Oeklam-Oeklam Heritage nang Kajoetangan


oeklam-oeklam heritage nang kajoetangan


Setiap kota pasti memiliki kawasan heritage, begitu juga dengan Kota Malang. Kawasan heritage memiliki nilai sejarah yang tinggi dan dapat dinikmati hingga saat ini. Nilai sejarah yang terkandung merupakan sebuah keunikan dan karakter khas pada kawasan heritage. Keunikan dan karakter kawasan heritage tersebut berkaitan dengan sejarah perkembangan fisik sebuah kota.

Di Malang ada beberapa kawasan heritage yang masih bisa kita lihat dan nikmati, salah satunya adalah kawasan Kayutangan yang dulu dikenal sebagai Kajoetangan Straat. Kawasan Kayutangan sekarang berubah nama menjadi Jl. Jendral Basuki Rahmat, namun generasi tua masih banyak yang menyebutnya Kayutangan.
Namun sayangnya kawasan Kayutangan sekarang ini lebih dikenal sebagai sentra bisnis, di sepanjang jalan Basuki Rahmat mulai dari Hotel Richie hingga Kantor PLN Kota Malang lebih banyak didominasi oleh toko-toko. Beberapa bangunan kuno yang memiliki nilai sejarah bahkan sudah ada yang direnovasi, padahal setiap bangunan itu memiliki nilai sejarah dan artistik Belanda yang sangat berharga.

Oeklam-Oeklam Heritage nang Kajoetangan


oeklam-oeklam heritage nang kajoetangan


Berangkat dari situlah, Komunitas Malang Raya Heritage berinisiatif menyelenggarakan sebuah event bertajuk Oeklam-Oeklam Heritage nang Kajoetangan. Event wisata heritage ini digelar dari tanggal 30-31 Agustus 2019 di sepanjang Jalan Basuki Rahmat, tepatnya mulai dari Hotel Richie hingga Persimpangan Raja Bali. FYI, Oeklam-Oeklam itu diambil dari bahasa Walikan yang artinya jalan-jalan (mlaku-mlaku).
Oeklam-Oeklam Heritage nang Kajoetangan dibagi menjadi 4 Zona yang memiliki keunikan tersendiri.  Zona 1 khusus kawasan yang akan menggelar pameran foto dan lukisan heritage. Zona ini berlokasi di kawasan depan gedung Bank BNI. Lalu Zona 2 yang menggelar pertunjukan layar tancap yang memutar film-film zaman dahulu dan film sekarang yang bertema kemerdaan dan pahlawan. Zona ini berada di kawasan depan UOB Bank.



Kampung Heritage Kayutangan ditunjuk sebagai Zona 3 sebagai zona utama acara ini. Di zona tersebut, pengunjung acara bisa menelusuri peninggalan-peninggalan budaya dan sejarah Kayutangan di masa lalu. Sementara, ada talkshow di Zona 4 yang dipusatkan di DiLo Telkom.
Selain empat zona menarik tersebut, ada pula kegiatan lainnya yang nggak kalah menarik. Ada acara bedah buku dan lomba Agustusan yang dipusatkan di depan gedung Gramedia Kayutangan. Di depan Hotel Richie pun juga ada gelaran yang tak kalah menariknya, yakni Open Kitchen dan pertunjukan musik dari Museum Musik Indonesia (MMI).
Kera Ngalam juga bisa menikmati secangkir kopi sebentar di Sarinah Mall. Tersedia berbagai macam kopi lawas, atau kopi-kopi yang asli Malang. Cocok neh buat para penggemar kopi. Terakhir, terdapat pameran benda lawas di Hotel Pelangi yang merupakan salah satu hotel heritage di Malang.

