Anak Investasi Orang Tua??



 
ANAK INVESTASI ORANG TUA?
Add caption


Salah satu channel yang saya ikuti di Youtube adalah channel Sacha Stevenson. Sacha ini adalah youtuber berkebangsaan Kanada-Indonesia yang menikah dengan Angga Prasetya, pria asal Bandung. Channel Sacha mulai terkenal sejak dia membuat serial video "How to Act Indonesian" yang berisi tentang  potret kebiasaan orang Indonesia. Nah awal bulan ini, dia bikin video yang berjudul Shark Tank - School in Indonesia (Parody).




Dalam video ini Sacha ini memparodikan sebuah reality show dari Amerika yang berjudul: Shark Tank. Dalam acara ini calon pengusaha dari seluruh dunia diberi kesempatan untuk melakukan pitching (presentasi) model bisnis mereka kepada sebuah panel investor dan membujuk mereka untuk menginvestasikan uang dalam ide mereka. Nah Sacha memparodikan reality show ini dengan membawa ide bisnis “Banyak Anak Banyak Rejeki” dengan objek investasinya adalah Baby Zee, putri semata wayangnya yang imut dan lucu itu.
Video parody Shark Tank ini kalau menurut saya mengkritisi banyak hal yang terjadi di Indonesia, tidak hanya sekolah di Indonesia. Setidaknya dalam penafsiran saya ada 3 hal antara lain:

Mahalnya Biaya Pendidikan di Indonesia


Dalam video tersebut Sacha ingin menyekolahkan Baby Zee di sekolah internasional agar dia mahir cas cis cus Bahasa Inggris. Saya yakin motivasi Sacha memasukkan Baby Zee ke sekolah internasional bukan semata karena faktor Bahasa Inggris tapi juga kurikulumnya. Kalau hanya ingin mahir ngomong Inggris, kurang apa coba Baby Zee dia punya ibu bule.
Tahu sendiri kan biaya pendidikan di Indonesia itu setiap tahun semakin mahal, apalagi yang sekolah internasional. Kalau menurut video Sacha, biaya TK saja sekitar 60 jutaan per tahun. Saya sendiri mencoba gugling dan nemuin list biaya pendidikan di salah satu sekolah internasional di Jakarta untuk usia preschool (4-6 tahun), berarti untuk biaya pendidikan sekolahnya adalah US$2.100/semester x 2 x 3 tahun = US$12.600. Kalau dikurs-kan ke Rupiah dapatnya sekitar 54 jutaan per tahun.
Karena biayanya yang mahal itulah, makanya Sacha berusaha membujuk para investor Shark Tank untuk berinvestasi di pendidikan Baby Zee mulai dari TK sampai SMA. Nah nanti setelah SMA Baby Zee akan bekerja dan gajinya akan dibagi 3 untuk Investor, Angga dan Sacha. 

Trus Baby Zee kebagian apa?

Lha kan dia selama ini sudah dibiayai hidupnya mulai dari makanan yang bergizi hingga pendidikan yang bagus. Orang tua dan investor itu sudah menginvestasikan banyak uang untuk kelangsungan hidupnya hingga dia bias bekerja, jadi sekarang saatnya dia memberikan profit atas investasi tersebut.

Anak Investasi Orang Tua??





Ungkapan ini sudah sering kita baca atau dengar. Kalau memang anak adalah sebuah investasi maka kita sebagai orang tua akan berharap mendapatkan keuntungan darinya. Lalu kalau ternyata anak nggak bisa memberikan apa yang kita inginkan, kita jadinya rugi dong?
Kami merawat Duo Ai mulai bayi hingga sekarang balita. Memberikan mereka makanan yang enak dan bergizi, pakaian yang bagus dan nyaman, mainan sebagai media hiburan sekaligus edukasi, mengajak mereka liburan dan menyekolahkan mereka. Semua itu kami lakukan karena kami menyayangi Duo Ai agar mereka tumbuh sehat dan bahagia: intinya agar mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari kami baik sekarang maupun di masa yang akan datang.
Jika kami tua nanti, kami tidak ingin menjadi beban bagi mereka berdua. Melihat mereka sukses adalah kebahagiaan terbesar bagi kami nanti, aamiin. Gampang ngomong gitu karena anak kalian masih kecil. Coba nanti jika kalian sudah tua dan anak-anak kalian sudah sibuk dengan kehidupannya sendiri, apakah bisa tetap ikhlas seperti sekarang?



