Berdua Lebih Baik

 

Berdua Lebih Baik

 

Lihat awan di sana

Berarak mengikutiku

Pasti dia pun tahu

Ingin aku lewati

Lembah hidup yang tak indah

Namun harus kujalani

 

dimas dan dhini


Lagu milik Acha Septriasa ini sebenarnya sudah pernah saya dengar namun kurang membekas buat saya. Saat film Hearts tayang di bioskop otomatis lagu ini jadi sering diputar di sana-sini karena merupakan salah satu soundtrack-nya. Tapi ya gitu, nggak masuk di hati.

Padahal sebenarnya lagu ini bagus sih isinya yaitu tentang ungkapan hati seseorang yang bersyukur atas kehadiran sang kekasih di dalam hidupnya. Bersama kekasihnya dia yakin semua pasti lebih baik. Dia yakin bisa melewati semua ujian dan hal berat sekalipun karena ada kekasih hati yang selalu di sampingnya untuk menguatkan. Jika sampai dia sendiri dia mengibaratkan hatinya seperti langit yang berselimut kabut.

Nah tadi saaat scrolling Tiktok muncul video salah satu pasangan seleb Dimas Seto dan Dhini Aminarti, ceritanya Dimas melepas kepergian Dhini di bandara. Pasangan yang sudah menikah 13 tahun ini terpaksa menjalani LDR karena Dhini hendak menjalankan ibadah umrah. Saya lalu tertarik untuk melihat video mereka yang lain, salah satunya video yang berisi kolase perjalanan mereka. Dimas menggunakan sound Berdua Lebih Baik versi cover yang dibawakan oleh Gonebloom.

Jujur saja, vibes-nya itu jadi ngena banget ketika dibawakan oleh pria bersuara merdu ini. Dia itu nyanyinya kayak tanpa beban malah kesannya kayak ogah-ogahan. Beberapa komen gokil yang memuji suaranya antara lain:




Sopan banget suara nya toloong 😭 jadi penasaran sama orang nya 😂

Kek suara habis bgn tidur baguss bgt, kalau mau tidur biasa nyetel ini... Enak bgt didenger... tbh, your voice stuck and blessing my ears💞💞love it !!!!!!

Orang mager disuruh nyanyi...tapi malah jadi keren cok😅

Saya tidak menemukan artikel tentang Gonebloom ini di internet, bahkan foto dirinya pun tak ada. Benar-benar misterius. Saya hanya mendapatkan info di komen di akun Youtubenya kalau dia ini adalah musisi Malaysia.

Ketika lagu ini dibawakan Gonebloom dengan suaranya yang cowok banget itu, berasa mewakili semua pria di dunia tentang ungkapan cintanya pada sang pujaan hati. Nggak heran sih kalo Dimas pakai sound ini untuk mengungkapkan rasa cintanya pada Dhini.

 

***

Seperti kita tahu kalau sampai saat ini mereka berdua belum dikaruniai momongan. Dalam salah satu artikel yang saya baca, Dhini curhat bahwa dia masih kerap bingung saat ditanya: “Kapan punya anak?”

Dhini lalu menjelaskan tentang penyebab pasangan belum punya anak, yakni karena kesuburan. Ia mengatakan bahwa tidak semua penyebab infertilitas itu bersumber dari istri atau suami itu sendiri. Lebih lanjut, wanita berwajah teduh ini menambahkan bahwa ada juga yang dinamakan ketidaksuburan idiopatik atau dikenal juga dengan istilah unexplained infertility. Menurutnya, ketidaksuburan ini tidak dapat dijelaskan karena kondisi pasangan sebenarnya baik-baik saja.


dimas dan dhini


Saya salut dan kagum dengan pasangan yang tetap mesra dan harmonis meskipun belum dikaruniai momongan padahal sudah menikah bertahun-tahun. Pasti mereka sudah sering mengalami kekecewaan saat usaha mereka untuk memiliki momongan belum berhasil, ditambah lagi menghadapi pertanyaan dari keluarga, kerabat, tetangga bahkan orang asing mengapa mereka belum memiliki anak.

