Keseruan Blogger Asus di Launching Zenfone Max Pro M1 di Jakarta Part 1




Launching Zenfone Max Pro M1 di Jakarta


Alhamdulillah bahagia rasanya ketika saya mendapatkan kepastian bahwa saya diundang oleh Asus dalam event terbarunya yaitu Launching Zenfone Max Pro M1 di Jakarta. Maklum saja, di event terakhir tahun kemarin saya tidak lolos seleksi dan itu rasanya beraatt. Harusnya biar Dilan saja yang ngerasain karena rindu itu berat, apalagi rindu seru-seruan sama Tim Asus dan Blogger Asus.





Saya berangkat dari Malang bareng sama Mas Arif Budi Hartoyo, blogger techno dari Malang juga. Kami berdua menaiki pesawat Garuda Indonesia dengan jam keberangkatan 10.55. Saya otw ke bandara dari rumah lebih awal yaitu jam 9 agar tidak sampai terlambat chek-in. Karena lalu lintas agak macet saya baru sampai di bandara jam 10. Ketika saya baru saja mau charge Zenfone 3 yang baterainya habis, eh petugas bandara sudah memanggil kami untuk masuk ke dalam pesawat.











Pukul 12.19 WIB kami sampai di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta. Hiruk pikuk para penumpang yang baru turun dari pesawat maupun yang akan naik pesawat langsung terasa begitu kami berjalan menuju Pintu Kedatangan. Di depan pintu keluar kami akhirnya menemukan pegawai Enka Tour yang dipercaya oleh Asus untuk menghandle urusan transportasi para blogger dari kota asal masing-masing ke ibukota. Oh iya, Asus tidak hanya mengundang blogger namun juga media, youtuber dan zenfans.






Bertemu dengan Para Sahabat Blogger

Setelah makan siang dan menunggu para undangan lainnya yang belum datang, kami pun diarahkan untuk naik bus yang akan mengantarkan kami ke hotel tempat kami menginap yaitu Grand Mercure Jakarta Harmoni. Di hotel sendiri sudah berdatangan para undangan lainnya, blogger yang sudah datang duluan antara lain Mbak Rien (Katerina S) dan suaminya yaitu Mas Arief, Manda (Primastuti Satrianto), Deddy Huang, Andre dan masih banyak lagi lainnya.

photo by Manda

Saya kemudian bergabung dengan para undangan yang sedang mengantri kunci kamar. Eh ternyata saya satu kamar dengan Mas Arif, tadinya sih udah berdebar-debar bakalan sekamar dengan siapa ya. Sebelum menuju kamar saya say hello dengan Mbak Rien dkk yang sudah menunggu di lantai 2. Tak lama setelah saya di kamar, giliran Dee, Bai Ruindra dan para blogger lainnya datang belakangan.

 
Foto bareng Mas Arief, suami Mbak Rien
Sehabis sholat Ashar, Mas Advent Jose –salah satu Tim Asus- mengintruksikan kepada kami untuk berkumpul sebentar guna mendapatkan pengarahan terkait acara launching esok hari. Sekalian juga sesi perkenalan anggota Blus yang baru yaitu Andri Septian dari Jateng yang lebih terkenal dengan nama Asedino aka Asehere, Elvina Yanti dari Pekan Baru dan Handiko dari Semarang. Yang terakhir pasti sebagian besar sudah kenal ya, blogger langganan juara lomba blog yang terkenal dengan desain blog dan info grafisnya yang keren.


UnBoxing Oleh-Oleh dari Berbagai Daerah

photo by Manda

   Blus memiliki tradisi setiap kali ada event nasional maka para blogger membawa oleh-oleh makanan atau jajanan khas daerah masing-masing. Begitu pun juga pada event kali ini, sayangnya saya nggak sempat beli oleh-oleh khas Malang, maafkeun ya teman-teman Blus.
Bairuindra membawa Timpan makanan khas Aceh, Manda bawa Bakpia Green Tea, Dee An bawa Otak-Otak Batam, Mas Arief bawa Rendang Telur dan Lempok Duren, Elvina bawa Kue Sarang Semut  dan Culut Keju, Mbak Rien bawa Cilok Djoedes dan masih banyak juga yang lain. Kami melakukan unboxing oleh-oleh tersebut di kamar Mbak Rien dan Dee, ikutan juga blogger lainnya seperti Mas Eko, Deddy Huang, Askar Juara, Harry dan lainnya.



