Kampung Lumbung: The Hidden Paradise in Batu



Kampung Lumbung Boutique Hotel, Batu


Pernahkah Anda membayangkan bermalam di sebuah kampung zaman dahulu dengan bangunan berarsitektur Jawa Timuran yang sudah mulai punah?
Pernahkah Anda membayangkan bangun tidur di pagi hari dan melihat matahari terbit di antara pegunungan dari balkon kamar Anda?
Atau pernahkah Anda berenang di sebuah kolam renang yang airnya merupakan air pegunungan yang jernih dan segar?
Semua pengalaman yang unik dan berkesan itu bisa Anda dapatkan di Kampung Lumbung Boutique Hotel: The Hidden Paradise in Batu.


***


Kampung Lumbung Boutique Hotel, Batu


Batu dianugerahi keindahan alam yang begitu memikat, tak heran jika kota berhawa dingin ini menjadi destinasi wisata favorit di Jawa Timur. Kesuksesan Batu sebagai kota wisata didukung oleh banyak aspek, salah satunya adalah banyak sekali pilihan hotel dan penginapan yang menawarkan kenyamanan dan fasilitas yang lengkap. 


Kampung Lumbung Batu

Namun nyaman dan memiliki fasilitas yang lengkap tidaklah cukup. Sebuah hotel di kota wisata haruslah memiliki keunikan dan kelebihan yang tidak dimiliki hotel lainnya agar mampu bertahan di tengah persaingan yang sangat ketat. Kampung Lumbung Boutique Hotel adalah sedikit dari hotel yang memiliki keunikan dan kelebihan sehingga tampil menonjol di antara yang lain.

Keunikan Kampung Lumbung

 

1.       Bangunan Berarsitektur Jawa Kuno

Kampung Lumbung memiliki keunikan pada arsitektur bangunan-bangunannya yang merupakan arsitektur Jawa Kuno yang kini sudah mulai punah. Jenis rumah dengan arsitektur Jawa Kuno itu antara lain joglo, limasan, omah mujur, omah gladak, lumbung, kandang kebo dan masih banyak lagi lainnya. Semua jenis bangunan kuno itu bisa kita temui di Kampung Lumbung, bahkan bangunan atau pondok itu terbuat dari kayu jati yang rata-rata berusia di atas 100 tahun dan berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur.


Kampung Lumbung Kota Batu

Kampung Lumbung Kota Batu


Sebagai contoh, di Kampung Lumbung terdapat ruang pertemuan yang pintu masuknya dibuat pada tahun 1772. Pintu tersebut merupakan bangunan paling tua di Kampung Lumbung Boutique Hotel. Pintu tersebut didapatkan dari daerah Besuki,Situbondo. Sedangkan ruang pertemuannya sendiri dibuat sekitar tahun 1818. Meskipun berusia ratusan tahun, rumah-rumah kuno ini masih sangat kuat karena terbuat dari kayu jati.

2.       Hotel yang Ramah Lingkungan (Eco Friendly)

Kampung Lumbung Boutique Hotel didesain dan dikonsep sebagai hotel yang ramah lingkungan dan dekat dengan alam. Ini terlihat dari begitu banyaknya pepohononan yang ditanam di kompleks hotel ini, bahkan di antara pepohonan itu terdapat 150 varietas tanaman langka seperti tanaman Pakis Aji, Cupa, Rukem, Sawo Manilo, Boabab dan lain-lain.


Kampung Lumbung Kota Batu


Saya sendiri langsung takjub dan jatuh cinta manakala melihat pemandangan alam berupa perbukitan yang ditumbuhi dengan pepohonan yang rindang. Di setiap rumah Jawa Kuno juga ditanami dengan berbagai macam pepohonan dan terdapat taman kecil yang indah.
Udara yang segar langsung terasa di kompleks hotel yang dibangun bertahap sejak tahun 2007 ini. Sejauh mata memandang maka yang tampak adalah dominasi warna hijau yang menyegarkan mata. Bahkan di bagian bawah terdapat sebuah sungai kecil yang di dalamnya kita bisa melihat ikan-ikan koi beraneka warna. Ini menjadi pertanda bahwa lingkungan di Kampung Lumbung Boutique Hotel benar-benar ramah lingkungan.

Kampung Lumbung Kota Batu


Kampung Lumbung juga sudah menerapkan pemisahan antara sampah basah dan kering, hal ini bertujuan agar sampah-sampah tersebut bisa diolah sesuai dengan jenisnya.

3.       Suasana Kampung Tradisional

Kampung Lumbung didesain sebagai replika kampung jaman dahulu yang kental sekali nuansa tradisional Jawa Kuno. Saya merasakan atmosfer Jawa Kuno ini begitu kuat, saya seperti dibawa kembali ke masa lalu.


Kampung Lumbung Kota Batu



Kampung Lumbung Kota Batu


Selain bangunan, dekorasi ruangan pun juga dipenuhi dengan peralatan Jawa kuno. Misalnya gerobok dan geledeg atau tempat jualan para pedagang di masa lalu. Ada pula luku atau alat pembajak sawah, lesung atau alat penumbuk padi, lumang atau alat penumbuk bahan jamu, bahkan lumbung yakni tempat penyimpanan padi masyarakat pedesaan di masa silam.