Kayutangan sebagai Ibu Kota Malang Raya Heritage

oeklam-oeklam heritage nang kajoetangan


Dalam pembukaan event budaya Oeklam-Oeklam Heritage nang Kajoetangan Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji dan Wali Kota Batu Dra. Dewanti Rumpoko M.Si mendeklarasikan koridor Kayutangan sebagai ibu kota Malang Raya Heritage.
Inisiator Oeklam-Oeklam Heritage Kajoetangan, Imawan Mashuri mengapresiasi seluruh komponen masyarakat yang berpartisipasi menyukseskan acara tersebut. Hal ini dikatakannya sebagai salah satu wujud dari komitmen melestarikan warisan budaya Malang Raya.
Ia mengatakan Kayutangan sangat layak menjadi pusat kota alias Downtown Malang Raya. “Kawasan Kayutangan posisinya sangat strategis. Secara geografis berada di tengah Malang Raya. Kayutangan merupakan satu-satunya nama di dunia yang tidak memiliki nama kembaran lain,” urai tokoh pers ini.
Selain itu, koridornya yang cukup panjang hingga semua fisik arsitektur bangunan cagar budaya yang cukup lengkap. Apalagi ditunjang wisata Kampung Heritage. Inilah yang dinilai Imawan tidak boleh disia-siakan seluruh warga Malang Raya.

oeklam-oeklam heritage nang kajoetangan


Saya pribadi setuju banget jika kawasan Kayutangan bisa menjadi icon wisata kota Malang. Jujur saja saya kadang iri dengan kota-kota lain yang sudah lebih dulu menjadikan kawasan heritage sebagai cagar budaya sekaligus icon wisata seperti Kota Tua di Jakarta dan Semarang. Saya berharap program Pemkot ini bisa dilaksanakan dengan maksimal tentunya dengan dukungan semua elemen masyarakat Malang.

Menikmati Wisata Tempoe Doeloe di UUHK


oeklam-oeklam heritage nang kajoetangan


Di Malang sebenarnya sudah pernah diadakan event wisata bertema tempo dulu bahkan pernah menjadi event tahunan kota Malang, salah satunya Malang Tempoe Doeloe yang diadakan di sepanjang jalan Idjen Boulevard. Namun acara tersebut sudah lama tidak diadakan, ada beberapa pertimbangan salah satunya adalah event MTD selalu menyisakan sampah yang menggunung dan rusakanya taman-taman kota di Idjen Boulevard.
Nah kehadiran Oeklam-Oeklam Heritage nang Kajoetangan ini menjadi pengobat rindu warga Malang akan event bertema tempo dulu. Kera Ngalam selain bisa berfoto-foto dengan objek tempo dulu juga bisa menikmati aneka kuliner jadul seperti Gulali, Roti Belanda, Berondong Londo, Sinom hingga Gula Kapuk atau Arbanat (Rambut Nenek).

oeklam-oeklam heritage nang kajoetangan



oeklam-oeklam heritage nang kajoetangan


Namun panitia UUHK menuturkan Konsep UUHK beda dengan tempo dulu. UUHK ingin membangun lingkungan di Kayutangan, yang terdiri dari 3 pilar pariwisata yg harus diperkuat antara lain:
1. Pilar lingkungan dengan branding KayoeTangan sebagai CityWalk dengan artisnya adalah bagunan-bangunan Heritage yang ada di pertokoan dan Kampoeng KayoeTangan serta penerapan Sapta Pesona Lingkungan.
2. Pilar Culture/Budaya, harus disosialisasikan budaya nGalam asli yang ramah, welcome dengan wisatawan di lingkungan KayoeTangan dll.
3. Pilar ekonomi, dengan banyaknya wisatawan yg datang di KayoeTangan warga harus bisa menangkap peluang ini untuk memutar ekonomi riel-nya dengan menjual souvenir, mengembangkan kuliner, membuka guest house/pondok  wisata di Kampung KayoeTangan sehingga warga memperoleh nilai tambah dari sisi ekonomi dengan adanya Branding UUHK. Dengan demikian kesinambungan branding UUHK bisa terjaga.