Maka dari itu mulai sekarang kita harus belajar ikhlas dalam memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak-anak. Dan itu nggak mudah. Kadang tanpa sadar kita mbatin atau ngomong spontan manakala menghadapi tingkah laku anak yang menguji kesabaran kita.
Misalnya lagi enak-enak makan, eh nggak tahunya si kecil buang air besar. Maka mau nggak mau kita harus menghentikan makan kita dan membersihkan kotorannya. Atau anak nggak kunjung tidur sementara kita sudah ngantuk berat, giliran diajak tidur malah ngajak main atau minta makan lagi.
Kita pun akhirnya menuruti kemauan mereka tapi kadang sambil menggerutu: “Awas ya kalau nanti Mama/Papa tua, kamu nggak sabar dan telaten ngurus Mama/Papa.”

Ucapan ini jelas-jelas menunjukkan ketidak ikhlasan kita merawat anak. Apa yang kita lakukan tidak akan mendapatkan pahala dari-Nya, malahan kita hanya dapat rasa capek dan kesal saja. Baru hal kecil saja kita sudah perhitungan sama anak, gimana nanti dengan hal-hal yang besar seperti semua biaya yang sudah kita keluarkan untuk pendidikan mereka mulai dari TK hingga kuliah?
Tapi saya tidak sepenuhnya menolak pendapat tentang anak adalah investasi orang tua. Mengapa begitu? Karena di dalam agama yang saya anut disebutkan tentang 3 amalan yang tidak akan putus setelah kita meninggal dunia. Salah satunya adalah anak shaleh dan shalihah.

Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah bersabda: “Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakannya“. (HR. Muslim)
Jelas di sini bisa kita simpulkan bahwa anak menjadi investasi akhirat bagi orang tua. Maka dari itu jangan hanya memberikan pendidikan formal saja kepada anak tapi juga berikan pendidikan akhlak dan agama yang benar.

Eksploitasi Kids Zaman Now


Karena presentasi Sacha tentang Baby Zee ditolak oleh para investor, maka di bagian akhir video diceritakan Sacha dan Angga akhirnya bertekad menjadikannya model. Mereka berusaha menggenjot BB Baby Zee dengan memperbanyak konsumsi lemak agar kedua pahanya montok dan menggemaskan. Mereka memotret Baby Zee bak model professional, Sacha dan Angga yakin jika nanti Baby Zee tenar maka seluruh biaya sekolah hinga SMA bahkan biaya pensiun mereka akan terjamin.

Scene terakhir ini adalah bentuk sarkasme Sacha untuk orang tua yang menjadikan anaknya sebagai sumber penghasilan bahkan sapi perah. Fenomena kesuksesan artis-artis cilik hingga bayi-bayi artis yang tidak hanya populer namun juga laris-manis menjadi bintang iklan atau endorse membuat masyarakat awam pun tergerak untuk mengikutinya. Sebut saja balita artis yang popular seperti Arsy (Acio) anaknya Ashanty dan Anang, Rafathar anak Raffi dan Gigi, Gempita anak Gading Marten dan Gisel dan masih banyak lagi lainnya.
Para mama dan papa muda berlomba-lomba mendandani anak-anak mereka dengan dandanan dan pakaian yang kadang tidak sesuai dengan usia mereka. Setelah itu mereka akan bikinkan akun sendiri untuk anaknya, mereka upload foto anak-anak tersebut di social media dan berharap anaknya akan menjadi selebgram dan menerima banyak endorse.

Di sini saya merasa sedikit tersentil karena saya pernah sedikit melakukan bentuk eksploitasi kepada Aiman. Saat ini Aiman dan Aira sudah memiliki channel sendiri di Youtube. Minggu lalu channel mereka akhirnya bisa dimonetize setelah 3 bulan berjuang mengumpulkan 10.000 view.
Saya nggak mau munafik bahwa motif ekonomi menjadi salah satu motivasi saya membuat channel Aiman dan Aira. Cerita kesuksesan beberapa teman blogger yang mendulang dollar dari youtube lewat channel anak-anak mereka membuat saya sejak 3 bulan lalu aktif membuat video tentang Aiman dan Aira. Ada yang saya rekam secara spontan namun ada juga yang memang saya rencanakan untuk syuting video.