Kampung Lumbung Kota Batu


“Nama Kampung Lumbung sendiri dipakai karena koleksi lumbung yang banyak di Kampung Lumbung. Ada yang dibiarkan asli dan ada yang dimodifikasi sebagai kamar. Kampung Lumbung memiliki filosofi dekat dengan alam dan menghargai sejarah,” demikian penjelasan dari Bambang Setia Dharma, owner Kampung Lumbung Boutique Hotel yang juga menjadi ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu ini.

Keluarga Biru di Kampung Lumbung




Sudah lama kami ingin merasakan pengalaman menginap di kota Batu yang dingin itu. Beberapa nama hotel yang unik dan menarik sudah berhasil saya dapatkan setelah mengumpulkan informasi dari internet. Pilihan kami akhirnya jatuh pada Kampung Lumbung Boutique Hotel. Pemandangan yang indah dan penataannya yang mirip dengan kampung di zaman dahulu langsung membuat saya jatuh hati pada pandangan pertama.




Kami menempati kamar Superior yang berada di lantai dua pada rumah Turon Jejer. Turon Jejer dalam bahasa Jawa artinya tidur berdampingan, bangunannya berupa rumah besar berlantai dua. Desainnya seperti rumah Jawa pada umumnya, yang membedakan adalah penggunaan kayu jati pada sebagian besar furniturenya.


Turon Jejer Kampung Lumbung Kota Batu


Di Turon Jejer terdapat 16 kamar dengan tipe antara lain 6 kamar Superior, 4 kamar Deluxe, 4 kamar Deluxe Family dan 2 kamar Deluxe Premier. Untuk harga tiap kamar antara lain sebagai berikut:


Kampung Lumbung Kota Batu


Ranjang di kamar kami terbuat dari kayut jati, serat-seratnya yang indah terlihat begitu eksotis. Ukurannya cukup besar, muat untuk kami bertiga. Selendang batik berwarna coklat menjadi aksen unik yang makin menguatkan nuansa tradisional Jawa. Lantainya terbuat dari keramik berwarna coklat muda yang bersih dan nyaman.
Di depan ranjang, terdapat satu meja dan dua lemari kecil. Desainnya sederhana namun terlihat kokoh. Di atas meja ada televisi yang menyediakan saluran televise lokal dan TV kabel. Sedangkan di atas dua lemari kecil disediakan aneka minuman seperti minuman mineral, teh dan kopi. Ada juga termos yang berisi air panas untuk menyeduh kopi dan teh. Meski bernuansa tradisional, namun kamar kami dilengkapi dengan wifi sehingga kita tetap bisa terhubung dengan dunia maya.
Di pojok kamar yang menuju kamar mandi terdapat satu kursi berukuran sedang dengan dua bantal kecil di atasnya. Di depan kursi ditaruh sebuah lesung yang berisi dua pasang sandal yang terbuat dari karung goni. Sedangkan di pojok lainnya terdapat lemari berukuran sedang dan gantungan baju.


Kampung Lumbung Kota Batu


Beralih ke kamar mandi, nuansa alami diwakili oleh penggunaan batu alam sebagai dindingnya. Saya suka dengan penataan tempat mandi dan toilet yang dibuat terpisah. Bagi saya pribadi penataan seperti ini membuat waktu lebih efisien, kita tidak perlu menunggu teman sekamar kita yang sedang mandi jika ingin buang hajat. Wastafel di kamar mandi juga terbuat dari kayu jati, hanya di bagian baskomnya terbuat dari kaca. Tataan gelas dan pasti gigi, tatakan sabun dan shampoo juga terbuat dari kayu. Ini menunjukkan bahwa Kampung Lumbung benar-benar total dan detail mewujudkan konsep tradisional dan alami. Oh iya, berhubung Batu berhawa dingin maka di dalam kamar tidak dipasang pendingin udara atau AC. Tanpa harus dipasang AC, suhu udara di kamar apalagi di malam hari cukup dingin.

The Hidden Paradise in Batu


Kampung Lumbung Kota Batu


Sinar matahari menerebos ke kamar kami melalui tirai jendela kamar kami yang terbuat dari kain putih. Tadi malam kami mengelilingi kota Batu sehingga badan terasa capek, akibatnya jadi bangun kesiangan deh.
Setelah mencuci muka, saya lalu berjalan menuju pintu kamar. Sinar matahari yang terang langsung menyilaukan mata saya begitu saya membuka pintu kamar. Tapi tak lama setelah itu saya takjub manakala melihat pemandangan matahari terbit yang indah dari balkon kamar. Matahari bersinar di antara pegununungan yang menghijau, udara pegunungan yang segar juga menyeruak masuk ke hidung ketika saya menarik nafas dalam-dalam.