Jujurly, saya jadi iri sama Dimas dan Dhini yang tetap bahagia, romantis dan bersyukur memiliki satu sama lain meskipun belum dikarunai momongan. So far belum pernah ada gosip mirip tentang orang ketiga yang menerpa rumah tangga mereka. Di dunia nyata pun saya juga memiliki beberapa kawan yang seperti Dimas dan Dhini. Mereka sudah sampai di level masa bodoh dengan omongan orang lain. Tidak memiliki anak bukan alasan bagi para pasangan ini untuk tidak hidup bahagia apalagi sampai berpaling ke lain hati.

Doa tulus dari lubuk hati saya yang paling dalam semoga mereka lekas dikaruniai momongan. Dan jika ternyata takdir mereka memang tidak memiliki anak kandung hingga akhir hayat nanti, semoga mereka tetap bisa hidup bahagia SaMaRa sampai Jannah, aamiin YRA.

 

***


Saya pun memiliki ungkapan hati yang sama untuk istri saya. Kami berdua sebenarnya memiliki sifat yang berlawanan: saya orangnya penuh pertimbangan sedangkan istri cenderung spontan dan impusif. Bagi saya yang harus berpikir lama bahkan peragu sebelum mengambil keputusan, sifat istri yang spontan itu membantu saya untuk lebih yakin dan cepat mengambil keputusan. Bahkan ketika kami harus mengalami lembah hidup yang tak indah dalam pernikahan kami, saya merasa kehadirannya mampu menguatkan saya. Saya nggak merasa sendiri, ada orang yang bisa saya ajak sharing dan curhat ketika ada masalah.

Itulah kenapa saya sangat bersyukur memiliki dia, sepaket kelebihan dan kekurangannya. Pastinya ada sifat, watak dan karakter istri yang tidak saya sukai, begitupun juga sebaliknya. Kami sudah berpuluh kali membahasnya, mulai dari membahasnya secara iseng, serius bahkan pernah juga dengan emosi hehehe.


keluarga biru


Di usia pernikahan yang sudah 11 tahun ini, mau nggak mau kami harus mengakui nasihat orang Jawa yang bunyinya seperti ini: “Watuk iso diobati, nek watak, digowo tekan mati‘. Batuk bisa disembuhkan, tapi kalau watak, dibawa sampai mati.”

Kalau saya ingin mengubah watak istri yang tidak saya sukai demikian juga sebaliknya, kayaknya itu nggak mungkin. Nggak akan pernah ada titik temunya. Apalagi istri di lima tahun pernikahan sering kali ngeluarin kalimat andalannya kalau mentok: “Watakku memang seperti ini sejak dulu, kalo sampean tetap nggak bisa menerima ya sudah cari istri yang wataknya seperti maumu.”

Yang  bisa kami lakukan sekarang adalah mencoba mengurangi level watak kami sampai mendekati batas dimana kami bisa menerimanya. Misalnya neh, seorang suami punya level sifat pemarah 9 sedangkan istrinya sejak kecil terbiasa dimarahi orang tuanya pada level 6. Maka suami berusaha menurunkan level sifat pemarahnya ke angka 8 atau 7 dan istri juga berusaha menguatkan mental agar bisa menghadapi amarah pada level 7. Dengan begitu suami istri akan menemukan titik temunya. Kata kuncinya adalah KOMPROMI.

Apakah ini selalu berhasil dalam kehidupan pernikahan kami? Ya pasti adalah beberapa kali kegagalan, namanya juga masih belajar. Menikah adalah ibadah seumur hidup, dimana pasti ada ujian dan cobaan di dalamnya. Belajar pun juga tak mengenal batasan usia, batasnya hanya satu yaitu kematian. Jadi klop kan, menikah dan belajar sama-sama dijalani sampai tutup usia.

 

 

1 comment

Popular Posts