Duo Ai lagi syuting Unboxing Mainan


Nah suatu hari saya ngajak Mas Aiman untuk bikin video makan es krim padahal dia baru sehari sembuh dari sakit panas. Saya memang sudah menunggu lama dan ngebet banget untuk bikin video ini sebab menurut senior saya video makan es krim paling mudah mendapatkan banyak view di youtube. Tindakan saya itu ditentang oleh Mama Ivon, sampai-sampai dia mengomentari saya sudah melakukan eksplotasi kepada Aiman.

“Mama mendukung Papa bikin video anak-anak buat dimonetize di youtube, tapi kalau kayak gini namanya eksploitasi anak. Mama sebagai ibunya nggak setuju!”

Saya jadi merasa bersalah banget setelah mendapat komentar tersebut. Saya pun lalu mengurangi frekuensi syuting untuk channel Aiman dan Aira, kemudian mencoba fokus lagi ke channel Keluarga Biru. Meski sedikit nylekit dan bikin down namun apa yang dikatakan Mama Ivon itu memang benar.

Saya pun kemudian membuat batasan-batasan ketika bikin untuk video Duo Ai agar tidak jatuh menjadi eksploitasi anak, antara lain:
  1. Anak senang melakukannya, biarkan mereka melakukannya dengan sukarela jangan sampai kita memaksa syuting saat mereka sedang tidak mood.
  2. Konten sesuai usia, baik itu dari segi penampilan maupun jalan cerita harus sesuai dengan usia mereka.
  3. Tidak memaksa mereka melakukan adegan yang tidak disukai, apalagi yang berpotensi membahayakan mereka.



Oh iya, hampir kelupaan. Tentang ungkapan banyak anak banyak rejeki, kami berdua sepakat tidak setuju dengan hal itu. Kembali ke point nomer satu, dengan mahalnya biaya pendidikan saat ini membuat kami berpikir ulang jika ada yang menyarankan untuk nambah anak yang ketiga. Bagi kami cukup dua saja agar kami bisa lebih maksimal dalam merawat dan memberikan pendidikan yang terbaik untuk mereka, aamiin.

Itulah semacam tulisan reaction saya untuk video Shark Tank - School in Indonesia (Parody) karya Sacha Stevenson. Jadi di youtube tuh sekarang lagi trend bikin video reaction yaitu kita videoin reaksi kita ketika melihat video orang lain yang menarik atau booming. Nah berhubung saya lagi nggak mood bikin video, saya tuangkan saja dalam bentuk tulisan.
Semoga tulisan saya ini bermanfaat. Bagi yang ingin sharing juga tentang 3 point di atas, ayo-ayo aja tulis di kolom komentar. Kita diskusi yang enak sambil minum teh hangat.


34 comments

  1. Investasi akhirat iya banget, krn kelak kalau kita sudah tiada doa mereka lah yang menerangkan kubur kita :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah kode nih mas ihwan ... #eaaaaaa 😂

      *kabur dulu sebelum dicubit mama ivone. Hihi ...

      Delete
  2. setuju banget dengana rtikel ini, aku sebel denagn tetanggaku dia selalu mengharapkan balas jasa anaknya, karena dia bilang sdh bla, bla, blaaaaa. Jd selama ini dia merawat anaknay itung2an dong

    ReplyDelete
  3. Memang sih anak itu investasi orang tua baik dunia naupun akhirat.ah baca ini aku jadi merasa gmana gtu..huhuhuhuhuhu....ikhlas....

    ReplyDelete
  4. Iya kadang tanpa sadar ortu sedikit memaksa anak mengikuti kemauannya. Aku sekarang malas bikin video tapi anak2 yg semangat dikit2 minta divideoin 😅😅

    ReplyDelete
  5. Benar sekali, Mbak. :D Insyaallah, mereka akan mendoakan kita.

    ReplyDelete
  6. Aku bacanya terharu. Itu memang benar, Mbak.