Kampung Lumbung Kota Batu


Di depan rumah besar tempat kami tidur, ada sebuah kolam renang berukuran sedang. Keramiknya yang berwarna biru luat menggoda siapa saja untuk menjeburkan badan diri di sana. Yang unik dari kolam renang ini adalah view di sekitarnya yang berupa pegunungan dan hutan, jadi kita berasa renang di alam bebas. FYI, air di kolam renang ini merupakan air pegunungan asli lho. Saya sendiri merasa begitu segar ketika berenang di sana. Biar nggak kedinginan, saya sarankan berenang di atas jam delapan saja.


Kampung Lumbung Kota Batu

Untuk sarapan, pagi itu kami dan para tamu lainnya makan di rumah makan yang memiliki view yang juga tak kalah alami, namanya Sentong Tengah. Dari kursi tempat kami duduk, kami bisa melihat pemandangan di bawah yang berupa taman dan pepohonan yang asri. Kursi dan mejanya terbuat dari kayu jati yang diplitur transparan sehingga makin menguatkan motif dan serat kayunya. Bagi yang merokok bisa memilih makan di Sentong Tengen yang merupakan smoking area.


Kampung Lumbung Kota Batu

Oh iya, jalan menuju ruang makan berupa jembatan kayu dimana terdapat kolam ikan di bawahnya. Aiman antusias sekali melihat ikan-ikan koi yang berenang di sana, badannya yang berwarna-warni itu memang terlihat indah.


Kampung Lumbung Kota Batu


Menu makanan yang diberikan sebagai sarapan pagi antara lain menu utama beupa nasi goreng, bihun goreng dan soto. Menu pendampingnya ada sosis, kentang dan telur dadar. Minumannya kita bisa memilih minuman hangat seperti kopi dan teh. Bagi yang ingin segar-segar bisa meminum jus nanas dan naga merah. Ada juga pisang dan rambutan segar sebagai pelengkap menu sarapan pagi. Overall kami puas dengan rasa makanannya, Aiman suka dengan menu soto yang saya ambilkan untuknya. 


Kampung Lumbung Kota Batu


Itulah cerita Keluarga Biru menghabiskan weekend di Kampung Lumbung Boutique Hotel, Kota Batu. Duh saya lupa kasih tau jika lokasi Kampung Lumbung ini tidak berada di tepi jalan raya Beji, Batu. Melainkan berada di sebuah gang kecil dimana kita akan melewati pemukiman penduduk sebelum memasukinya. Dengan lokasi  yang ‘tersembunyi’ itu siapapun tidak akan menyangka jika akan menemukan view berupa pegunungan yang alami dan indah di dalam Kampung Lumbung. Ditambah lagi dengan desain penataan bangunannya yang berupa kampung tradisional Jawa dan menu makanan yang memanjakan lidah maka tak berlebihan jika saya menyebut Kampung Lumbung Boutique Hotel sebagai TheHidden Paradise in Batu.


Kampung Lumbung Kota Batu



Kampung Lumbung
Eco Friendly Boutique Hotel
Jl. Ir. Sukarno – Puskesmas Beji
Batu – Malang, East Java 65326
Ph: +628510444442         
Fax: +623415025177
Email: kampunglumbung@grahabunga.com

20 comments

  1. Kli nginep disana kayaknya bakalan lupa pulang deh
    Asik bener suasananya

    ReplyDelete
  2. Wah seperti di rumah sendiri ya suasananya..

    ReplyDelete
  3. Enak banget tempatnya ya, banyak spot2 menarik buat difoto.. hehehe. Bener-bener tempat untuk beristirahat sambil mendekatkan diri dengan alam :).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali Mbak, saya aja nggak berhenti motret di sana-sini saking bagusnya.
      Kalo malam suasananya tambah tenang cocok buat istirahat.

      Delete
  4. Fotonya Aim bikin pengen cubit pipi. Hihi....
    Tempatnya sepertinya enak mas... kapan ya ke sana

    ReplyDelete
  5. Suasananya ndeso banget. Bakal jadi incaran nih kalo ada di Jakarta :D

    ReplyDelete
  6. Waaah. Makasih Mas Ihwan. Kalo pas mudik bisa dicobain nih keknya. Huehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Mas Dani, bakalan betah deh nginap di Kampung Lumbung :-)

      Delete
  7. Subhanallah..asri banget ya Kang pemandangannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, terasa segar udaranya dan mata jadi adem liat yang ijo-ijo.

      Delete
  8. wah asik banget yaa.. saya dulu ke batu itu ke jatimpark nya aja, tp g smpt nginap di hotel hehe

    ReplyDelete
  9. bagus dan pengen banget bisa bermalam di situ. Tapi harganya bikin tuing-tuing... :(

    ReplyDelete
  10. Suka banget ama hotel yang modelnya kayak gini.... Bikin betaaaah!

    ReplyDelete
  11. Wah rate-nya sudah naik yah dari yg di website Kampung Lumbung.. Bund, kalo mau nginep bawa keluarga plus kakek-nenek, ada saran ambil kamar yang mana? Yg Omah Mujur dll gitu (cottage dg dua kamar) atau lebih baik dua superior rooms? Kalo di cottage, bisa masak kah? Anyway, makasii bund :) reviewnya buat yakin main ke Kampung Lumbumh..

    ReplyDelete

Popular Posts