3 Wisata Seru di Sumatera Selatan

3 Wisata Seru di Sumatera Selatan (sumber foto: www.jtravelclub.com)


Saya dan istri memiliki keinginan untuk bisa mengelilingi Indonesia, mengunjungi objek-objek wisata yang menarik, mencoba aneka kuliner nusantara dan mempelajari sejarah dan budaya di setiap provinsi. Salah satu propinsi yang ingin kami kunjungi adalah Sumatera Selatan yang memiliki ibukota Palembang.

Kebetulan saya memiliki sahabat yang asli wong Palembang yaitu Haryadi Yansyah yang akrab dipanggil Yayan. Kami sudah berteman sejak awal mula ngeblog di platform blog yang kini sudah almarhum. Setelah itu kami berdua melanjutkan aktivitas ngeblog di platform lain. Meskipun berbeda platform namun persahabatan di antara kami tetap terjalin hingga sekarang.
Kami sama-sama memiliki keinginan untuk suatu saat bisa kopi darat alias kopi darat. Apalagi di blognya yaitu Omnduut, Yayan seringkali menulis pengalaman traveling dan kuliner di Palembang. Dari tulisan-tulisannya saya sedikit banyak mengetahui wajah asli Sumatera Selatan, khususnya Palembang. Diam-diam saya menuliskan sebuah impian bahwa kelak saya bersama keluarga tercinta harus mengunjungi Sumatera Selatan. Saya pun sudah memiliki gambaran, apa saja yang akan kami lakukan bila nanti mendapatkan kesempatan mengunjungi Sumatera Selatan.

3 Wisata Seru di Sumatera Selatan


Wisata Kuliner



Perkenalan saya dengan Sumatera Selatan berawal dari makanan khas Palembang yaitu pempek. Saya termasuk orang yang agak parno jika diajak mencicipi makanan yang sama sekali belum pernah saya rasakan sebelumnya. Takut rasanya nggak cocok di lidah, takut ntar nggak enak dan rasa takut lainnya. Itu pula yang rasakan ketika pertama kali mencicipi pempek yang dipesan Mama Ivon ketika kami sedang wisata kuliner di sebuah pusat kuliner di Malang.
Gigitan pertama langsung membuat indera pengecap di lidah menerka-nerka, terbuat dari apa pempek ini. Disusul kemudian dengan sensasi rasa pedas-pedas kecut saat saus cukonya saya seruput.
Hmm enak juga neh ternyata neh makanan. Saya pun kemudian mengambil satu lagi sepotong pempek dari piring tapi Mama Ivon keburu mencegah.
“Eh-eh, kalau nyicipi itu ya cukup sekali. Ini kok malah mau ambil lagi??”
“Habis enak sih Ma, apalagi saus cuko pedasnya itu bikin lidah menari-nari.”
“Sanaa, pesen sendiri. Enak aja main embat milikku.”

Sejak saat itu saya pun jatuh cinta pada pempek. Kalau lagi bosen makan nasi atau makanan lokal Malang saya akan memilih pempek sebagai menu alternatif. Bahkan kami sudah mencicipi pempek dari beberapa penjual di Malang, sampai-sampai saya bikin tulisan tentang Wisata Kuliner Palembang di Malang.



Walaupun sudah merasakan pempek dari beberapa penjual di Malang namun terbersit keinginnan untuk bisa merasakan pempek langsung di Palembang. Apalagi saya pernah makan pempek yang teksturnya agak keras (alot) , bikin gigi saya linu mengunyahnya. Mungkin karena kebanyakan sagunya. Nah kalau makan pempek di Palembang pasti rasanya lebih nendang dan nggak alot teksturnya. Apalagi jika makannya di atas Jembatan Ampera yang legendaris itu, wiih makin sempurna deh pengalaman wisata kulinernya.
Eiit tunggu dulu, kuliner di Sumatera Selatan nggak hanya pempek lhoo. Saya juga ingin mencicipi durian Palembang yang buahnya besar-besar dan rasanya maknyuzz. Ini gara-gara saya melihat tulisan salah satu travel blogger femes Om Cumilebay saat pesta durian di Pasar Kuto, Palembang. Jadi ngiler abies deh liat Om Cumi dan para travel blogger lainnya menikmati  durian segitu banyaknya. Pokoknya kalau saya ke Sumatera Selatan kudu wiskul juga di Pasar Kuto.