    ReplyDelete
  7. Mudah-mudahan yang dimaksud investasi itu investasi akhrat untuk menjadikan anak yang soleh dan solehah, jadi pengen nonton vlog-nya sacha

    ReplyDelete
  8. beberapa kali nonton sacha, menarik sih...
    mungkin maksud dari perkatan "banyak anak banyak rejeki " itu begini. Setiap bayi yang terlahir di dunia itu sudah dijamin rezekinya oleh Allah SWT. Jadi kalau punya anak (lagi) jangan takut kekurangan, karena rezeki si bayi ini sudah disediakan oleh Allah. Enggak usah khawatir, Allah itu Maha Kaya.... itu petuah Bapak Mertuaku waktu aku hamil anak ke 3 hihihi

    ReplyDelete
  9. Aku setuju sama tulisanmu, Wan.

    Merawat dan mendidik anak itu adalah kewajiban kita dan hak mereka. Bukan berharap timbal balik kelak.
    Jadi mari kita siapkan masa tua sebaik2nya agar pada saatnya nanti, kita gak jadi beban untuk anak2 kita

    Buatku balas budi itu bukan berupa merawat orang tua kita tapi berlanjut pada bagaiman kita merawat anak2 kita sebaik2nya sebagaimana orang tua kita dulu memperlakukan kita dan mengusahakan yang terbaik. Begitu seterusnya kewajiban itu turun temurun

    Kalaupun kita merawat orang tua, menurutku itu bukan bentuk balas budi. Itu adalah perwujudan cinta dan kasih sayang kita, sebagai anaknya dan sebagai sesama manusia yang harus saling peduli, apalagi orang tua sendiri #imho

    Semoga ditangkap pointnya ya :)

    ReplyDelete
  10. ikutan kesentil juga meski pun anaknya yang minta dibikinin foto2 atau video dan ternyata dilirik brand, tapi tetep aja rasanya gimanaaa gitu ya, huhuhu..

    ReplyDelete
  11. ini kayak kemarin aq baca wa temenku di wag bilang tabunhannya ada tiga, ternyata anak-anak. terus aq bingung harus komentar gimana. hehe. tabungan dunia atau akhirat nih.kalau tabungan dunia kesannya jadi gimana gitu, kalau tabungan akhirat sumpah berat banget lho didik anak pe bisa jadi penolong di akhirat kelak, ga main-main

    ReplyDelete
  12. Mengasuh dan mendidik anak itu kewajiban, tanpa embel2 mengharap dapat balasan dari NYA dan dari si anak itu sendiri. Tulus dari jiwa.

    ReplyDelete
  13. IYaaaaaa pendidikan mahal Ya Allah. Aku jd bingung anak2 mau sekolah dimana, homeschooling pun jg harus kuat ekonominya :(
    Abisnya pendidikan di negeri ini gak merata jg sih, sekolah bagus ya bagus jg kurikulumnya. Sekarang kudu bener2 disiapin ya dana pendidikan anak2 ini, semoga bisa bayar sekolah pd waktunya aamiin

    ReplyDelete
  14. Ini lucu..

    Errh..saya ini nggak setuju kalau anak itu harus merawat orangtuanya ketika tua nanti. Menurut saya, setiap orang harus bisa survive atas dirinya sendiri. Tanpa mengharap anak merawat diri mereka.

    Anak itu ketika dewasa, sudah wajib jadi khalifah buat dirinya sendiri dan anak istrinya. Urusan itu sudah cukup menyita waktu, jangan ditambahi keharusan mengurus orangtuanya.
    Ya boleh aja mengurus orangtuanya, tetapi jangan sampai ia memprioritaskan merawat orangtuanya dulu, lalu ia menelantarkan anak istrinya. (Saya ngomong gini setelah kemaren denger ceramahnya ustadz.)

    Memang mendoakan orang tua itu amal jariyah. Ya betul kalo gitu, ini kesempatan orang tua untuk ngajarin anak mereka supaya selalu doain orangtuanya seumur hidup anak ini (sebetulnya inilah yangbdimaksud dengan investasi). Tapi jangan orang tua itu jadi ngambek kalo anak itu ternyata akhirnya gak doain orangtuanya. Anak itu akhirnya jadi bertakwa atau akhirnya jadi khilaf, itu sudah terjadi atas izin Allah. Orang tua cuman bertugas berikhtiar alias mengajari anaknya untuk berdoa, tapi hasil akhirnya ya tergantung keputusan Allah. Ya namanya juga investasi, hasil akhirnya gak selalu berupa untung. Tapi kalau nggak berinvestasi, hasilnya sudah pasti rugi waktu.

