Malam Mingguan di Alun-Alun Malang



Fountain Dance Alun-Alun Malang

Ini lanjutan cerita setelah Keluarga Biru ikutan Bukber dan Belajar Event Bersama AcaraApa.com

Dari Lenong Rumpi Kopitown kami meluncur ke Alun-Alun Kota Malang, kebetulan Anis dan keluarganya pengin lihat air mancur menari di sana sedangkan Mama Ivon pengin beli sepatu wedges baru sebab wedgesnya yang lama sudah tidak bisa dipakai lagi.
Arus lalu lintas mulai menyemut ketika kami sampai di Jl.Basuki Rahmat, semua kendaraan bermotor seperti tumpah ruah di sana. Maklum, malam itu malam minggu sehingga banyak orang yang ingin menghabiskan malam di Alun-Alun bersama orang terkasih maupun keluarga tercinta. Rencana awal kami akan parkir di depan Masjid Agung Jami’ Malang ,namun jalan menuju ke sana ditutup sehingga terpaksa kami berjalan memutar ke selatan dan parkir di halaman Kantor Pos Besar Malang.
Suasana di Alun-Alun Malang sangat ramai dengan para pengunjung, anak-anak, tua dan muda semua berbaur di sana. Asma, putrinya Anis,  tampak senang dan langsung ngajak jalan menuju air mancur yang terletak di tengah Alun-Alun Malang. Sementara itu Aim masih bermanja-manja di gendongan saya. Setelah kami bujuk rayu, akhirnya dia mau turun dan jalan bareng Asma.
Sayang sekali, ketika kami sampai di air mancur ternyata kolam renangnya tidak diisi air sehingga otomatis air mancurnya ya mati. Anis langsung kevewa karena dia sudah jauh-jauh datang dari Kepanjen pengin melihat air mancur menari atau fountain dance di Alun-Alun Malang. Kami sendiri juga tidak tahu mengapa air mancurnya dimatikan malam itu, kalau karena kekurangan air sepertinya enggak deh. Masa iya sudah rusak air mancurnya, padahal katanya didatangkan langsung dari Singapura lho.


Fountain Dance Alun-Alun Malang

Padahal fountain dance di Alun-Alun Malang ini bagus lho. Formasi air mancurnya begitu indah dan menghibur. Pada air mancur tersebut terdapat tiga pemancar air berbentuk lingkaran, lingkaran besar berada di tepian dan dua lingkaran kecil berada di tengah. Tiga lingkaran itu dengan settingan waktu yang sudah ditentukan akan memancarkan air secara bergantian sehingga terbentuklah formasi tertentu yang indah. Setiap kali air memancar dibarengi dengan sorotan cahaya berwarna-warni dan iringan musik yang mengalun merdu. Berikut adalah hasil bidikan kami ketika malam pertama pembukaan Alun-Alun Malang.


Fountain Dance Alun-Alun Malang

Fountain Dance Alun-Alun Malang


Daripada manyun nungguin air mancur yang mati kami lalu menuju bagian utara yang terdapat tulisan Alun-Alun Malang berwarna orange menyala. Saat kami tiba di sana, pihak pengelola Alun-Alun Malang memasang tali pembatas di taman yang ada di depan tulisan. Di antara tali pembatas itu dipasang juga tulisan: Dilarang menginjak taman karena rumput sedang dalam proses pemulihan. Nggak heran sih sebab sejak Alun-Alun Malang dibuka, semua pengunjung banyak sekali yang berfoto hingga menginjak tanaman yang ada di taman tersebut.
Kami lalu gantian berfoto di depan tulisan Alun-Alun Malang. Aiman dan Asma sudah sadar kamera banget, ketika kamera dibidikkan ke arah keduanya, mereka langsung beraksi dengan pose andalan masing-masing. Ini dia aksi narsis Keluarga Biru versus Keluarga Anis.

Alun-Alun Malang yang Keren

Alun-Alun Malang yang Keren

Malam Mingguan di Alun-Alun Malang

Selesai adu narsis, kami lalu pergi ngemall ke beberapa mall yang ada di sekitaran Alun-Alun Malang. Seperti yang saya tulis di atas, Mama Ivon pengin beli sepatu wedges. Tujuan pertama kami adalah Sarinah Plaza yang berada di sebelah utara Alun-Alun Malang. Untung saja ada jembatan penyeberangan sehingga kami tidak perlu menembus arus lintas yang padat merayap saat itu.

