7 Kesalahan Korban Perselingkuhan

7 Kesalahan Korban Perselingkuhan


Belakangan ini kita dikejutkan dengan kasus perselingkuhan artis Indonesia yang heboh mulai dari penyanyi lagu hits Surat Cinta untuk Starla yaitu Virgoun hingga yang terbaru pesinetron Fandy Christian. Yang menjadi korban perselingkuhan tentu saja keluarga yaitu istri dan anak-anak mereka. Inara Rusli dan Dahlian Poland mengambil langkah yang sangat berani dengan mengungkapkan perselingkuhan suami mereka ke publik. Mereka mengupload bukti-bukti perselingkuhan suami mereka ke media sosial.

Simpati pun berdatangan untuk mereka berdua. Netizen tidak habis pikir dengan ulah Virgoun dan Fandy Christian yang sudah menyia-nyiakan istri yang sudah berkorban banyak demi kebahagiaan rumah tangga mereka. Dalam salah satu unggahan IGS-nya, Inara Rusli mengupload surat perjanjian yang dibuat Virgoun ketahuan berselingkuh. Inara menutupi perselingkuhan Virgoun selama bertahun-tahun dengan harapan suaminya bertaubat namun kenyataannya Virgoun malah mengulanginya berkali-kali.

Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, Inara kemudian mendapatkan somasi dari Tenri Ajeng Anisa yang merasa namanya dicemarkan. Dia meminta Inara memberikan bukti bahwa dia dan Virgoun sudah melakukan perzinahan. Jika bukti itu tidak ada maka Tenri akan menuntut balik Inara dengan pasal laporan palsu. Bukan hanya itu saja, ibunda Virgoun juga ikut menyerang Inara di media sosial dengan membeberkan kesalahan-kesalahan Inara selama menjadi istri Virgoun.


7 Kesalahan Korban Perselingkuhan


Nah berkaca dari kasus perselingkuhan Virgoun di atas, maka kali ini Papa Biru akan sharing apa saja sih kesalahan yang biasanya dilakukan oleh korban perselingkuhan setelah mengetahui perselingkuhan pasangannya. Tulisan ini akan dibagi menjadi beberapa bagian agar lebih detail pembahasannya.


1.       Percaya bahwa pasangan akan berhenti selingkuh setelah sepakat atau berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Korban perselingkuhan seringkali naif dan bodoh sehingga menganggap pasangannya akan dengan mudah mutusin selingkuhannya begitu saja. Itu sebuah pemikiran yang indah namun sayangnya tidak realistis. Terkadang, korban perselingkuhan berharap bahwa pasangannya bisa berhenti begitu saja dan tanpa bantuan dari pihak luar. Tetapi kenyataannya untuk menyudahi perselingkuhan itu membutuhkan proses dan support system seperti keluarga besar, lingkungan dan tenaga profesional.

2.       Menuntut pasangan untuk kembali berkomitmen sepenuhnya pada pernikahan pada saat ketauan selingkuh. Meskipun pelaku selingkuh mau berjanji namun sebenarnya itu tidak ada artinya. Pasangan Anda mungkin bersungguh-sungguh namun dia tidak menyadari seberapa besar masalah yang sebenarnya yang dia alami. Selingkuh itu ibarat candu dan orang yang kecanduan tidak semudah itu berhenti. Peselingkuh yang terjerat secara emosional akan mengalami kesulitan untuk melepaskan diri.

3.       Memojokkan pasangan dengan perasaan bersalah. Pasangan kita tahu dan sadar kok kalau apa yang mereka lakukan itu salah bahkan mereka awalnya mengalami perang batin, meskipun kebanyakan mereka nggak akan mengakuinya di depan Anda. Memperlihatkan kesalahan mereka hanya akan membuat pasangan merasa terpojok dan justru membuat mereka semakin menjauh.

4.       Mengandalkan perubahan nomor telepon, alamat email dan akun media sosial tidaklah cukup untuk menghentikan perselingkuhan. Langkah ini boleh dilakukan namun jujur saja itu tidak cukup. Karena pasangan kita bisa dengan mudah membeli nomor telepon baru, membuat email dan akun media sosial baru agar bisa berkomunikasi lagi dengan selingkuhannya.

5.       Percaya bahwa Anda bisa menjaga dan menjauhkan pasangan dari godaan. Kebanyakan korban perselingkuhan yang masih ingin mempertahankan pernikahan akan berusaha semaksimal mungkin agar pasangannya aman dari godaan. Mungkin Anda akan mencoba mendampingi dan mengawasinya selama 24 jam bahkan kalau perlu seminggu penuh, tapi itu nggak mungkin. Kalian berdua punya aktivitas masing-masing. Bahkan walaupun kalian bekerja dalam satu kantor/tim pasti ada moment-moment dimana kalian harus melakukan aktivitas sendirian.

6.       Bersaing dengan pihak ketiga atau selingkuhan. Masalah tidak akan selesai dengan bersaing, bahkan Anda seharusnya sadar bahwa para pelakor dan pebinor itu tidak selevel dengan Anda. Pernikahan dan perselingkuhan adalah dua jenis hubungan yang sama sekali berbeda.

7.       Menjelekkan pihak ketiga atau selingkuhan. Kita nggak perlu buang-buang tenaga, waktu dan pikiran kita untuk menjatuhkan pihak ketiga dalam pernikahan kita. Apalagi jika dalam diri pasangan kita ada ambivalensi atau kembimbangan antara mempertahankan pernikahan atau pergi bersama selingkuhan, maka ini akan menyebabkan pasangan membela mati-matian selingkuhannya dan semakin menjauh. Dia malah akan memilih untuk mempertahankan hubungan yang salah dan tidak sehat.


7 Kesalahan Korban Perselingkuhan


Dari 7 point yang sudah Papa Biru tulis di atas maka bisa ditarik kesimpulan bahwa proses pemulihan dalam pernikahan yang terkena dampak perilaku yang tidak sehat dalam hal ini adalah perselingkuhan itu membutuhkan waktu, dukungan, dan bantuan ahli. Memiliki harapan yang tidak realistis dan menuntut janji dari pasangan secara instan tidaklah cukup. Hal yang lebih penting adalah memperbaiki hubungan secara bertahap dan mendukung pasangan dalam proses penyembuhan mereka. Selain itu juga dibutuhkan pendekatan yang realistis dan kerja sama antara pasangan. Hal-hal seperti mengandalkan teknologi untuk memastikan kesetiaan pasangan, bersaing dengan pihak ketiga, atau menjelekkan pihak ketiga tidak akan membantu memperbaiki hubungan.

Oke Gengs Biru, untuk kali ini 7 poin saja dulu ya. Yang perlu digaris bawahi adalah keputusan untuk mempertahankan atau menyudahi pernikahan yang terkena kasus perselingkuhan sepenuhnya ada di tangan Anda dan pasangan. Kunci utama adalah komitmen dari pasangan yang berselingkuh dan kepercayaan dari korban perselingkuhan. Kepercayaan itu didapatkan bukan diberikan. Kepercayaan didapatkan bukan dengan banyaknya perkataan atau janji melainkan kesesuaian antara perkataan dan perbuatan.

 

 

No comments

Popular Posts