalian ke sana tanpa disertai kepedulian yang tinggi akan kelestarian alam dan satwa langka di dalamnya, mending jangan deh. Sayang sekali dan sangat egois kalau kita harus mengorbankan ekosistem di Pulau Sempu yang begitu unik dan berharga hanya untuk kesenangan sesaat kita semata. Tapi kalau kalian tetap bersikeras mengunjungi Sempu maka saya tidak bisa melarang lebih jauh lagi. Saya hanya bisa mengingatkan pesan para pecinta alam: “Jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak kaki, jangan ambil sesuatu kecuali gambar, jangan buang sesuatu kecuali waktu!”

SelfieStory bersama Smartfren.


Foto dan tulisan ini saya ikutkan dalam lomba SelfieStory bersama Smartfren.


18 comments

  1. Hingga saat ini pengunjung Sempu terus membludak dan pemerintah tetap tenang-tenang saja. Saya juga sempat membaca gerakan stop mengunjungi Sempu, tapi kadang terbersit keinginan untuk datang sekali saja :D

    Ohya Mas, postingan selfie saya yang di Gunung Sinabung kemaren awalnya buat diikutkan lomba Mak Winda ini, karena saya fikir lombanya sudah berakhir jadinya buat setor seperti biasa. Jadi mohon maaf komennya saya moderasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, sepertinya gerakan stop mengunjungi Sempu itu nggak efektif karena memang dari pemerintah sendiri tidak mendukung.
      Hehehe memang lagunanya itu bagus Mbak, saya kangen juga ingin bermain air di sana :D

      Deadlinenya masih 4 April kok Mbak. Oh iya nggak apa-apa kalau dimoderasi ;-)

      Delete
  2. menarik banget nih mas pemandangannya, duh aku mau ikutan lomba juga ..
    semedi dulu ah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bagus banget Mbak, makanya banyak yang berduyun-duyun ke sana namun sayang kurang memperhatikan kelestarian alamnya.
      Harus ikut sampeyan secara suka selfie gitu di tiap postingan :D

      Delete
    2. hahahaa pastinyaaaa, duh tengsin jadinya

      Delete
  3. Dulu pas muda, aku pernah diajak teman-teman ke sana. Berhubung mabuk-an, gak jadi ikut. :(
    Eh, kamu kok gantengan jokone. : v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh jadi sekarang udah merasa tua yes? :P
      Aku kebetulan naik motor Nis jadi ya nggak mabuk, emang medan cukup berat. Mungkin kalau naik mobil aku juga mabuk.
      Wew jadi sekarang jelek gitu? :P

      Delete
  4. Saya masih pengin bisa ke Sempu mas dengan segala kewajiban yg harus saya jalankan di sana utk tdk merusak lingkungan. Beberapa teman PA saya sdh pernah ke sana dan nunjukin foto2 yg bagus banget. Jadi ngileeerrr... lagunanya itu keren sekali

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe monggo Mbak. Bener sekali memang indah banget, saya juga pengin ke sana lagi :D

      Delete
  5. Eh.., kalo gak pake kacamata kok agak beda yaa? Mirip Dude Herlino.. *kabuur...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lho baru tau ya, aku sama Dude kan sodara kembar beda ayah dan ibu :D

      *kejarpakeperahu*

      Delete
  6. Malahan pulau sempu sebenarnya bukan tempat wisata mas, melainkan cagar alam yang harus dilindungi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener Mbak, tapi kita semua sudah salah kaprah selama ini dan sepertinya susah untuk mengubahnya.
      Makasih crew Amipop sudah mampir dan komen, salam kenal ya ;-)

      Delete
  7. Waktu terakhir aku kesana, sama trashbag community. Bersihkan Sempu. Sampe menggunung, kita kesulitan bawanya. bahkan sampe gelagepan aku nyelam kedalamnya, banyak bekas sisa mie instan didalam lautnya :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaarghh Mbak Zulfa maaf, kelewat balas komen sampeyan :D
      Wiih hebat MBak Zulfa sampe nyelem-nyelem bua membersihkan sampah di Sempu, semoga pengunjung yang lain punya kepedulian yang tinggi seperti Mbak dan komunitas trashbag.

      Delete
  8. Aaakkk.. keren bgt air ny..
    ga perlu jauh2 ke Phi2 Island yaa..
    Indonesia juga kayak..
    semoga suatu saat bisa kesana:)

    aamiin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Errr…ini saya posting tujuannya bukan mempromosikan agar Mbak Suzie pengin ke sana :D
      Tapi ya keputusan akhir saya serahkan ke Mbak Suzie, yang penting ingat agar jika ke Sempu tetap menjaga kebersihan dan kelestarian alamnya.

      Delete
  9. kasihan, ya, pulau sempu. meskipun saya di malang, saya menahan diri untuk tidak mengunjunginya. semoga kita tetap bisa menjaga kelestarian alamnya, ya.

    ReplyDelete

Popular Posts