Pesta Durian di Pasar Kuto (foto: www.cumilebay.com)


Wisata Religi

Keberadaan tempat-tempat ibadah bukan hanya menjadi tempat bagi kita untuk beribadah. Kini banyak sekali tempat peribadatan yang menjadi objek wisata dikarenakan keindahan arsitekturnya maupun nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.
Palembang memiliki beberapa objek wisata religi Islam yang sayang sekali jika dilewatkan, misalnya Masjid Agung Palembang dan Masjid Cheng Ho Palembang. Tapi kalau saya pribadi ingin sekali mengunjungi Bait Al-Quran Al Akbar dan Kampung Al-Munawar.
Bait Al-Quran Al Akbar adalah sebuah Al-Quran ukir raksasa yang terdapat di Pesantren Al-Ikhaniyah, Gandus. Pembangunan Al-Quran ukir raksasa ini diprakarsai salah satunya oleh Ustad Syofwatillah Mohzaib pada tanggal 10 Romadhon 1422 H/2002M. Tepat pada 1 Muharram 1423/15 Maret 2002 satu (1)  lembar Ukiran yang telah dibuat  yaitu Surah Al-Fatihah telah dibuat dan pamerkan pada acara peringatan tahun baru Islam. Ukrian Al Qur’an ini baru selesai pada akhir tahun 2008. Ukiran Al Qur’an raksasa ini baru diluncurkan di Masjid Agung Palembang pada hari Kamis 14 Mei 2009.

Bait Al-Quran Al Akbar (sumber foto: www.omnduut.com)

Di dalam Bait Al-Quran Al Akbar terdapat 315 potongan papan tembesu berukuran 177 x 140 dengan tebal 2,5 cm.  Di kedua sisinya diukir sehingga jumlah halamannya menjadi 630 halaman sehingga mampu memuat 30 juz Al-Quran. Pembuatannya menghabiskan kurang lebih 40 meter kubik kayu tembesu.Nggak heran jika pembuatan memakan waktu hingga 7 tahun dan menghabiskan dana sebesar 2 miliar rupiah.

Bait Al-Quran Al Akbar (sumber foto: www.omnduut.com)
Ayat-ayat Al-Quran diukir dengan indah sekali di setiap papan Bait Al-Quran Al Akbar ini dan ditata sedemikian baiknya sehingga kita bisa melihat setiap halaman tanpa terlewat satupun. Di malam hari keindahan ukirannya makin memikat karena disorot lampu berwarna-warni. Berjalan di labirin Bait Al-Quran Al Akbar tidak hanya akan membuat kita terpesona pada keindahannya namun juga kebesaran Kalamullah. Tak heran jika Bait Al-Quran Al Akbar masuk rekor MURI dan menarik banyak sekali wisatawan, baik itu domestik maupun mancanegara.

Sedangkan Kampung Al-Munawar merupakan sebuah perkampung Arab yang terletak di 13 Ulu Palembang. Di sini, terdapat deretan rumah-rumah tua yang berusia lebih dari 300 tahun dengan kayu-kayu ulin yang masih kokoh menyangga. Saya melihat di internet bangunan rumah kayu di Kampung Al-Munawar ini memang bagus sekali sebagai objek fotografi, kesan vintagenya kuat banget. Kalau anak gaol zaman sekarang bilangnya: instagramable.

Kampung Al-Munawar (sumber foto: www.omnduut.com)
Asal usul Kampung Arab Al-Munawar tak terlepas dari peran Pemerintah Belanda yang pada ratusan tahun silam, sekitar 1825, melakukan pendekatan terhadap etnis Arab, dengan menunjuk seorang pemimpin yang diberi pangkat Kapten. Kapten Arab terakhir di sini bernama Ahmad Al-Munawar yang wafat pada tahun 1970.
Selain keunikan bangunannya, di Kampung Al-Munawar juga ada sebuah Al-Quran tinta emas! Maksud dari tinta emans ini bukan berarti semua ayatnya ditulis menggunakan tinta emas, hanya di beberapa bagian dilapisi dengan emas. Tidak sembaran orang bisa melihat Al-Quran tua ini, harus ada izin khusus untuk melihatnya. Wajar memang, mengingat nilai historisnya yang tinggi.


Al-Quran Tinta Emas (sumber foto: www.omnduut.com)
Lokasi Kampung Al-Munawar juga sangat strategis yaitu berada di tepian Sungai Musi. Jadi tempatnya mudah sekali dijangkau bukan. Oh iya, salah satu rumah di Kampung Al-Munawar ini juga pernah dipakai sebagai lokasi syuting film Ada Surga di Rumahmu. Emang keren banget ya kampung yang satu ini.