    ReplyDelete
  15. Anak investasi anak memang menurutku kurang tepat, seolah-olah anak lahir untuk menopang kehidupan orang tuanya.

    ReplyDelete
  16. Ya ampuuunn baru tau kalao Mas ihwan ini suaminya mbak Ivon. Duh pengen bener papanya Riyadh melek medsos dan blog gini. Lol.

    Somehow anak adalah investasi orangtua ada benernya dalam agama. Kita bisa masuk syurga juga neraka karena anak. Jadi, didik anak sebaik munkin yak. Kalau soal ekonomi, aku sendiri gak pernah bErpikiran balas jasa. Aku malah pengen di hari tua nanti tidak menyusahkan anak. Mudah2an ya kita sll diberi kesehatan dan kemampuan merawat dan mendidik anak sesuai ajaran agama. Aamii.

    ReplyDelete
  17. Hihi.. kok sama sih mas, nontonnya si Sascha? Jadi buat hiburan gitu kalo nonton dia..

    ReplyDelete
  18. Astaga... kasihan anaknya. Sascha itu satire atau sungguhan?

    ReplyDelete
  19. terima kasih utk sharingnya.. sangat bermanfaat buat keluarga kmi .

    ReplyDelete
  20. Betul banget, motof ekonomi terkadang orang tua tak sadar mengeksplotasi anaknya. Salah satu yang paling gampak adalah berupaya menjadi model atau bintang iklan yang dianggap banyak menghasilkan. Terima kasih untuk 3 poninnya.

    ReplyDelete
  21. Jadi ingat anak waktu TK diminta jadi model iklan susu. Aku santai aja pas anakku nggak mau. Lah bukan aku yg ngerjain nantinya tapi adalah anakku. Nggak mau akh maksa anak. Kalau bukan dari keinginannya. Anak adalah investasi akherat. Tetapi nggak boleh juga berharap pada anak yang sifatnya material.

    ReplyDelete
  22. Aku selesai baca ini dari awal sampai selesai. Bener banget soal orang tua tuh sering jadiin anak investasi. Nanti, di ujung, anak diminta untuk membalas budi orang tua yang katanya ga akan pernah lunas walaupun mau dibayar sebanyak apapun. Aku berharap ga jadi orang tua seperti itu, semoga ikhlasnya menetap sampai lamaaaa

    ReplyDelete
  23. Jangan memaksakan kehendak kita sebagai orangtua kepada anak ya. Jangan jadiin anak investasi, terkadang melihat sekeliking banyak yg menginginkan anak begini begitu, tapi anaknya gamau. Saya memilih bebaskan anak memilih saya, yg penting tetap dalam bimbingan.
    Banyak anak banyak rezeki aku juga ga setuju, karena sekarang ini biaya pendidikan makin mahal banget.

    ReplyDelete
  24. You Tube menjadi sedemikian fenomen . . . terma kasih infonya. Anak SDM masa depan semoga putera dan puteri kita berfaat di dunia dan di akhir menjadi penolong kedua org tua nya

    ReplyDelete
  25. sekarang emang masih jaman ya banyak anak? mo kawin aja pake mikir2 hahahahah ...

    ReplyDelete
  26. Ah aku sedih klo inget biaya pendidikan disini setiap thnnya semakin meningkat. Apalagi utk sekolah2 oke. Thn ini saatnya daftarin krucil
    Kecil masuk SD. Dan hrgnya jauh banget naiknya dibanding waktu kakaknya masuk. Hiks

    ReplyDelete
  27. Wow! Sama mas, sependapat. Sekarang mau nambah anak gabisa seenteng dulu. Perlu mikir biaya ini itu, esp biaya pendidikan.

    ReplyDelete
  28. Tulisannya nyentil banget mas. Memang benar mempunyai anak bukanlah hal mudah merawat dr kecil, memperhatikan pendidikanny dll. Kuncinya kita hrus ikhlas agar krna bagaimanapun anak adalah titipan yg hrus kita jga sebaik mungkin

    ReplyDelete

Popular Posts