Pesona Air Terjun Coban Rondo yang Legendaris








Air Terjun Coban Rondo, salah satu air terjun yang cukup terkenal di kawasan Malang Raya. Sayangnya meskipun saya orang asli Malang namun saya sampai setua ini belum pernah datang ke coban yang menjadi destinasi wisata favorit baik itu lokal maupun luar Malang Raya. Nah Minggu lalu saya akhirnya memiliki kesempatan untuk mengunjungi Coban Rondo bersama teman-teman Malang Citizen.

Adapun lokasinya Coban Rondo terletak di Jl. Coban Rondo, Desa Pandesari, Pandesari, Pujon, Malang, Jawa Timur 65391. Untuk masuk ke kawasan wisata Air Terjun Coban Rondo kita harus membayar tiket sebesar Rp.15.000 saat weekdays dan Rp.18.000 saat weekend. Tiket itu sudah termasuk ongkos parkir sehingga nanti di dalam tidak perlu bayar parkir lagi. Namun untuk wahana-wahana yang ada di dalamnya dikenakan tiket tersendiri. Wahana-wahana yang terdapat di kawasan wana wisata Coban Rondo ini antara lain: DanCok Café, Labirin, Flying Fox, Shooting Target dan ATV. Tinggal pilih saja mana yang sesuai dengan minat dan umur Anda hehehe.


Mitos dan Kutukan Coban Rondo


Di balik keindahan air terjun dan pemandangan di sekelilingnya, tersebutlah sebuah kisah tragis tentang asal muasal Coban Rondo. Konon katanya pada zaman dahulu kala ada sepasang pengantin baru yaitu Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro. Nah suatu ketika Dewi Anjarwati mengajak suaminya mengunjungi kedua mertuanya di Gunung Anjasmoro. Keinginan ini ditentang oleh orang tua Dewi Anjarwati dengan alasan dalam adat Jawa ada larangan bagi pengantin baru untuk bepergian jauh sebelum selapan (36 hari).
Tapi namanya pasangan muda, mungkin karena egonya masih tinggi sehingga tidak mau mendengarkan nasihat orang tua. Malahan Anjarwati dan Baron menyatakan jika mereka siap menerima segala resiko yang terjadi dalam perjalanan mereka nanti.
Dalam perjalanan menuju Gunung Anjasmoro, rombongan pengantin baru ini bertemu dengan seorang pemuda yang tidak jelas asal usulnya (istilah sekarang itu GeJe) bernama Joko Lelono. Ternyata si Joko Lelono ini terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati dan ingin merebutnya dari Raden Baron. Tentu saja Raden Baron tidak terima dan terjadilah pertempuran yang sangat sengit di antara kedua pria tersebut.

Air Terjun Coban Rondo


Karena sama-sama digdaya, Raden Baron memerintahkan para pembantunya untuk menyelamatkan Dewi Anjarwati ke sebuah tempat yang disebut coban (air terjun). Di sanalah akhirnya rombongan Dewi Anjarwato bersembunyi sambil menunggu kedatangan Raden Baron. Sayangnya sang suami yang dinanti-nantikan tak kunjung datang karena Raden Baron telah mati bersama dengan Joko Lelono.
Dewi Anjarwati hanya bisa pasrah. Pada sebuah batu yang terletak di bawah air terjun Sang Putri itu meratapi nasibnya akibat melanggar nasihat orang tua. Dan semenjak saat itu air terjun tempat Dewi Anjarwati meratapi nasibnya itu dinamakan Coban Rondo (air terjun janda) hingga saat ini.
Lalu beredar mitos jika ada sepasang kekasih yang berkunjung ke Coban Rondo maka dalam waktu dekat hubungan mereka akan kandas seperti kisah cinta Dewi Anjarwati dan Raden Baron. Hal ini terkait kutukan dari ratapan tangis Dewi Anjarwati. Entah mitos ini benar atau tidak, terserah Anda bagaimana menyikapinya.

Yang Perlu Diwaspadai di Coban Rondo


Air yang mengalir dari air terjun Coban Rondo ini sangat jernih sekaligus dingiiin. Saat saya wudlu di musholla yang berada tak jauh dari air terjun saja, saya sudah merasakan betapa dingin airnya. Begitu kami mendekati lokasi air terjun, Mas Aiman langsung excited. Apalagi ketika melihat ada anak-anak yang bermain dan berfoto di aliran sungai kecil yang berasal dari coban, dia langsung merengek minta turun juga.

 

Sambil mengawasi Mas Aiman saya pun memotret keindahan dan kemegahan air terjun Coban Rondo ini menggunakan Zenfone 3. Untuk bisa menangkap curahan air yang terjun bebas dan cepat itu saya menggunakan mode manual, mode ini sama dengan mode yang terdapat di kamera DSLR. Berikut beberapa hasil jepretan saya.


Air Terjun Coban Rondo

Air Terjun Coban Rondo


Air Terjun Coban Rondo

Setelah Mas Aiman puas bermain air dan saya puas motret-motret, kami pun bergabung dengan rombongan Malang Citizen yang saat itu sudah asyik melahap bekal makanan kami. Nah ketika sedang asyik makan sambil bercengkarama, mendadak datang dua kera atau monyet yang rupanya mupeng melihat kami. Salah satu kera berhasil merebut kue yang dipegang Mas Aiman, sedangkan Mama Ivon langsung histeris begitu melihatnya dan melempar kue dalam genggaman tangannya.






Iyaap, bagi Anda yang nanti berkunjung ke Coban Rondo ini perlu wasdapa dengan kera-kera liar yang hidup di sini. Jika membawa tas atau sebungkus makanan maka pegang dengan erat jika tak ingin direbut oleh kera-kera tersebut. Lalu jika memang mau makan-makan, jangan panik atau takut jika mereka mendekat. Berikan saja satu-dua potong agar mereka tak mengganggu.

Itulah kisah liburan Keluarga Biru bersama komunitas Malang Citizen di Air Terjun Coban Rondo yang sudah terkenal sejagad Indonesia. Jangan lupa tetap jaga sikap dan perilaku selama berkunjung ke objek wisata ini dan yang nggak kalah penting, jangan buang sampah sembarangan yaa.


9 comments

  1. Coban Rondo ini tempat pertama aku ketemu mas Anang... Waktu jaman SMP dulu ������

    ReplyDelete
  2. Masih ingat aku tragedi kera itu, pengalaman tak terlupakan pastinya wkwkwk

    ReplyDelete
  3. rasanya kalau dengar suaar air terjun itu spt air sedang nyanyi rock, wah kapan aku bisa ke sini ya

    ReplyDelete
  4. Tempat wisata air terjun selalu diminati ya mas..

    ReplyDelete
  5. coban rondo masih manjadi primadona air terjun di malang

    ReplyDelete
  6. Buka2 blog ini jadi pingin jalan2 ke Jawa :D
    btw, anak2 kami juga lagi ketagihan datangi air terjun yang ada di Lampung.

    ReplyDelete
  7. Coban yang paling eksis di batu dari jaman dahulu kala sampai sekarang. Mantap!!!������ gak bosen juga kesini, apalagi kalu lagi suntuk, mau cari yang seger" dan ijo" pas banget disini.

    ReplyDelete

Popular Posts