Semenjak
berlakunya MEA pada tahun 2016, persaingan dalam dunia kerja semakin ketat.
Kita tidak hanya bersaing dengan saudara sebangsa dan setanah air tapi juga
dengan tenaga professional dari Negara Asean. Tentunya agar bisa memenangkan
persaingan yang semakin ketat maka kita harus meningkatkan kemampuan kita,
salah satunya adalah bahasa asing. Sebagai orang tua, saya pun jadi berpikir
bagaimana kelak persaingan dunia kerja ketika Duo Ai nanti dewasa. Pastinya
akan jauh lebih ketat dan selektif. Maka dari itu terbersit keinginan saya
untuk membekali mereka dengan kemampuan bahasa asing sejak dini, terutama
Bahasa Inggris.
Saya sempat
mencoba menerapkan hal itu kepada Aiman dan cukup berhasil. Caranya dengan
memberikan video edukasi mengenal angka dalam Bahasa Inggris kepada Aiman.
Alhamdulillah dia bisa menangkap pengenalan angka dalam Bahasa Inggris
tersebut, dia bisa menghafalkan angka 1 hingga 10. Namun pemberian video
edukasi Bahasa Inggris itu terpaksa saya hentikan semenjak saya mendapatkan
pengarahan dari terapis yang menangani Aiman. Menurut terapis, sebaiknya anak
tidak dikenalkan dengan banyak bahasa karena akan menyebabkan dia mengalami
keterlambatan bicara (speech delay)
hingga bingung bahasa (code switching or
language mixing).
Pencerahan di EF Talkshow: How to help Your Kids Learn English
Alhamdulillah
hari Sabtu tanggal 15 Juli 2017 saya mendapatkan pencerahan tentang apa yang
dikatakan sang terapis Aiman dalam sebuah talkshow yang diadakan oleh English
First di Food Society, Pakuwon Mall Surabaya. Saya mendapatkan undangan talkshow
dari komunitas BloggerCrony, yang menghadirkan psikolog ternama Roslina Verauli
S.Psi., M.Psi., Psikolog dan Brand Ambassador EF yaitu Darius Sinathrya dan
Dona Agnesia.
Di awal
talkshow, Mbak Vera langsung membuka pikiran para undangan dengan menyampaikan
bantahan atas beberapa mitos yang beredar di masyarakat, bahkan dikatakan juga
oleh terapis Aiman tentang anak-anak yang diajarkan bilingual bahkan
multilingual sejak dini.
Mbak Vera
menuturkan bahwa Golden Moment perkembangan area berbahasa pada korteks otak
justru terjadi di 6 tahun pertama anak, dengan puncaknya pada usia 1 tahun
pertama kehidupan bayi. Jadi seharusnya kita mengenalkan berbagai macam bahasa
semenjak bayi berada dalam kandungan. Itulah sebabnya kenapa banyak anjuran
bagi calon orang tua untuk rajin mengajak calon bayinya berbicara atau
membacakan lantunan ayat-ayat Al-Quran karena secara tidak langsung kita juga
sedang mengajarkan Bahasa Arab kepada calon bayi kita.
Begitu pun
ketika bayi telah lahir, kenalkan padanya berbagai macam bahasa yang kita
kuasai . Kita tidak perlu khawatir jika nanti anak mengalami bingung bahasa.
"Bingung
bahasa atau code switching atau language mixing merupakan bagian dari proses
menguasai kedua bahasa dengan baik. Seiring usia, kondisi ini akan hilang
dengan sendirinya."
Psikolog yang
rutin tampil dalam sebuah acara talkshow di TV ini menekankan bahwa untuk
mengoptimalkan upaya penyerapan bahasa asing padaanak dibutuhkan komitmen,
konsistensi dan system support di sekitar anak. Intinya adalah orang tua harus
menciptakan lingkungan yang mendukung anak bisa mengembangkan kemampuan
berbahasa asingnya. Beberapa stimulasi yang bisa kita berikan kepada anak dalam
merangsang kecakapakan berbahasa asing anak antara lain:
- Merespon bunyi-bunyi dari bayi dengan bunyi/kata
- Memberi perhatian dan komentar pada apa yang anak lihat
- Bermain social games, salah satunya permainan Cilukba atau Peek a Boo.
- Melibatkan anak dalam bermain pura-pura
- Melibatkan anak dalam percakapan sehari-hari
Sementara itu pasangan
selebritis Dona Agnesia dan Darius Sinathrya sharing tentang pengalaman mereka
selama ini membesarkan anak multilingual.
“Ketiga anak
kami terbiasa berkomunikasi dalam Bahasa Inggris setiap hari, padahal mereka
sekolah di sekolah nasional,’ ujar Donna.
Mereka rajin
memberikan stimulasi bagi ketiga anaknya melalui berbagai cara mulai dari
mengajak ngobrol dalam Bahasa Inggris bahkan bermain pun menggunakan Bahasa
Inggris. Dari kebiasaan itulah akhirnya ketiga anaknya terbiasa berkomunikasi
dalam Bahasa Inggris.
Namun, sebagai
pasangan selebritis yang memiliki segudang kesibukan mereka menyadari jika
ketiga anaknya membutuhkan lingungan berbahasa Inggris yang suportif selain di
rumah, apalagi mereka kerap tidak bias menemani anak-anak belajar atau bermain
sepulang sekolah. Untuk itulah mereka kemudian mempercayakan EF sebagai partner
dalam mendidik ketiga anaknya berbahasa Inggris sejak tahun 2012.
Setelah talkshow,
kami juga mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi langsung sekolah EF PTC
Surabaya yang masih satu gedung dengan lokasi talkshow. Di sana kami diajak
melihat-lihat setiap kelas di EF sehingga bisa melihat langsung bagaimana
proses belajar mengajar ala EF. Kalau saya pribadi melihat cara belajar di EF
ini cukup fun dan santai sehingga nggak heran jika para siswa lulusan EF
mayoritas lancer cas cis cus dalam Bahasa Inggris.
Bagi Anda yang
berminat mempercayakan pendidikan Bahasa Inggris untuk buah hati Anda di EF,
maka ada kabar gembira neh yaitu pada periode Juli hingga Agustus ada promo
menarik yakni diskon kursus hingga 1,8 juta rupiah dan hadiah langsung kepada
semua siswa baru.Yuk kita cetak Generasi Multilungual bersama EF.
acaranya pasti seru nihh.. betapa bahagianya bila kita bisa mendidik anak-anak kita untuk bisa menguasai berbagai bahasa.. mulai bahasa ibu, bahasa indonesia, bahasa arab, dan bahasa inggris..
ReplyDeleteini acara tercethar bin keren yg pernah aku datangi as blogger
ReplyDeleteKindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com