Yang pertama saya cicipin adalah Cilok Djoedes. Seperti yang kita tahu, Cilok adalaah makanan khas Bandung yang sudah jadi jajanan favorit mulai dari anak SD hingga orang dewasa.  Cilok Djoedes ini bukan sembarang cilok lho, dia dibuat dari daging sapi tanpa MSG dan bahan pengawet. Saat saya menggigitnya terasa banget dagingnya, jadi campuran acinya hanya sedikit. Trus pas ditengah-tengah saya merasakan ada yang kenyal-kenyal gitu. Kirain urat ternyata itu adalah lemak sandung lamur sapi yang bikin Cilok Djoedes terasa gurih meski tanpa MSG.




Selanjutnya adalah Timpan, kue basah khas Aceh yang terbuat dari bahan dasar ketan dan pisang raja. Di dalamnya biasanya terdapat berbagai varian isi seperti parutan kelapa atau srikaya. Kue Timpan ini merupakan salah satu makanan tradisional yang cukup terkenal di Aceh, dan sering disajikan sebagai menu utama saat hari raya. Pertama melihatnya saya langsung teringat pada makanan Jawa yaitu lemet, bedanya kalo lemet itu bahannya adalah singkong yang dihaluskan dan isiannya dari gula merah. Tekstur kue Timpan ini lembut dan rasanya gurih, saya waktu itu mencicipi yang isian parutan kelapa yang manis.
photo by Deddy Huang
Kemudian saya mencoba kue khas Pekanbaru yaitu Kue Sarang Semut. Dinamain Sarang Semut karena tekstur kuenya yang berongga-rongga seperti sarang semut. Warna coklat kehitaman pada kue sarang semut berasal dari gula pasir yang dipanaskan hingga menjadi karamel. Kue Sarang Semut ini mengingatkan saya pada kue Bika Ambon, hanya beda pada warnanya saja.

photo by Mbak Rien

Sore itu kami berasa udah wisata kuliner ke berbagai daerah tanpa perlu jauh-jauh mendatangi asal kue tersebut. Mungkin ini salah satu berkah silaturahmi. Matahari sudah mulai tenggelam, itu tandanya kami harus menyudahi acara unboxing oleh-oleh tersebut. Maklum sehabis maghrib ada acara Welcome Dinner. Setelah mengambil beberapa kue untuk teman sekamar, saya pun pamit untuk bersiap-siap menghadiri Welcome Dinner.

Menonton Monas Fountain Dance


Setelah Welcome Dinner, Mbak Rien ngajakin kami jalan-jalan ke Monas. Kata Andre, kalau weekend ada pertunjukkan Monas Fountain Dance. Sempat mau batal karena saat makan malam turun hujan, untungnya setelah itu reda. Yang fix berangkat ke Monas antara lain Mbak Rien, Dee, Manda, Bai, Elvina, Koh Deddy, Adityar, Mas Arif dan tentu saja Andre sebagai guide kami.



Kami menuju Monas dengan naik busway, sekalian mencoba pengalaman menggunakan transportasi ibukota, terutama buat para blogger daerah hehehe. Kalau saya sih sudah pernah naik busway 2 tahun yang lalu ketika ikut diklat di Jakarta. Tapi jangan salah, ternyata ada blogger ibukota nan femes yang baru sekali naik busway, itupun 3 tahun yang lalu. Siapakah dia? Itu tuh Mbak Katerina Sandra.



Sebelum naik busway kami urunan untuk isi ulang kartu busway, adegan urunan ini epic banget karena kami kayak orang-orang yang lagi transaksi apaan gitu. Mana lokasinya di depan loket busway lagi, nggak mbois kalo orang Jawa bilang. Pas di dalam busway, kami pada heboh berjamaah. Terutama yang emak-emak ketika bus berjalan dan goyang-goyang mereka berpegangan erat pada pegangan yang digantung di bagian tengah bus. Petugas busway sampai keheranan melihat kami yang heboh di sepanjang perjalanan.