Keluarga Biru datang dua kali ke acara Oeklam-Oeklam Heritage nang Kajoetangan ini. Ribuan warga Malang dan sekitarnya tumpek blek di sepanjang jalan Basuki Rahmat mulai dari sore hingga malam hari. Mas Aiman dan Adek Aira mencoba jajanan tradisional seperti Rambut Nenek dan es krim jadul. Di hari pertama ada pemutaran film Wage Wage (2017) adalah sebuah film bergenre drama epic yang menceritakan tentang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya yaitu Wage Rudolf Soepratman. Tak ketinggalan juga kami berfoto di photobooth yang disediakan oleh panitia di beberapa spot.



oeklam-oeklam heritage nang kajoetangan

oeklam-oeklam heritage nang kajoetangan


Oke itulah cerita Keluarga Biru mendatangi event Oeklam-Oeklam Heritage nang Kajoetangan. Semoga event budaya ini bisa menjadi event tahunan yang menarik banyak pengunjung, termasuk wisatawan dari luar kota Malang. Jangan lupa juga tonton vlog kami ya di channel Keluarga Biru.


19 comments

  1. Wah datang ke Oeklam-Oeklam Heritage nang Kajoetangan ini dua kali nih ya. Bagus banget nih memang acaranya

    ReplyDelete
  2. Oeklam-Oeklam Heritage nang Kajoetangan ini memang membuat kita seakan akan berada di tempo dahulu ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mulai dari atmosfer, makanan, alat musik hingga mainan.

      Delete
  3. Jadi penasaran nih Mbak sama vlog saat Oeklam-Oeklam Heritage nang Kajoetangan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Langsung aja cuzz ke vlog kami, jangan lupa subscribe ya :-)

      Delete
  4. Waini, jadi makin kangen main ke Malang, ada spot baru yang harus dikunjungi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mas monggo main ke Malang, terutama di kawasan Kayutangan.

      Delete
  5. Malang juga gak kalah dari kota2 lain lho mas hehe, bahkan kota2 lain juga patut memcontoh lho kegiatan2 di Malang. Keren dan tentunya sangat mengedukasi. Makasih udah berbagi yah keluarga biru :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah Mas kalo gitu, harapan saya sih sebagai warga Malang semakin banyak objek wisata dan agenda wisata tahunan yg memikat wisatawan.

      Delete
  6. Jadi pengen ke malang lagi. Udah lama sejak terakhirkali ke sana. Kangen suasana malang deh

    ReplyDelete
  7. Keren banget buat wisata keluarga ya. Semoga di Bekasi juga ada festival budaya kayak gini, jadi bisa mengenalkan budaya lokal ke anak-anak.

    ReplyDelete
  8. Mmpir ah ke youtubenya, baca tulisannya aja aku udh penasaran hehehehe

    ReplyDelete
  9. Malang makin banyak acara-acara menariknya ya
    Bener-bener kaya potensi wisata nih
    Jadi pengen liburan ke Malang deh aku
    Btw sukaaa lihat Aiman, ekspresif banget dia difoto ya

    ReplyDelete
  10. Pada akhirnya, saya rasa Oeklam Oeklam Nang Kayutangan ini adalah pasar malam dengan stand-stand tematik yang diselenggarakan di Jalan Basuki Rahmat.

    ReplyDelete
  11. Seru banget acaranya. Walaupun event sudah selesai, boleh nih saya mampir ke sekitara Kajoetangan kalau ke Malang.

    Btw, tadinya saya bingung, apa itu oeklam oeklam. Eeehhh beneran bahasa Walikan khas anak Ngalam.

    ReplyDelete
  12. Oeklam-Oeklam Heritage nang Kajoetangan ini event sementara atau memang tempat tetap Mas ?? Kalau main ke Malang lebih fokus ke wisata alamnya soalnya (hehehe)

    ReplyDelete
  13. naksir jajanan masa kecil yang di kaleng kerupuk (apa sih itu?) trus ada gulali dicetak gambar ikan-ikan. Ada yang bentuk burung trus dicobain tiup sama abangnya? hihi....

    ReplyDelete
  14. Lihat wisata tempo doeloe pasti seru ya mas. Aku jadi pengen main ke Malang lagi.

    ReplyDelete

Popular Posts