Wisata Sejarah


Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, Palembang memiliki banyak sekali latar belakang sejarah. Nah jika kita ke Sumatera Selatan jangan lupa untuk mengeksplorasi objek-objek wisata sejarah seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badarudin II, Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), Museum Balaputra Dewa, Bukit Siguntang, Kampung Kapitan dan masih banyak lagi lainnya.
Dari semua objek wisata sejarah di atas, saya penginnya ke Jembatan Ampera. Ya iyalah secara jembatan yang membelah Sungai Musi ini merupakan ikon kota Palembang. Jangan ngaku-ngaku ke Palembang kalau belum narsis bin selfie di Jembatan Ampera.


Jembatan Ampera (sumber foto: www.wikipedia.org)

Jembatan yang dibangun sejak bulan April 1962 ini jembatan ini, semula dinamakan Jembatan Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi.
Jembatan Ampera memiliki keistimewaan yaitu bagian tengah dan bagian belakang dan bagian depan badan jembatan ini bisa diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat di bawahnya tidak tersangkut badan jembatan. Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis, dua bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton di dua menaranya. Kecepatan pengangkatannya sekitar 10 meter per menit dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan selama 30 menit.


Jembatan Ampera (sumber foto: www.haiindonesia.tumblr.com)
Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi Sungai Musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan Ampera hanya sembilan meter dari permukaan air sungai. Namun sayang sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya.

Jika ke Sumatera Selatan, saya ingin bisa menikmati pemandangan dari atas Jembatan Ampera baik itu di siang maupun malam hari. Melihat kesibukan para nelayan di Sungai Musi, mengagumi kemegahan dan keindahan arsitektur Jembatan Ampera yang penuh nilai sejarah. Tentu saja tak lupa sambil menikmati pempek asli Palembang dan berfoto selfie bersama keluarga tercinta dan Yayan dengan latar belakang Jembatan Ampera.

Jembatan Ampera (sumber foto: www.wikipedia.org)
Itulah 3 wisata seru di Sumatera Selatan yang ingin saya lakukan bersama keluarga tercinta jika mendapatkan kesempatan mengunjungi propinsi Sumatera Selatan. Semoga Allah mendengar doa dan impian kami ini. Semoga ada jalan dan rezeki bagi kami untuk menginjakkan kaki di Bumi Sriwijaya yang penuh pesona.



 Tulisan ini diikutkan dalam lomba blog "Wonderful Sriwijaya"


14 comments

  1. Palembang memang memesona. Semoga tercapai berwisata ke Palembang ya Wan :)

    ReplyDelete
  2. Wah aq baru tahu yg bait Al Quran Al Akbar.thanks infonya mas

    ReplyDelete
  3. Wah keren mas, semoga saya bisa ke Palembang dan Keliling Indonesia juga. Aamiin. Semoga harapan kita terkabul mas. Aamiin

    ReplyDelete
  4. semoga keluarga biru sampai ke sumsel, makan kapal selam dari Ampera :)

    ReplyDelete
  5. Aku pengen banget bisa makan pempek langsung di tepi Sungai Musi sambil ngeliatin Jembatan Ampera....

    ReplyDelete
  6. Aku pengen banget bisa makan pempek langsung di tepi Sungai Musi sambil ngeliatin Jembatan Ampera....

    ReplyDelete
  7. InsyAllah....maret menapakkan kaki di Bumi Sriwijaya...terimakasih referensi nya..

    ReplyDelete
  8. Pempek asli palembang itu endang bambang pak, g tipu2 deh. Dimakan g pake digoreng dulu aja enak pak, apalagi digoreng, sedaaap

    ReplyDelete
  9. Aq udh pernah lewat di Ampera, Wan.... iya ya klo bisa naik turun lagi jembatannya bisa jadi daya tarik tersendiri kali. Tapi bikin macet juga yaaa ;)

    ReplyDelete
  10. Aq udh pernah lewat di Ampera, Wan.... iya ya klo bisa naik turun lagi jembatannya bisa jadi daya tarik tersendiri kali. Tapi bikin macet juga yaaa ;)

    ReplyDelete
  11. Aku udah 3 kali ke Palembang
    Tapi masih saja merindu dan pengen balik kesana lagi

    Semoga menang ya, Wan

    ReplyDelete
  12. Its deh. Tak doain menang, Wan :D

    ReplyDelete
  13. Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai "3 Wisata Seru di Sumatera Selatan".
    Indonesia memang mempunyai berbagai tempat wisata yang menarik

    Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai Pariwisata Indonesia yang bisa anda kunjungi di Informasi Seputar Pariwisata

    ReplyDelete

Popular Posts