Monas itu kan areanya luas banget tapi pintu masuk yang dibuka untuk umum hanya tiga. Nah setelah turun dari busway kami udah seneng aja gitu melihat air mancur menari yang berada di balik pagar Monas. Tapi ternyata kami masih harus berjalan jauuh ke pintu masuk yang berada di Bundaran Patung Kuda. Lumayan sih bikin kaki agak pegel, terutama buat saya yang nggak pernah olahraga. Eh pas udah sampai di dalam area Monas, ada blogger yang tercyduk lagi jalan sama gebetannya yaitu Pandu Driyad. Hayoo lho ketauan.




Sambil menunggu jam pertunjukan Monas Dancing Fountain, kami tentu saja narsis bareng menggunakan HP Asus mulai dari Zenfone 3 hingga Zenfone Zoom. Yang paling juara tentu saja Zenfone Zoom yang bisa menghasilkan foto yang bagus meski dalam keadaan yang gelap, trus juga saat dipakai welfie ada mode wide angle hinga 120 derajat sehingga nggak usah berebut posisi saat foto welfie.




Tibalah saat yang dinantikan yaitu pertunjukkan air mancur menari. Bukan hanya kami saja yang menunggu, ratusan bahkan mungkin ribuan orang sudah memadati area Dancing Fountain ketika kami sampai di sana. Kebanyakan sih keluarga muda yang membawa anak-anak usia balita, ada juga beberapa pasang muda-mudi yang menjadikan pertunjukan air mancur menari sebagai moment romantis mereka.




Lagu-lagu yang diputar dalam Monas Dancing Fountain ini adalah lagu-lagu nasional dan daerah, jadi jangan berharap ada lagu Alan Walker atau Marshmallow ya wekekeke. Bagus sih kalau menurut saya karena secara nggak langsung memperkenalkan kepada anak-anak dan remaja tentang lagu karya seniman bangsa. Selain diiringi musik, air mancur menari juga dilengkapi dengan lampu warna-warni. Ada lampu berwarna kuning, biru, hijau, dan putih. Dengan teknologi screenwater yang ditembakkan laser, air mancur menari juga menampilkan video pelangi dan tulisan lagu yang mengiringi gerakannya.

 Tonton juga vlog saya di channel Keluarga Biru yaaa



Fiuuh ternyata panjang juga cerita keseruan kami sebelum acara launching ZenFone Max Pro M1 ini, dari ketemu sobat blogger, nyicipin oleh-oleh dari berbagai daerah di Indonesia hingga menonton Monas Dancing Fountain. Oke nantikan keseruan cerita launching di tulisan saya selanjutnya ya, makasih.


10 comments

  1. Satu kata: SERU!

    Memang #lebihmendingzenfone ya #eh haha

    ReplyDelete
  2. Rasanya bahagia bisa bertemu lagi dalam satu momen kebersamaan di ASUS ZenFone Max Pro M1 Grand Launch kali ini.

    ReplyDelete
  3. yg saya kenal tuh baiuindra, deddy huang n andre aja mas, selalu langganan dapt undangan dari asus setiap kali launching smartphone baru, asyikkk bener yaa mass... kira2 dapat gratisan ga sih?

    ReplyDelete
  4. Unboxing oleh-oleh itu salah satu yang paling kutunggu-tunggu tiap ikutan acara ASUS. Seru...

    ReplyDelete
  5. aku kok jadi mbayangin pandangan mata pak petugas busway ya....wkwkwk

    ReplyDelete
  6. wah mau ikut acara sdh jalan2 dulu ya, asyiknya

    ReplyDelete
  7. Seru banget ya seru banget blogger ikut acara ini

    ReplyDelete
  8. #mumpungdijakarta akhirnya bisa lihat monas

    ReplyDelete
  9. Berasa warga ibukote banget yee kite jalan-jalan ke Monas hahaha. Asli girang banget akuhh.

    ReplyDelete
  10. Aku moh komentar. Moco tok nggarai pingin hapene.

    ReplyDelete

Popular Posts