Alun-Alun Malang yang Keren


Suasana di Sarinah Plaza tampak lengang, tidak seperti mall-mall lainnya yang begitu padat menjelang lebaran. Maklum, Sarinah Plaza memang membidik segmen menengah ke atas sehingga harga barang-barang di sini cukup mahal, hanya mereka yang borjuis saja yang mampu membelinya. Mama Ivon sempat melihat-lihat beberapa model wedges yang dipajang di rak. Berhubung lagi promo lebaran, semua item didiskon 50 plus 20 persen. Eh tapi ternyata tidak ada satu pun model wedges yang cocok di hati Mama Ivon, akhirnya kami pun capcus dari situ.
Kami lalu beralih ke mall yang berada di sebelah timur Alun-Alun Malang yaitu Alun-Alun Mall. Bagaikan bumi dan langit dengan Sarinah Plaza, suasana di sini benar-benar penuh sesak dengan para pembeli. Semua seperti berlomba mencari pakaian terbaik untuk dipakai di hari raya, tentu saja dengan harga yang sudah didiskon habis-habisan.
Untuk naik ke lantai tiga tempat sepatu saja kami harus berjuang melewati kerumunan pembeli yang berjubel di setiap keranjang pakaian. Aim dan Asma bukannya keder lihat kerumunan pembeli itu, eh malah asyik kejar-kejaran. Saya sampai beberapa kali harus bergerak gesit mencegah Aim berlari lebih jauh lagi. Setelah ngubek-ngubek semua rak sepatu, Alhamdulillah Mama Ivon akhirnya nemuin wedges nan anggun berwarna biru. Legaa deh rasanya, kami sudah tidak kuat berada lebih lama lagi di dalam mall yang penuh sesak itu.
Kami lalu kembali ke Alun-Alun Malang karena para ibuk-ibuk pengin ke toilet. Saya dan Mas Andik, Papanya Asma menunggu di salah satu kursi taman yang dipasang berjejer di salah satu ruas jalan di sana. Bukannya tambah sepi, suasana di Alun-Alun Malang semakim malam malah semakin ramai saja. Setelah para ibuk kembali, saya mengajak berfoto narsis lagi.

Alun-Alun Malang yang Keren

Saya dan Anis memang sudah bersahabat kurang lebih tiga tahun, saya mengenalnya ketika baru merintis penerbitan Mozaik. Rasa senasib sebagai owner penerbit indie di daerah membuat kami dengan cepatnya akrab dan Alhamdulillah keluarga kami juga cocok. Setelah puas bermalam mingguan, kami pun memutuskan untuk pulang. Semoga persahabatan dua keluarga ini langgeng, aamiin.

Keluarga Biru



12 comments

  1. Fountain dance nya bagus Wan. Lebih besar dari yang ada di BxC Mall Bintaro yang dulu pernah aku ceritain. Makin keren alun-alun Malang ya.

    Selamat buat Ivon akhirnya punya wedges anggun :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo Mbak ke Malang liat fountain dance-nya.
      Makasih, dia kekeuh pengin beli wedges anggun agar pas pakai gamis nggak menyapu tanah gamisnya.

      Delete
  2. Asik.. ternyata indah juga ya mas :). Saya beberapa kali kesana lom lihat yang kayak begituan hihi. Soalnya ke sananya pas siang ama sore. Moga kapan-kapan pas malam ke sana bisa lihat atraksinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sampe sekarang air mancurnya tetep nggak dinyalain tuh, nggak tahu kenapa. Mungkin biar yang ke alun-alun saat tarawih nggak banyak he3

      Delete
  3. Alun - alun malang jadi kece gini XD udah berapa tahun ya enggak main ke malang~

    ReplyDelete
  4. Aim terlihat ganteng banget dengan aju itu dan topinya. nampak menggemaskan :D

    ReplyDelete
  5. Ahhhh, kota Malang semakin kece ya. Ada fountain dance macam macau. hehehe

    Oh ternyata Mama Ivon suka pakai wedges kayak Mbak Rien.

    ReplyDelete
  6. Ihwan, air mancurnya sama kayak yang di Palembang. Sini sini ke Palembang biar bisa bandingin langsung haha

    ReplyDelete
  7. Rame yah alun-alun malang, beda sama alun-alun di tempat saya

    ReplyDelete
  8. Aih, penasaran sama alun-alun ini, kayaknya makin malam makin asyik :)

    ReplyDelete
  9. Aku suka pake wedges :)
    Bandung juga ada fountain dance, lagunya Halo Halo Bandung. Nama tempatnya Cikapundung river spot :)

    ReplyDelete

Popular Posts